Kamis, 30 April 2020

China Klaim Berhasil Uji Vaksin Corona Pada Monyet

China dan Amerika berlomba untuk menemukan vaksin virus Corona. Ilmuwan Negeri Tirai Bambu mengklaim sudah berhasil uji vaksin Corona pada monyet.

Hal ini diberitakan beberapa media sains seperti ScienceMag dan media umum seperti Fox News. Dilihat detikINET, Kamis (30/4/2020) uji coba dilakukan perusahaan bio teknologi China, Sinovac Biotech di Beijing.

Uji coba dilakukan kepada 8 monyet Rhesus (Macaca mulatta) dan diklaim berhasil oleh tim ilmuwan China. Percobaan ini belum dinilai oleh sesama komunitas ilmuwan dan baru ditampilkan di situs riset medis Biorxiv pada 19 April 2020.

8 Monyet diberikan virus Corona, 4 di antaranya sampai mengalami pneumonia, lalu diberikan vaksin dengan 2 dosis berbeda. Yang dikasih vaksin dosis tinggi, virusnya hilang dari paru-parunya. Yang diberi dosis rendah ada tanda-tanda virus, tapi monyetnya bisa menjaga kondisi tubuh.

"Ini memberikan kami rasa percaya diri bahwa vaksin ini bisa bekerja pada manusia," kata Meng Weining, direktur senior Sinovac untuk urusan peraturan luar negeri.

Florian Kramer, virologis dari Icahn School of Medicine at Mount Sina mengatakan eksperimen dengan monyet adalah cara lama, tapi bisa dijalankan. Eksperimen macam ini bisa dilakukan produsen vaksin di negera berkembang dan miskin.

Sementara ilmuwan Douglas Reed dari University of Pittsburgh masih meragukan klaim riset ini karena jumlah sampel yang cuma 8 monyet. Monyet-monyet ini juga tidak terkena dampak parah dari COVID-19.

Sehingga, efektivitas vaksinnya jadi diragukan. Tapi, Sinovac juga mengatakan memang masih terlalu dini untuk mengatakan ini adalah hasil yang terbaik dan masih butuh riset lanjutan.

Sinovac kini sedang melakukan uji klinik di Provinsi Jiangsu kepada 144 orang dan pada bulan Mei akan uji klinik dengan 1.000 orang. Rencananya mereka juga bergabung dengan rencana uji vaksin internasional yang diatur WHO.

Integrasi Data, Pemerintah Luncurkan Sistem Bersatu Lawan COVID-19

Menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo soal keterbukaan data, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengenalkan sistem integrasi data bernama Bersatu Lawan COVID-19.
Dijelaskan Menkominfo bahwa sistem ini hasil kerjasama intensif antara Kominfo, BNPB, Kementerian Kesehatan dan lembaga lainnya. Ada dua fungsi utama dari sistem Bersatu Lawan COVID-19.

Pertama, sistem ini memiliki fungsi integrasi dan konsolidasi data seperti data kesehatan , kependudukan, logistik dan data lainnya. Data tersebut dihimpun dari 514 kabupaten dan kota, 34 provinsi, kementerian, lembaga terkait dan platform digital.

"Data yang terintegrasi sangat penting sebagai basis pengambilan kebijakan yang akurat, terukur dan efektif," kata Menkominfo saat menggelar konferensi pers di kantor BNPB, Rabu (29/4/2020)

Fungsi kedua sistem ini bisa dinikmati manfaatnya oleh publik lewat portal COVID19.go.id. Portal tersebut kini telah dikembangkan agar data terintegrasi dapat diakses publik dengan visual lebih detail.

Selain itu platform punya fitur dashboard, pengelolaan data, laporan mandiri, chatbot, penanganan hoax, informasi telemedicine, rumah sakit rujukan. Nanti disertakan data Sehat Jiwa, protokol dan regulasi dan fitur lainnya.

"Saya sangat mengharapkan partisipasi dari pengelola data COVID-19 baik di pusat maupun daerah untuk dapat memanfaatkan sistem data integrasi nasional Bersatu Lawan COVID-19. Saya yakin bahwa integrasi dan keterbukaan data akan memberi manfaat signifikan memutus mata rantai penyebaran COVID-19," pungkas Johnny.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar