Senin, 27 April 2020

Mengintip Porsi Anggaran Militer Kim Jong Un

Pimpinan Korea Utara yang otoriter Kim Jong Un sedang ramai jadi perbincangan seluruh dunia. Kim dikabarkan baru saja meninggal dunia, dia disebut meninggal karena gagal jantung.

Kim dan negaranya sangat terobsesi menguatkan militernya. Bahkan Korea Utara berada di peringkat No 1 di dunia dalam hal porsi belanja untuk kebutuhan militer terhadap produk domestik bruto (PDB) antara 2007-2017.

Menurut laporan Pengeluaran Militer Dunia dan Transfer Senjata Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tahun 2019 yang dilansir dari Yonhap News Agency, Minggu (26/4/2020), pengeluaran militer Korea Utara rata-rata sekitar US $ 3,6 miliar per tahun atau sekitar Rp 54 triliun (dalam kurs Rp 15 ribu).

Jumlahnya menyumbang 13,4 hingga 23,3% dari rata-rata PDB negara itu sebesar US$ 17 miliar selama periode tersebut atau sekitar Rp 255 triliun selama 7 tahun.

Sementara itu Oman yang bercokol pada urutan ke dua menghabiskan sekitar 12,1% dari PDB untuk militer. Kemudian, diikuti Arab Saudi dengan 9,3%.

Namun, apabila dibandingkan jumlahnya, pengeluaran militer tahunan Korea Utara lebih kecil daripada Korea Selatan.

Negara rivalnya ini menghabiskan US$ 34,8 miliar atau sekitar Rp 522 triliun untuk militer. Namun memang kalau dibandingkan dengan jumlah PDB, Korea Selatan cuma sebesar 2,6% pengeluaran militernya.

Kim juga mengembangkan senjata nuklir di negaranya, menurut sebuah laporan yang disusun Komite Sanksi Dewan Keamanan PBB untuk Korea Utara yang dilansir dari Reuters, Kim telah mencuri hingga US$ 2 miliar atau berkisar Rp 30 triliun untuk mengembangkan nuklirnya.

Peristiwa ini terjadi di pertengahan 2019 lalu, Korea Utara disebut telah menggunakan peretas alias hacker di dunia maya yang semakin canggih untuk mencuri dana dari lembaga keuangan dan pertukaran mata uang kripto demi menghasilkan pendapatan.

Sebagai pimpinan negara, Kim juga sangat kaya. Berapa total hartanya?

Dilansir dari celebritynetworth.com, Kim disebut-sebut memiliki kekayaan sebesar US$ 5 miliar. Kalau dikonversikan, jumlahnya sekitar Rp 75 triliun.

Hal ini berdasarkan pada laporan sebuah investigasi gabungan yang dilakukan Korea Selatan dan Amerika Serikat pada Maret 2013 lalu. Kedua intelejen negara ini telah menemukan aset dan rekening bank dikendalikan oleh Kim Jong-un dan keluarganya.

Aset-aset itu ditemukan di lebih dari 200 rekening bank asing yang berlokasi di seluruh dunia. Mulai dari Austria, Lichtenstein, Rusia, Singapura, China, Swiss, hingga Luksemburg.

Kim juga disebut memiliki 20 istana dan rumah-rumah besar yang tersebar di seluruh Korea Utara untuk keperluan pribadinya. Kim juga disebut memiliki 100 mobil mewah lebih, kebanyakan adalah mobil sport Eropa.

Dia juga dilaporkan memiliki satu jet pribadi dan kapal pesiar mewah. Kim juga disebut-sebut suka menghabiskan sebagian besar waktunya di sebuah pulau pribadi yang terletak di lepas pantai Korea Utara.

Gokil! Download Mobile Game Melonjak 75% Sejak Pandemi COVID-19

Persentase download mobile game melonjak 75% karena dampak COVID-19. Angka ini dibandingkan antara Q1 2020 dan Q1 2019.

Laporan Adjust mengatakan efek dari pandemi virus Corona ini membuat instalasi pada minggu terakhir Maret 2020 lebih banyak dua kali lipat (132%), dikomparasi dengan angka di tahun lalu.

Selain itu, waktu sesi bermain melonjak 47% menunjukkan pemain menghabiskan lebih banyak waktu. Temuan lain dalam laporan itu menyoroti permainan kasual, yang menyatakan bahwa aktivitas dalam genre ini telah mengalami peningkatan 15 persen antara pukul 12.00 hingga 16.00 sore. Sementara itu, game midcore memuncak pada pukul 13.00 siang.


"Di luar peningkatan instalasi dan sesi ini, laporan menunjukkan sedikit bukti yang menunjukkan bahwa ada perubahan mendasar dalam perilaku pengguna pasca-instalasi," kata co-founder Adjust dan chief technology officer Paul H. Muller.

Mengomentari data, firma keamanan aplikasi berbasis cloud, pendiri dan CEO AppSealing, James Sungmin Ahn mengatakan itu adalah angka yang sangat bagus untuk penerbit dan pengembang game.

"Namun, dengan basis pengguna yang meningkat untuk aplikasi game, ancaman dari peretas juga meningkat," ujarnya. Oleh sebab itu, developer game juga harus mengantisipasi hal tersebut. Demikian melansir Rocket Gamer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar