Program Kartu Pra Kerja kerap mendapat sorotan tajam. Salah satunya ada anggapan bahwa materi pelatihan yang ditawarkan, serupa dengan konten gratisan yang bertebaran di YouTube.
Di media sosial misalnya, banyak sindiran seperti itu. Apakah benar demikian?
detikcom menelusuri konten di YouTube untuk membandingkan beberapa materi pelatihan yang ditawarkan dalam Kartu Pra Kerja. Salah satu pelatih yang ditawarkan adalah bahasa inggris dasar untuk driver ojol.
Ternyata, di YouTube ada pelatihan percakapan bahasa Inggris untuk pengemudi ojol. Video tersebut berisi tutorial untuk tanya jawab berbahasa inggris terkait aktivitas ojol dan si penumpang, mulai dari menanyakan posisi, hingga ciri pakaian yang digunakan calon penumpang agar tak salah menjemput orang.
Di program Kartu Pra Kerja juga ada pelatihan untuk belajar bikin pempek. Materi yang satu ini rupanya banyak di YouTube bahkan sudah ditonton oleh jutaan orang.
Materi latihan soal CPNS plus kunci jawaban juga dihadirkan di program Kartu Pra Kerja. Namun pelatihan mengenai hal tersebut juga banyak di YouTube dan bisa diikuti tanpa dipungut biaya.
Ada juga pelatihan yang cocok dengan kondisi seperti saat ini di program Kartu Pra Kerja, yaitu menjahit masker anti corona dan bisa dijual. Lagi-lagi di YouTube juga banyak tutorial membuat masker dengan bermacam-macam variasi.
Pelatihan belajar menjadi barista dan membuka warung kopi di rumah juga disediakan di program Kartu Pra Kerja. Apakah materi serupa juga ada di YouTube? Jawabannya ada.
Meski kelihatannya serupa tapi memang belum bisa disimpulkan apakah pelatihan di program Kartu Pra Kerja sama saja dengan yang ada di YouTube. Sebab bisa saja metode yang digunakan di program tersebut berbeda, entah bersifat interaktif, bisa melakukan tanya jawab langsung dan sebagainya.
Polda Bali Distribusikan Sembako untuk Pelaku Wisata Bali
Dampak Corona sangat terasa bagi pelaku wisata di Bali. Polda Bali menyalurkan 600 paket sembako untuk pelaku pariwisata yang terdampak COVID-19 di Nusa Penida.
"Ini merupakan bagian dari upaya jajaran Polda Bali untuk memberikan semangat kepada para pelaku pariwisata yang terdampak COVID-19 khususnya di wilayah Nusa Penida ini," Kapolda Bali Irjen Petrus Rheinhard Golose kepada wartawan, Selasa (21/4/2020).
Pandemi COVID-19 ini dinilai sangat berdampak bagi pelaku pariwisata di Bali. Bahkan COVID-19 ini dinilai lebih berdampak dibandingkan bom Bali 1 dan 2.
"Masyarakat Bali yang sangat mengandalkan penghasilan dari sektor pariwisata saat ini mulai merasakan dampaknya, bahkan dampak yang ditimbulkan lebih parah dari Bom Bali 1 dan Bom Bali 2 pada sektor pariwisata. Berdasarkan dari data PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) sampai dengan bulan April 2020 hampir 95% hotel sudah tutup, karena tidak ada kunjungan wisatawan lagi, sehingga tidak sedikit para pelaku pariwisata kehilangan mata pencariannya," jelas Golose.
Pembagian sembako ini merupakan bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Yang disalurkan melalui Polda Bali.
"Pembagian sembako ini merupakan bantuan dari Kementerian Pariwisata yang pelaksanaannya dipercayakan kepada pihak Polda Bali. Semoga dengan bantuan sembako dapat bermanfaat dan bisa meringankan beban warga masyarakat yang terdampak COVID-19 Di wilayah Nusa Penida," ujar Golose.
Sementara itu, pelaku wisata yang terdampak akan mendapatkan sembako kebutuhan pokok. Untuk meringankan kebutuhan sehari-hari.
"Isi setiap sembako antara lain beras 5 kg, gula 2 kg, minyak goreng 2 Liter, kopi 10 Sachet, mie instan 1 dus, kecap 1 Liter, dan teh rio 5 Gelas dan jumlah sembako yang akan dibagikan di wilayah Nusa Penida yaitu sebanyak 600 paket sembako untuk pelaku pariwisata yang terdampak COVID-19. Polda Bali siap untuk ikut serta dalam penanggulangan wabah COVID-19 ini khususnya sampai Pulau Bali benar-benar pulih kembali," tegas Golose.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar