Presiden Joko Widodo telah menyatakan akan melarang seluruh warga mudik Lebaran hari raya Idul Fitri 1441 H. Ia meminta segala hal yang terkait dengan pelarangan mudik untuk segera disiapkan.
"Mudik semuanya akan kita larang," ujar Jokowi membuka ratas di Istana Presiden yang disiarkan langsung lewat akun YouTube Setpres, Selasa (21/4/2020).
Dari beberapa kajian yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, masuk ada 24 persen warga yang berkeinginan mudik Lebaran dan 7 persen bahkan telah mudik. Untuk itu pelarangan ini disebut langkah mencegah penularan Corona semakin meluas.
Pada prinsipnya, mudik berpotensi menjadi sumber penularan infeksi COVID-19 dari satu daerah ke daerah lain. Potensi endemik virus Corona di daerah tujuan mudik akan lebih cepat dan besar. Disebutkan oleh Staf Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Panji Fortuna Hadisoemarto, pelarangan mudik bisa membuat potensi penyebaran virus Corona menurun.
"Tapi kita tidak bicara bahwa tidak ada mudik akan menghentikan penularan penyakit yang sudah terjadi di dalam masing2 daerah. Supaya penularan yang sudah terjadi bisa dihentikan, maka intervensi seperti PSBB dan isolasi kasus harus tetap dijalankan dengan efektif," ujarnya kepada detikcom melalui pesan singkat, Selasa (21/4/2020).
Sebelumnya, Wuhan sebagai episentrum penyebaran virus Corona pertama di China juga melakukan pembatasan perjalanan dan lockdown beberapa hari sebelum perayaan Tahun Baru Imlek. Hal tersebut terbukti bisa menekan penularan virus Corona.
"Saya pikir melarang mudik sudah mirip-mirip mengkarantina wilayah, ya," imbuhnya.
Saat ini, Panji menyebut pemerintah harus lebih tegas dan bisa meyakinkan banyak masyarakat dan menunjukkan bahwa larangan mudik memang memiliki dampak positif. Terlebih mudik Lebaran adalah tradisi yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Jokowi Akhirnya Larang Mudik, Pakar Ragukan Kesiapan Daerah Hadapi Corona
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan melarang mudik Lebaran pada hari raya Idul Fitri 1441 H bagi semua warga. Sebelumnya, ia hanya melarang mudik untuk aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN, dan TNI-Polri.
"Mudik semuanya akan kita larang. Oleh sebab itu, saya minta persiapan yang berkaitan dengan itu mulai disiapkan," ujar Jokowi membuka ratas di Istana Presiden yang disiarkan langsung lewat akun YouTube Setpres, Selasa (21/4/2020).
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio, menyambut positif kebijakan ini. Menurutnya mudik dapat meningkatkan risiko penyebaran virus Corona yang semakin luas ke daerah-daerah.
"Mudik itu berpotensi untuk memindahkan virus dari satu daerah ke daerah lain terutama dari kota besar ke daerah-daerah di kota-kota kecil," kata Prof Amin saat dihubungi detikcom, Selasa (21/4/2020).
Prof Amin juga mengatakan, mudik dapat mempersulit pemerintah untuk melacak persebaran virus Corona di tengah masyarakat. Terlebih ia mempertanyakan kesiapan daerah kecil dalam menangani wabah ini jika mudik masih terus dilaksanakan.
"Mempersulit proses pelacakan dan juga proses karantina mandiri karena dari Jakarta mereka akan menyebar. Kita tidak tahu kesiapan di daerah masing-masing. Karena kalau kita bicara daerah kan bukan hanya kota besar, kota kabupatennya tapi di daerah-daerah lebih kecil di tingkat pedesaan," lanjutnya.
"Jadi intinya larangan mudik itu adalah bagian dari skenario besar untuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar