Dalam blognya, Gates Notes, Bill Gates membahas berbagai hal soal pandemi corona dan upaya untuk mengatasinya. Salah satunya sang pendiri Microsoft membahas tentang kehebatan vaksin dalam menaklukkan suatu penyakit.
"Vaksin telah menyelamatkan lebih banyak nyawa dari alat lain dalam sejarah. Cacar yang dulunya membunuh jutaan orang setiap tahun, telah diberantas dengan vaksin," cetusnya.
Ia menambahkan bahwa vaksin memainkan peran kunci dalam menurunkan angka kematian dari 10 juta per tahun di tahun 2000 menjadi kurang dari 5 juta kematian per tahun pada saat ini. Maka ia yakin virus Corona pun hanya akan bisa ditaklukkan oleh vaksin.
"Satu-satunya cara untuk mengembalikan dunia seperti sebelum COVID-19 adalah vaksin yang sangat efektif yang mencegah penyakit tersebut," tulis suami Melinda ini.
Sayangnya, ia mengungkap, pengembangan vaksin melawan penyakit baru biasanya membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun. Sebab, banyak proses harus dijalani yang terdiri dari beberapa fase.
Fase pertama adalah membuat kandidat vaksin, lalu mengujinya ke hewan, menguji keamanannya ke sejumlah kecil orang berlanjut ke jumlah lebih banyak dan akhirnya ke jumlah besar orang. Tahap terakhir adalah persetujuan dari regulator lalu membangun pabriknya.
Waktu bisa dipersingkat, misalnya dengan secara paralel menguji vaksin dan mencicil pembangunan manufaktur. Nah, dalam wawancara terpisah dengan NBC News, Gates mengutarakan kabar baik bahwa pembuatan vaksin COVID-19 kemungkinan bisa dipercepat dari proses biasanya.
Perkembangan terkini menunjukkan vaksin Corona akan tersedia untuk publik hanya dalam waktu 18 sampai 24 bulan. "Para ilmuwan terbaik bekerja keras untuk ini," kata Gates.
"Faktanya, dalam beberapa minggu belakangan, saya melihat tanda-tanda bahwa kita mungkin akan menuju sisi optimistis dalam proyeksi tersebut," ujarnya.
Dijangkiti Corona, Harga Properti Ambyar
Pandemi Corona sudah menjangkiti seluruh sektor dunia usaha saat ini, tak terkecuali dengan industri properti. Melambatnya roda perekonomian yang membuat daya beli menurun menjadi penyebab industri properti lesu.
Pengamat Properti sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, kondisi industri properti bisa dilihat dari sisi harganya. Saat ini relatif harga properti terus mengalami penurunan.
"Dari sisi harga properti saat ini harga relatif sedang di bawah, koreksi terjadi. Tapi dari sisi konsumen tidak semua mereka akan membeli apalagi end user yang tergerus daya belinya," terangnya kepada detikcom, Minggu (26/4/2020).
Penurunan pembeli, terjadi dari segmen pembeli end user yang memang untuk kebutuhan hunian. Mereka cenderung memilih untuk menahan diri demi mengamankan pemenuhan kebutuhan hidupnya di tengah kondisi ekonomi yang terguncang akibat wabah COVID-19.
Pembeli dari segmen investor yang relatif masih memiliki daya beli. Namun itu pun relatif, tergantung dari psikologis investor.
Penurunan harga properti pun sudah terlihat dari data benchmark pasar perumahan Jabodebek-Banten. Menurut catatannya di kuartal I-2020 nilai penjualan perumahan di Jabodebek-Banten sudah turun 50,1%, sementara untuk apartemen diprediksi turun lebih dari 60%.
Penurunan tertinggi terjadi di wilayah Bekasi sebesar 56%, lalu diikuti oleh wilayah Bogor sebesar 55,3%, Depok 50,9%. Sementara penurunan paling rendah terjadi di Cilegon sebesar 27,2%.
Penurunan nilai penjualan terdalam diperkirakan terjadi di kuartal II-III. Harga properti diperkirakan turun hingga lebih dari 70%.
"Sampai akhir tahun diperkirakan turun di atas 60% dibandingkan tahun 2019," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar