Selasa, 28 April 2020

Anggota DPRD Medan Ingin Telan Corona, Adakah Efeknya Bagi Pencernaan?

Virus corona COVID-19 merupakan infeksi pernapasan, penularan utamanya melalui droplet atau percikan dahak saat batuk atau bersin. Jika tertelan, apakah ada efeknya bagi sistem pencernaan?
Adalah seorang anggota DPRD Kota Medan, Edi Saputra, yang hendak menelan virus corona. Ia mengatakan hal itu karena gusar dengan protokol pemakaman jenazah seorang pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19.

"Mana Corona itu biar ku telan. Aku wakil rakyat, kalian tembak aja aku biar mati, tembak aku sekarang, Bang. Jadi panik kalian buat, terlalu berlebihan kalian aparat ini," ujar Edi.

Menelan virus corona artinya memasukkan virus tersebut ke sistem pencernaan, sementara infeksi virus ini utamanya terjadi di sistem pernapasan. Meski begitu, bukan berarti tidak ada kemungkinan infeksi.

Berbagai penelitian tengah dilakukan terkait pengaruh SARS-CoV-2, virus corona penyebab COVID-19, bagi sistem pencernaan. Sebuah penelitian mengungkap, keluhan terkait pencernaan seperti diare ditemukan pada 48,5 persen dari 204 pasien corona yang diperiksa.

Riset yang dipublikasikan di American Journal of Gastroenterology ini menyimpulkan bahwa gangguan pencernaan bisa menjadi gejala awal infeksi virus corona. Temuan ini diharapkan mempercepat penanganan sebelum pasien mengalami keluhan pernapasan.

Penelitian lain di Wuhan Institute of Virology of the Chinese Academy juga menemukan kaitan COVID-19 dengan sistem pencernaan. Para peneliti menemukan material genetik virus dalam feses atau kotoran manusia, menyiratkan bahwa penularan juga bisa terjadi secara fecal-oral alias melalui pencernaan.

Perbanyak Tes Corona, Anjing pun Dilatih untuk Mengendus Virus

Pengujian yang luas dan cepat adalah salah satu cara melawan pandemi virus corona COVID-19 agar penanganan pada pasien bisa berjalan dengan baik. Namun yang sering menjadi kendala adalah keterbatasan alat uji kit untuk melakukan tes corona.
Dikutip dari New York Post, badan amal yang bekerja sama dengan Universitas Durham dan London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM) berencana untuk melatih anjing agar bisa mengendus orang yang terinfeksi virus corona.

Sebelumnya badan amal itu telah melatih anjing untuk mengenali pasien malaria, kanker dan parkinson, karena setiap penyakit memiliki aroma tersendiri.

Kepala pengendalian penyakit LSHTM, Profesor James Logan mengatakan penelitian membuktikan bahwa anjing dapat mendeteksi infeksi malaria dengan bau dengan tingkat akurasi di atas standar yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam hal diagnostik.

Apabila percobaan ini berhasil, anjing yang terlatih itu akan dikonfirmasi sebagai salah satu cara untuk melakukan tes corona. Rencananya anjing-anjing itu akan dilatih selama enam minggu dengan harapan bisa menghasilkan hasil yang positif.

Namun metode pengujian tersebut akan digunakan secara terbatas, mengingat cara itu tidak dapat memenuhi kebutuhan saat ini. Tetapi anjing-anjing terlatih ini kemungkinan akan berguna untuk mencegah timbulnya kembali wabah virus corona di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar