Di tengah pandemi virus Corona COVID-19, orang-orang disarankan jaga jarak untuk mencegah penularan virus. Beberapa wilayah menutup akses di perbatasannya dan masyarakat diminta untuk berdiam diri di rumah.
Hal ini tentunya bisa berdampak pada kehidupan sosial. Pada individu yang ingin bercinta misalnya, terutama pasangan yang menjalani long distance relationship (LDR), mereka mungkin harus mencari alternatif aktivitas seksual dengan memanfaatkan teknologi.
Terapis seks Myisha Battle mengatakan aktivitas seks virtual saat ini tampaknya semakin diminati. Terbukti dari laporan salah satu penyedia konten pornografi populer di internet yang melihat peningkatan pengguna hingga 13 persen di bulan Maret dibandingkan bulan sebelumnya.
Apa saja yang dimaksud seks virtual? Pada dasarnya adalah aktivitas seks yang melibatkan teknologi untuk berhubungan dengan orang lain. Termasuk di dalamnya konsumsi pornografi di internet, sexting, video call sex, hingga penggunaan mainan seks berteknologi online.
"Ya memang semakin banyak orang memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan seks karena hanya itu yang tersedia sekarang," kata Myisha seperti dikutip dari Refinery29, Rabu (22/4/2020).
Ahli saraf sekaligus terapis seks, Nan Wise, mengingatkan satu hal yang harus diingat dari tren seks virtual ini adalah tentang intimasi. Jangan terlena dengan teknologi sehingga melupakan intimasi yang harus dibangun pasangan.
"Saya menyarankan orang-orang menjadikan momen ini sebagai kesempatan untuk merasakan bahwa seks lebih dari sekedar friksi di antara organ intim dan orgasme. Seks adalah cara untuk saling terhubung," pungkas Wise.
Sempat Sepelekan Corona, Pria di AS Terinfeksi hingga Meninggal Dunia
Seorang pria di Amerika Serikat meninggal dunia karena terinfeksi virus Corona COVID-19. Sebelumnya, lelaki bernama John W McDaniel, dari Marion County di Ohio ini sempat menganggap COVID-19 adalah virus hoax.
Dikutip dari laman The Sun, pria berusia 60 tahun tersebut beberapa kali sempat membagikan unggahan terkait virus Corona jenis baru semasa hidupnya.
Unggahan tersebut mengarah kepada ketidakpercayaannya terhadap virus Corona. Ia bahkan diduga sempat menganggap virus Corona hanya 'omong kosong'.
John sendiri diketahui terinfeksi virus Corona COVID-19 pada akhir Maret dan meninggal dunia pada Kamis (15/4/2020) lalu.
Aktivitas Facebook John mencatat bahwa pada 15 Maret atau satu bulan sebelum kematiannya, John mengomentari unggahan Gubernur Ohio, Mike DeWine, yang meminta warganya untuk tetap di rumah aja dan tidak perlu makan ke restoran.
"Apabila yang saya dengar benar, maka DeWine telah memerintahkan agar restoran dan bar tutup. Saya bilang ini omong kosong! Dia tidak punya otoritas. Kalau kamu takut sakit, ya sudah jangan keluar. Tapi bukan menghentikan kita menjalani hidup. Kegilaan ini harus dihentikan," tulisnya.
Pada unggahan lain, John percaya bahwa virus corona merupakan akal-akalan politis. "Apakah ada yang punya nyali untuk mengatakan COVID-19 ini adalah taktik politik? Butuh teman. Buktikan bahwa saya salah." lanjutnya.
Hingga saat ini sudah ada 1.834 kasus yang terkonfirmasi dan sebanyak 492 orang meninggal karena virus Corona di Marion County, Ohio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar