Kamis, 30 April 2020

Elon Musk Kritik Keras Aturan Lockdown

Bukan Elon Musk kalau tidak melontarkan pernyataan kontroversial. CEO SpaceX dan Tesla ini melayangkan protes pada kebijakan lockdown ataupun aturan diam di rumah yang dilakukan di wilayah Amerika Serikat.
"Hal itu merusak kemerdekaan orang-orang dengan cara buruk dan salah dan bukan tujuan mereka yang datang ke Amerika atau membangun negara ini. What the ***k?" katanya dengan sumpah serapah.

Meledaknya pandemi Corona di Negeri Paman Sam membuat cukup banyak negara bagian melakukan lockdown, meskipun cukup banyak yang tidak setuju dan bahkan menggelar demo. Musk rupanya salah satu di antaranya.

"Jika seseorang ingin tinggal di rumah, itu bagus. Tapi mengatakan bahwa mereka tidak bisa meninggalkan rumahnya dan bahwa mereka bakal ditahan jika melakukannya, itu fasis," sergahnya, dikutip detikINET dari New York Post.

Ia menambahkan, lockdown menimbulkan kerugian besar bagi berbagai perusahaan. Tidak banyak di antara mereka bisa bertahan dalam waktu yang lama, tidak seberuntung Tesla misalnya.

Di Twitter, pria kelahiran Afrika Selatan itu bahkan menuliskan kalimat dengan huruf besar 'FREE AMERICA NOW' atau bebaskan Amerika sekarang.

Sebelumnya, sudah beberapa kali Elon Musk menulis cuitan kontroversial terkait Corona. Pada saat awal wabah itu merebak, dia menyebut bahwa kepanikan karena Corona merupakan hal yang bodoh.

Trafik Situs Film Bajakan Meroket Saat Lockdown Corona

Pengunjung situs penyedia film dan serial TV bajakan meroket di Eropa dan Amerika Utara sejak banyak negara yang memberlakukan lockdown terkait pandemi Corona.
Menurut laporan Muso, perusahaan analitik pembajakan asal London, pengunjung situs download dan streaming ilegal meningkat sebesar 41,4% di Amerika Serikat dan 42,5% di Inggris pada minggu terakhir Maret dibanding pada minggu terakhir Februari.

Muso pun menemukan pola serupa di Eropa terkait kunjungan ke situs pembajakan, seperti meningkat 66% di Italia, 50,4 % di Spanyol, dan 35,5% di Jerman, demikian dikutip detikINET dari Techradar, Selasa (28/4/2020).

Peningkatan trafik ke situs-situs tersebut terjadi saat kebijakan lockdown atau karantina wilayah mulai ditetapkan di banyak negara. Menurut Muso, hal ini mungkin terjadi karena para pengakses itu mulai bosan atau juga sudah kehabisan konten untuk ditonton dari layanan streaming resmi seperti Netflix dan sejenisnya.

Layanan streaming resmi seperti Netflix pun mengalami peningkatan pelanggan yang besar pada Q1 2020, yang jumlahnya mencapai 15,8 juta.

Jika dibandingkan, pengakses konten film bajakan jumlahnya jauh lebih rendah pengakses konten serial TV bajakan. Perbandingannya adalah 137,4 juta berbanding 601,3 juta pada akhir Maret.

Selain melanggar hak cipta, menonton atau mengunduh konten lewat situs bajakan seperti ini juga menyimpan masalah keamanan. Salah satunya adalah bisa saja situs penyedia konten bajakan tersebut menginfeksi pengaksesnya dengan malware yang bisa mencuri password ataupun informasi sensitif lain dari PC mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar