Indonesia memang memiliki pantai-pantai indah yang tidak terhitung jumlahnya. Semakin kita telusuri maka semakin banyak kekayaan tersembunyi yang ada dan perlu banyak di ekspose untuk memperkenalkannya kepada wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
Salah satunya adalah Pantai Mutun yang berada wilayah Kecamatan Padang Cermin, Pesawaran, yang berada di sisi barat Bandar Lampung. Pantai Mutun memiliki keindahaan hamparan pasirnya yang berwarna putih.
Pantai ini berjarak 15 kilometer dari Bandar Lampung dan dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 1 jam dari pusat kota Bandar Lampung. Dapat dikatakan Pantai Mutun merupakan salah satu kekayaan objek wisata pantai di kawasan kota ini.
Di Lampung sendiri, karena posisi geografisnya yang ada di ujung selatan Pulau Sumatera maka dari ujung timur Pantai Kuala Kambas hingga Tanjung Setia di barat berjejer puluhan pantai ciri khas masing-masing. Di antara jajaran tersebut Pantai Mutun adalah salah satu pantai yang layak masuk daftar perjalanan kita, bila pandemi Corona ini telah usai. Apalagi dari pantai ini kita bias meneruskan menyeberang ke Pulau Tangkil.
Pantai Mutun terbilang masih sepi dan jauh dari keramaian. Bagi pejalan yang lebih menghindari hiruk pikut pengunjung maka Pantai ini wajib untuk disinggahi. Kesunyian pantai Mutun sangat pantas untuk dijadikan tempat melepas penat, menyegarkan pikiran, dan mencuci mata dengan hamparan indah pasir putuh dan birunya air laut.
Sedikit berbagi pengalaman, kala itu saya datang ke Pantai Mutun pada hari kerja, setelah menyelesaikan kewajiban kerja saya di kota ini. Menurut penduduk setempat pantai ini hanya ramai dikunjungi di akhir pekan atau musim liburan sekolah.
Pada hari-hari biasa perahu-perahu angkutan penyeberangan ke Pulau Tangkil lebih banyak yang berjajar di tepian garis Pantai. Air laut yang tenang dan semilirnya angin pantai membuat kita terbuai dipelukan kedamaian.
Saat itu langit juga cerah sehingga saya dapat melihat pemandangan awan berarak di atas lautan. Di Pantai Mutun dibangun gubuk-gubuk yang bisa kita gunakan untuk bersantai dan berteduh dari sengatan terik matahari.
Jika tak puas bersantai di Pantai Mutun. traveler juga dapat melanjutkan perjalanan ke Pulau Tangkil dengan membayar perahu sekitar Rp 10-15 ribu, tentunya setelah tawar menawar dengan tukang perahu.
Ketika Corona Mengubah Ramadhan: Masjid Ditutup hingga Buka Puasa Virtual
Malam di bulan Ramadhan biasanya menjadi waktu bagi umat islam untuk berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan salat isya dan tarawih. Tapi, kali ini berbeda.
Virus Corona yang mewabah hampir ke seluruh dunia telah mengubah Ramadhan tahun ini. Masjid-masjid ditutup, umat islam shalat di rumah masing-masing.
Dilansir CNN, selama bulan Ramadhan umat Islam memiliki dua waktu makan, untuk mengawali dan mengakhiri puasa, yaitu sahur dan ifthar atau buka puasa. Biasanya saat inilah umat islam berkumpul dengan keluarga atau kerabat, bahkan sahur atau berbuka bersama-sama dengan komunitas.
Tapi, tahun ini tradisi itu tak berlanjut. Lockdown kota, larangan mudik, dan larangan bergerombol menjadi penyebabnya.
Situs-situs suci islam, Mekkah dan Madinah di Arab Saudi, sudah lebih dulu kosong sebelum Ramadhan. Komplek Masjid Al-Aqsa juga akan tetap ditutup selama bulan Ramadhan.
Tarawih memang tetap diadakan, namun diberikan pembatasan kuota peserta. Beberapa masjid menerapkan aturan salat Tarawih di masjid cuma dapat ditunaikan oleh imam dan pemimpin doa di masjid.
Para cendekiawan muslim London dan New York pun telah menyerukan umat islam untuk ibadah di rumah dalam bulan Ramadhan ini. Itu untuk mengurangi penyebaran virus Corona.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar