Bill Gates kembali membahas soal pandemi corona, dalam sebuah tulisan panjang di blognya, Gates Notes. Ia menguraikan bagaimana inovasi modern bisa dipakai dalam menangkal COVID-19. Diibaratkan pula bahwa melawan virus ini ibarat Perang Dunia.
"Pandemi coronavirus membuat semua manusia melawan virus. Kerusakan pada kesehatan, kemakmuran dan kesejahteraan sudah besar sekali. Ini seperti sebuah Perang Dunia, kecuali bahwa dalam kasus ini, kita semua berada di pihak yang sama," tulis sang pendiri Microsoft.
"Setiap orang bisa bekerjasama untuk belajar tentang penyakit ini dan mengembangkan alat untuk melawannya. Saya melihat inovasi global sebagai kunci untuk membatasi kerusakan. Ini termasuk inovasi dalam tes, perawatan, vaksin dan kebijakan untuk membatasi penyebaran dan meminimalisir kerusakan pada ekonomi dan kesejahteraan," sebutnya dalam paragraf pembuka.
Dalam kesimpulannya, Gates kembali menyinggung soal Perang Dunia, bahwa mereka yang mengalami saat pandemi ini tidak akan pernah melupakannya.
"Melinda dan saya tumbuh mempelajari bahwa Perang Dunia II merupakan momen yang mendefinisikan generasi orang tua kita. Dalam cara yang sama, pandemi COVID-19, pandemi modern pertama, akan memaknai zaman ini," cetusnya.
"Tak ada satupun yang hidup melalui pandemi ini akan melupakannya. Dan tidak mungkin untuk melebih-lebihkan penderitaan yang dirasakan orang saat ini dan akan terus terasa dalam tahun-tahun mendatang," sambung orang terkaya kedua dunia ini.
Tak lupa ia berterima kasih pada semua orang yang terlibat melawan corona, terutama yang berada di garis depan. "Ada sangat banyak pahlawan untuk dikagumi saat ini, termasuk pekerja kesehatan di garis depan. Ketika dunia akhirnya mendeklarasikan pandemi ini selesai, kita semua harus berterima kasih pada mereka untuk itu,"
Bill Gates melalui yayasannya Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu pihak yang getol mendanai pengembangan vaksin corona. Diharapkan dalam waktu sekitar 18 bulan, vaksin itu sudah dapat tersedia secara luas.
Zoom Terancam Dicaplok Facebook?
- Dengan kepopulerannya yang sedang moncer saat ini, sangat mungkin Zoom menjadi incaran akuisisi perusahaan lain. Facebook yang tercatat beberapa kali mengakuisisi platform populer, mungkin saja tertarik meminangnya.
Setidaknya demikian prediksi sejumlah analis. Facebook sebelumnya sukses mengakuisisi Instagram dan WhatsApp, sehingga keduanya kini berada di bawah naungannya. Sempat pula ingin mencaplok Snapchat tetapi gagal.
Namun menurut beberapa ahli kebijakan, andai CEO Facebook Mark Zuckerberg berniat mengakuisisi Zoom, akan tidak mudah baginya. Hal ini dikarenakan Facebook terlibat isu antimonopoli dengan Federal Trade Commissions (FTC) yang mengancam untuk melepaskan Instagram dan WhatsApp.
Dikutip dari New York Post, dalam kondisi normal, akuisisi Zoom mungkin tidak terlalu bermasalah ketimbang kesepakatan untuk membelinya. Facebook dapat menyatakan bahwa mereka tidak beroperasi di ceruk utama Zoom yang menyediakan video meeting untuk bisnis.
"Facebook mungkin memiliki pangsa pasar nol persen untuk aplikasi rapat online. Jadi kesepakatan (akuisisi) itu mungkin. Facebook dapat berargumen bahwa Zoom sangat penting untuk ekonomi di tengah pandemi Corona, sehingga Zoom memerlukan perusahaan sekuat Facebook untuk menangani konferensi online," kata Seth Bloom, penasihat umum untuk Senate Antitrust Subcommittee AS.
Akhir pekan lalu, Facebook meluncurkan fitur video conference untuk aplikasi Messenger-nya yang disebut Messenger Rooms. Perlu ada perbedaan krusial dari fitur ini untuk memungkinkan akuisisi Zoom.
Ketika Facebook mengakuisisi Instagram pada 2012, mereka berargumen bahwa kesepakatan senilai USD 1 miliar ini layak dilakukan karena Facebook berada di area jejaring sosial, bukan area layanan berbagi foto, sehingga tidak akan menimbulkan isu antimonopoli.
Namun seperti yang dilaporkan The New York Post pada Februari, FTC menemukan sebuah dokumen yang ditulis seorang eksekutif Facebook tingkat tinggi yang mengatakan bahwa raksasa jejaring sosial tersebut membeli Instagram untuk menghilangkan pesaing potensial.
Facebook sendiri menolak mengomentari dokumen yang dilaporkan. Kini, FTC sedang menyelidiki merger Facebook di masa lalu, termasuk Instagram, untuk meneliti perilaku anti persaingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar