Pemerintah Indonesia melakui Kementerian Pertanian (Kementan) menilai setiap negara G20 perlu menjadikan upaya pemulihan dan penguatan sistem pangan sebagai prioritas utama saat ini. Sebab COVID-19 berpotensi menghambat sistem pangan dengan terganggunya rantai pasok.
"Pandemi COVID-19 mengganggu rantai pasok makanan sehingga terjadi volatilitas harga pangan dan penurunan daya beli di tingkat nasional dan global. Karena itu, prioritas kami adalah untuk memperkuat sistem pangan," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya, Rabu (22/4/2020).
Saat mengikuti pertemuan G20 Extraordinary Agriculture Ministers Virtual Meeting (21/4/2020) yang digagas pemerintah Arab Saudi, Syahrul mengatakan setiap negara G20 harus melakukan tiga hal dalam memperkuat sistem pangan.
Pertama, memprakarsai pemulihan sistem pangan global untuk menjamin produksi pangan yang tinggi, rantai pasok pangan global yang kembali normal, serta perdagangan pangan internasional tanpa hambatan dan sesuai dengan aturan WTO.
Kedua, mendorong investasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dan meningkatkan peran sektor swasta melalui kemitraan public private partnership di bidang pangan dan pertanian.
"Terakhir, meningkatkan transfer teknologi dan pengembangan kapasitas, terutama kepada negara-negara yang membutuhkan, untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing," jelasnya.
Sebagai upaya memperkuat sistem pangan, Indonesia juga berupaya menjaga stabilitas pasokan pangan dan gizi, ketersediaan pangan, pengelolaan harga dan daya beli, terutama bagi rumah tangga berpendapatan rendah. Kebijakan untuk mengurangi dampak COVID-19 dilaksanakan secara terukur, fokus, dan bersifat sementara.
"Langkah ini bertujuan untuk memastikan petani pangan yang umumnya skala kecil, dapat terus menjalankan usaha tani. Juga menjamin kelancaran distribusi pangan dari produsen sampai konsumen akhir, memperkuat jaring pengaman sosial bagi rumah tangga berpendapatan rendah dan kelompok rentan, seperti petani skala kecil," terang Syahrul.
Lebih lanjut Syahrul menyebutkan berbagai hambatan pasokan pangan global harus diminimalkan. Langkah kebijakan yang dapat menyebabkan kenaikan harga pangan harus dihindari. Selain itu, jaminan kelancaran distribusi pangan harus diupayakan.
"Semua dengan tetap memperhatikan upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Selain itu, perlu jaminan transparansi dalam rangka menghindari ketidakpastian dan menjamin stabilitas pasar," tegas Syahrul.
Australia Luar Biasa, Semoga Cepat Menular ke Indonesia, agar Kita Bisa Bebas ke Mana Saja
Australia sudah mulai pulih dari pandemi virus COVID-19 dan kasus infeksi baru wabah mematikan itu hampir tidak ada.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Selasa (21/4), mengatakan, rumah-rumah sakit akan mulai kembali menjalankan operasi secara selektif dan sekolah-sekolah akan dibuka kembali bagi lebih banyak anak.
Sebagai bagian dari pembatasan sosial yang luas, Australia pada Maret melarang kegiatan semua operasi tidak darurat agar ranjang-ranjang di rumah sakit bisa dikosongkan di tengah kemungkinan bahwa gelombang kasus virus corona akan muncul. Sekolah-sekolah juga ditutup.
Namun, dengan tingkat infeksi COVID-19 yang sedang menurun dari sedikitnya 25 persen pada pertengahan Maret menjadi di bawah 1 persen sehari, Morrison mengatakan di Canberra bahwa Australia sudah bisa mengurangi beberapa pembatasan mulai pekan depan.
"Kita sedang dalam perjalanan untuk kembali dan menurut saya kita sudah mencapai titik balik," kata Morrison kepada para wartawan, Selasa.
Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan pada Selasa bahwa pengurangan pembatasan operasi secara selektif dimungkinkan untuk dilakukan setelah pihak berwenang berhasil mengamankan pasokan peralatan pelindung dan medis, termasuk 7.500 ventilator untuk kapasitas maksimal.
Pemerintah mengatakan akan menyampaikan keterangan rinci soal aplikasi pelacak kontak, yang dirancang untuk dengan cepat memperingatkan para pengguna jika mereka melakukan kontak dekat dengan orang-orang yang kemudian didiagnosis mengidap COVID-19.
Otoritas menganggap aplikasi pelacakan itu perlu diterapkan sebelum banyak kegiatan masyarakat dibuka kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar