Produsen bir di Yorkshire, Inggris membuat inovasi agar industri bir berjalan dan kuda-kuda tetap sehat di tengah pandemi virus Corona. Seperti apa?
Bir tak lagi bisa dinikmati di restoran atau pub saat Inggris melakukan lockdown sejak 23 Maret. Tapi, bukan berarti pabrik bir tertua Yorkshire, Samuel Smith Brewery, di Tadcaster menyerah dengan setop beroperasi.
Dikutip Independent, pelanggan bir masih bisa menikmati karena Samuel Smith Brewey mengantarkan bir dengan kuda-kuda yang dimiliki oleh peternakan kuda yang berada di area yang sama, Angel & White Horse pub.
Kuda-kuda itu dikawal langsung oleh Manajer Samuel Smith Brewery, Simon Crook. Umumnya, kuda-kuda akan mengantar bir di sekitar Tadcaster selama lima kali dalam sepekan.
Rupanya, Crook tak cuma ingin menyelamatkan pabriknya, namun dia juga berharap langkah itu bisa membuat kuda-kuda yang ada tetap bugar. Selain itu, layanan pesan antar dengan kuda ini juga dimaksudkan untuk memberikan dukungan moral bagi warga di tengah kepanikan virus Corona.
Sejak ratusan tahun lalu, Inggris menjadi rumah bagi para produsen bir. Bir Inggris punya cita rasa yang khas dan jenis beragam termasuk brown ale, old ale, lager, dan burton ale.
Yorkshire menjadi salah satu daerah produsen bir berasal. Tak hanya bir, Yorkshire pun memproduksi minuman beralkohol lainnya seperti gin, wine, wiski, liquor, dan tonik.
Kehabisan Uang di India, Rombongan Turis Ini Ngungsi ke Gua
Enam turis asing yang sedang melancong ke India mengungsi ke gua. Mereka kehabisan uang setelah pemerintah menerapkan lockdown atau penguncian wilayah karena virus Corona.
India memang langsung memutuskan untuk melakukan lockdown sejak 25 Maret 2020 setelah muncul kasus virus Corona. Awalnya, lockdown direncanakan berlangsung tiga pekan atau berakhir pada 14 April. Tapi, dalam prosesnya, pemerintah India memutuskan untuk memperpanjang lonckdown hingga 3 Mei. Kabarnya, sektor pertanian dan manufaktur akan diizinkan untuk dibuka kembali mulai hari ini.
Selama lockdown, hanya layanan penting yang diizinkan untuk tetap beroperasi, yakni air, listrik, dan layanan kesehatan. Selain itu, pemadam kebakaran dan toko kelontong tetap buka.
Dengan lockdown ketat yang langsung diterapkan, muncul cukup banyak peristiwa yang tak disangka-sangka. Salah satunya, menimpa para turis. Setelah terkunci, mereka tak bisa meninggalkan India.
Apes bagi enam traveler, empat pelancong pria dan dua wanita, dari berbagai negara, Prancis, Amerika Serikat, Ukraina, Turki, dan Nepal kehabisan uang. Mereka tak bisa lagi tinggal di hotel dan kemudian bersama-sama memutuskan untuk menginap di gua.
Bukan sehari atau dua hari, enam pelancong itu tinggal di gua di wilayah Rishikesh, Uttarakhand sejak 24 Maret. Dikutip AFP laporan itu disampiakan oleh inspektur polisi Rajendra Singh Kathait.
Saat ini, mereka telah dipindahkan ke Ashram Swarg untuk menjalani karantina selama 14 hari, meskipun tak satupun dari turis itu menunjukkan gejala virus Corona.
"Sebelum lockdown dimulai, mereka tinggal di sebuah hotel di wilayah Muni Ki Reti, tetapi mereka pindah ke gua setelah kehabisan uang," kata Kathait.
"Mereka telah menghemat uang untuk membeli makanan dan persediaan lainnya," dia menambahkan.
Untuk berbelanja, rombongan itu menugaskan turis asal Nepal.
Tak cuma enam turis asing yang terjebak di India. Sekitar 700 wisatawan asing masih berada di Rishikesh, menurut departemen pariwisata negara bagian itu.
Pemerintah India telah meluncurkan situs web "Stranded in India" untuk membantu para pelancong dari luar negeri.
Dilaporkan, India menunjukkan 17.615 kasus dengan kasus baru 1.250 kasus. Angka kematian karena virus Corona mencapai 556 (tambah 35 kematian pada Minggu (19/4), yang sembuh 2.769.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar