Menyusul banyaknya negara mulai melonggarkan lockdown, para peneliti menggunakan data genome sequencing untuk menghindari terjadinya gelombang kedua infeksi COVID-19.
Melansir Nature, sejak urutan genom pertama dari virus Corona baru atau SARS-CoV-2 dibagikan pada 11 Januari, para ilmuwan telah merangkai dan berbagi sekitar 32 ribu genom virus dari seluruh dunia. Sejumlah besar data in memungkinkan para ahli melacak asal usul wabah COVID-19 di negara mereka dan menunjukkan kapan transmisi lokal terjadi.
Genom sekuensing atau Whole Genome Sequencing (WGS) adalah prosedur laboratorium untuk menentukan urutan basa dalam genom organisme dalam satu proses. Dengan membandingkan urutan genom, peneliti dapat dengan cepat mengesampingkan kemungkinan jalur transmisi jika dua urutan tidak cocok atau menghubungkan kasus-kasus yang cocok.
Sekarang, beberapa negara-negara yang telah berhasil menekan infeksi memasuki fase berikutnya dari pandemi COVID-19, yakni risiko kasus baru muncul karena pembatasan sosial mereda. Peneliti mengatakan bahwa data genom akan sangat penting dalam pelacakan dan pengendalian wabah dengan cepat.
"Ketika ada kasus, data genom dapat dengan cepat memberi tahu Anda apa yang Anda hadapi," kata Gytis Dudas, bioinformatika konsultan di Pusat Global Geodiversity Gothenburg di Swedia.
Australia dan Selandia Baru telah menggunakan data genom untuk melacak keberadaan virus Corona. Selain itu, peneliti di Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain juga melakukan pengurutan genom SARS-CoV-2 namun masih belum berhasil karena epidemi di negara tersebut masih berlangsung dan jumlah infeksinya cukup tinggi.
"Tanpa genomik dan hanya wawancara, Anda tidak akan pernah tahu (virus) yang mana itu," kata Torsten Seemann, seorang bioinformatika di Institut Doherty untuk Infeksi dan Imunitas Melbourne.
Seemann mengatakan pihaknya sedang bersiap untuk menggunakan data genom untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan asal kasus baru yang muncul menyusul pelonggaran pembatasan sosial di beberapa wilayah Australia
Cara Baru Belanja Online di Era New Normal agar Tak Terkena Corona
Di era new normal, setiap aktivitas kegiatan harus dibarengi dengan protokol kesehatan COVID-19, termasuk pada saat belanja online. Ini dilakukan agar mengurangi risiko penularan virus Corona.
Belanja online kini dinilai lebih aman untuk mengurangi risiko penularan virus Corona. Sebab, minimnya kontak fisik saat belanja online, dibandingkan harus pergi ke pasar atau mal.
Berikut ini adalah tips belanja online di era new normal, dikutip detikcom dari panduan Badan Obat dan Pengawasan Makanan (BPOM) dalam pencegahan COVID-19, Jumat (29/5/2020).
Saat belanja online
-Pastikan ke penjual, barang yang dibeli akan dikemas dengan baik.
-Pastikan saldo di mobile banking cukup, sehingga tidak perlu ke ATM atau bayar tunai.
Saat pesanan dikirim dan diterima
-Pastikan paket tidak sobek atau rusak.
-Hindari kontak langsung dengan kurir, gunakan masker dan sarung tangan.
-Semprot paket dengan disinfektan lalu cuci tangan pakai air dan sabun atau gunakan hand sanitizer.
-Segera pindahkan isi paket ke wadah yang bersih.
-Buang segera wadah awal paket pada tempat sampah tertutup.http://cinemamovie28.com/death-note-episode-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar