Selasa, 28 April 2020

IDI Sebut 12 Dokter Indonesia Meninggal Selama Pandemi Corona

Kabar duka kembali datang dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). PB IDI mengumumkan dua anggotanya yang terkonfirmasi positif virus corona COVID-19 dan meninggal dunia.
Dua dokter yang diumumkan tersebut terdiri dari dr H Efrizal Syamsudin selaku Direktur RSUD Prabumulih dan dr Ratih Purwarini yaitu Direktur RS Duta Indah Jakarta Utara.

"Sejauh ini laporan yang sampai ke pengurus besar IDI, ada 12 dokter yang meninggal. 11 di antaranya terpapar virus corona atau positif COVID-19, satu dokter meninggal karena kelelahan dalam tugas terkait wabah corona," kata Humas PB IDI Abdul Halik Malik, saat dihubungi detikcom, Rabu (1/4/2020).

PB IDI
@PBIDI
IDI Berduka...

Lihat gambar di Twitter
10,3 rb
20.57 - 31 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
5.974 orang memperbincangkan tentang ini

Abdul Halik mengatakan, dr Efrizal saat statusnya masih pasien dalam pengawasan (PDP), tapi terbukti positif dari hasil labnya. Sementara dr Ratih sempat dirawat sejak Sabtu (28/3) lalu.

"dr Efrizal sempat dirawat dengan status PDP dan sudah sempat di tes swab. Tapi, meninggal sebelum hasil tesnya keluar. Terakhir info dari IDI wilayah setempat, hasil tes swabnya positif COVID-19," jelasnya.

"dr Ratih dirawat sejak hari Sabtu (28/3). Mulai demam hari Jumat (20/3), batuk-batuk, diare dan muntah-muntah pada Senin, Kamis (26/3) desaturasi. Pada Sabtu, intubasi tapi kesulitan untuk mendapatkan ventilator dan tidak tertolong," lanjut Abdul Halik.

Bahu Membahu Bagikan Makan Siang Gratis untuk Tenaga Medis di DKI

Melihat tenaga medis yang tengah berjuang menghadapi pandemi virus corona COVID-19, seorang wanita bernama Titi Rusdi tergerak hatinya untuk sedikit meringankan beban mereka. Ia membuat suatu gerakan yang diberi nama 'Lunch 4 Paramedic' di mana memberi makan siang gratis untuk para tenaga medis.
Awalnya, gerakan ini hanya ia lakukan sendiri dan dikabarkan ke teman terdekatnya. Namun saat ia memposting gerakan ini di akun Twitternya, banyak pula yang menanyakan dan antusias ingin membantu.

"Tidak semua RS menyediakan makan untuk paramedis. Kebanyakan mereka harus cari makan sendiri. Saya pikir mungkin bisa meringankan sedikit kerja mereka dengan menyediakan mereka makan siang," ujar Titi saat dihubungi detikcom Selasa, (31/3/2020).

Tak tanggung-tanggung, bukan cuma satu rumah sakit yang ia bantu melalui gerakannya ini. Sudah lebih dari empat rumah sakit di Jakarta yang terbatu dengan gerakannya ini seperti RS Universitas Indonesia (RSUI), RSUP Persahabatan, RSUD Tanah Abang, RSUP Fatmawati, dan beberapa rumah sakit kecil.

"RSUD Tanah Abang itu tidak besar tapi lumayan banyak pasien suspect COVID-19-nya di situ. Kadang kan orang hanya perhatian ke RS besar saja, padahal di Jakarta ini semua RSUD ini penuh sekarang," tambahnya.

Hari ini, ia mengatakan sudah sebanyak 2.450 lunch box yang dibagikan kepada rumah sakit tersebut. Bahkan Titi tak menutup kemungkinan jika ke depannya ia akan menyediakan dapur umum untuk masyarakat kecil karena menilai ekonomi pun turut berdampak karena adanya wabah corona, apalagi ekonomi masyarakat kecil dengan adanya kebijakan bekerja dari rumah.

"Efek pandemic corona ini kan besar sekali secara ekonomi apalagi ke masyarakat kelas bawah. Mungkin saya akan alokasikan lunch box yang lebih murah untuk masyarakat bawah, atau saya bikin dapur umum kecil di beberapa titik," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar