Rabu, 22 April 2020

Ini Alasan RI Belum Produksi Ventilator Buat Pasien Corona

Produsen mobil di berbagai negara telah bergerak memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator secara massal demi membantu menangani pandemi virus Corona (COVID-19). Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Ford yang tengah membuat 50.000 ventilator sederhana untuk pasien virus corona dalam waktu 100 hari.
Rencananya Ford bakal terus melakukan produksi ventilator hingga produksinya mencapai 30.000 unit per bulan. Produsen mobil lain juga telah berjanji untuk membantu pembuatan ventilator dalam skala besar mulai dari General Motors (GM), Dyson hingga Tesla.

Bagaimana dengan Indonesia? Kenapa sampai saat ini belum ada satu pun produsen mobil yang mengumumkan kesiapannya untuk memproduksi ventilator?

Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan alasan Indonesia belum siap untuk memproduksi ventilator. Alasan utamanya karena sejauh ini memang belum ada cetak biru (blueprint) dari pembuatan ventilator tersebut.

"Di Indonesia tidak ada blueprint. Karena tidak ada industri sama sekali yang sudah memproduksi ventilator tersebut di sini, belum ada 1 pun Industri dalam negeri yang memproduksi ventilator," ujar Agus dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/4/2020).

Selanjutnya terkait ketersediaan bahan baku. Indonesia disebut masih terbatas terkait bahan baku, sehingga banyak produsen mobil yang masih maju mundur terkait produksi massal ventilator ini.

"Nah, bahan baku ini juga, kalau di AS itu mereka dibantu untuk memproduksi ventilator sehingga memang wajar saja mereka bisa secara cepat memproduksi ventilator secara masif. Ini tentu kondisinya berbeda sekali dengan apa yang dialami oleh industri yang ada di Indonesia secara umum," sambungnya.

Meski begitu, Agus optimistis Indonesia siap memproduksi ventilator secara massal mulai Mei 2020 mendatang dengan skala hingga 12.000 unit/bulan.

"Kita bisa optimis bahwa pada bulan Mei nanti mungkin sudah ada ventilator-ventilator yang diproduksi oleh anak-anak bangsa yang jumlahnya cukup lumayan bisa rata-rata perbulan sekitar 12.000 ribu unit baik itu low grade hingga high grade," tutupnya.

Kapan RI Siap Produksi Ventilator Sendiri?

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis Indonesia siap memproduksi ventilator dalam skala masif mulai Mei 2020 mendatang. Tak tanggung-tanggung ia yakin Indonesia mampu memproduksi sebanyak 12.000 unit ventilator setiap bulannya mulai dari kualitas low grade hingga high grade.
"Kita bisa optimis bahwa pada bulan Mei nanti mungkin sudah ada ventilator-ventilator yang diproduksi oleh anak-anak bangsa yang jumlahnya cukup lumayan bisa rata-rata perbulan sekitar 12.000 ribu unit baik itu low grade hingga high grade," ujar Agus dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/4/2020).

Agus optimis karena saat ini setidaknya sudah ada setidaknya 4 mitra dari perguruan tinggi yang siap memproduksi ventilator. Keempat perguruan tinggi yang dimaksud adalah Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

"Kita lihat ada 4 kelompok paling tidak, yang menurut kami memang mempunyai kemungkinan sukses rationya tinggi dalam memproduksi ventilator," ungkapnya.

Lebih lanjut, Agus memaparkan jenis ventilator yang sedang dikembangkan oleh masing-masing perguruan tinggi tersebut beserta progres pengembangannya.

Pertama, Universitas Indonesia (UI) saat ini sedang mengembangkan jenis ventilator low cost ventilator (ventilator transport) berbasis sistem Pneumatic (Convent-20).

Dalam mengembangkan jenis ventilator itu, UI akan menggandeng 4 partner industri yang belum disebutkan. Untuk progresnya sendiri sudah masuk proses uji coba produk. Rencananya UI menyanggupi untuk produksi sebanyak 800 unit/bulan dan pertengahan April 2020 sudah bisa mulai diproduksi secara masif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar