Center for Disease and Prevention Control (CDC) Amerika Serikat menambahkan enam gejala baru infeksi virus corona ke dalam daftar. Penambahan ini diharapkan dapat membantu para tenaga medis untuk mendeteksi Covid-19 secara tepat.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya para ahli menyepakati batuk, demam, dan sesak napas sebagai gejala Covid-19. Namun, seiring berjalannya waktu, sejumlah penelitian menemukan gejala-gejala anyar yang ditemukan pada pasien.
Menukil situs resmi CDC, gejala tersebut dapat muncul pada 2-14 hari setelah terpapar virus.
Berikut enam gejala baru virus corona, selain batuk, demam, dan sesak napas, yang dirilis CDC:
- panas dingin
- menggigil
- nyeri otot
- sakit kepala
- sakit tenggorokan
- kehilangan kemampuan mencium bau atau anosmia.
Penambahan ini didorong oleh penemuan para dokter dari sejumlah pasien Covid-19. Secara khusus, sejumlah dokter spesialis THT mengumumkan gejala anosmia muncul pada sejumlah pasien Covid-19. Anosmia menjadi salah satu tanda awal dari seseorang yang terinfeksi tanpa gejala.
Mengutip Washington Post, sebuah studi pada pasien Covid-19 di Eropa menemukan bahwa sekitar 85,6 persen pasien melaporkan disfungsi penciuman dan gangguan pencernaan. Dalam sebuah penelitian di Iran, sebanyak 76 persen dari 19 pasien yang melaporkan anosmia mengatakan bahwa ketidakmampuan mencium bau itu datang secara mendadak. Dalam banyak kasus, anosmia muncul sebelum adanya gejala lain.
Di masa awal-awal kemunculannya, sejumlah laporan hanya mendeteksi gejala gangguan pernapasan standar pada pasien Covid-19. Namun, selama beberapa pekan terakhir, para ahli kesehatan telah menemukan bahwa Covid-19 menyerang banyak organ dalam tubuh.
Namun, sejumlah gejala baru virus corona ini tak dirasakan secara merata pada semua pasien. Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika merasakan gejala-gejala di atas.
Kendati demikian, CDC juga tetap menyarankan Anda untuk dapat mengelola gejala ringan dan melakukan isolasi mandiri di rumah. Anda disarankan untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami empat kondisi berikut:
- kesulitan bernapas
- nyeri atau tekanan yang menetap di dada
- tak bisa terbangun
- bibir atau wajah kebiruan.
5 Cara Supaya Tak Malas Kerja Saat Work From Home
Tak bisa dipungkiri, kerja dari rumah alias work from home (WFH) begitu berbeda dengan bekerja saat di kantor. Tak jarang banyak distraksi yang mengganggu untuk fokus bekerja. Alhasil pekerjaan pun terpaksa disetop untuk sementara.
Dengan kebiasaan seperti itu, bukan tidak mungkin jika akhirnya pekerjaan jadi tertunda. Kembali melanjutkan pekerjaan bukan perkara mudah setelah distraksi muncul.
Namun, Anda tak perlu khawatir. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar tidak malas bekerja saat WFH. Berikut 5 caranya seperti dilansir dari Pop Sugar:
1. Jangan menumpuk pekerjaan
Buat daftar tugas yang harus dikerjakan hari ini. Urut dari pekerjaan termudah hingga tersulit. Pekerjaan yang paling mudah sebaiknya dikerjakan sesegera mungkin.
Cara ini mungkin terlihat sederhana, tapi efeknya luar biasa. Pekerjaan jadi tak menumpuk terlalu banyak dan Anda siap menerima tugas lain.
2. Buat target atau deadline
Beri komitmen pada sederet pekerjaan dan laksanakan. Tulis deadline pekerjaan dan lengkapi dengan pengingat.
Anda juga bisa memberitahu orang-orang terdekat soal target pekerjaan yang telah ditetapkan. Cara ini akan membantu memompa semangat Anda untuk menyelesaikan pekerjaan.
3. Bangun lebih awal
WFH memang tak mengharuskan Anda untuk mandi dan sibuk merias diri. Namun, bukan berarti Anda bisa bebas bangun siang dan langsung bekerja.
Sebaiknya coba lah untuk tetap bangun pagi agar lebih produktif. Bangun lebih awal membuat persiapan kerja lebih maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar