Senin, 18 Mei 2020

Kabar Baik! Kombinasi 3 Obat Bisa Atasi COVID-19

Upaya menemukan obat anti virus Corona makin menunjukkan hasil. Ilmuwan di Hong Kong mengungkap riset kombinasi 3 obat bisa menyembuhkan pasien.

Dilansir dari Aljazeera seperti dilihat Senin (18/5/2020) tim ilmuwan di Hong Kong melakukan penelitian dengan melibatkan 127 pasien Corona. Mereka diberikan kombinasi dari 3 obat yaitu Liponavir-ritonavir, Ribavirin dan Interferon beta.

Liponavir-ritonavir adalah obat anti HIV, Ribavirin adalah obat hepatitis dan Interferon beta adalah obat sclerosis. Di luar 127 pasien ini, hanya diberikan Lopinavir-ritonavir.

Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal medis Lancet menunjukkan virus tidak muncul lagi 5 hari lebih awal dari yang tidak diberi kombinasi obat. Pasien dengan kombinasi obat, virusnya hilang setelah dirawat 7 hari. Yang tidak dikasih kombinasi obat, virus hilang setelah 12 hari.

"Percobaan kami menunjukkan pengobatan awal COVID-19 yang ringan sampai sedang, dengan kombinasi 2 antivirus, dengan cepat menekan jumlah virus pada tubuh pasien, mengurangi gejala dan mengurangi risiko untuk tenaga medis," kata Profesor Kwok Yung Yuen dari University of Hong Kong.

Riset dilakukan antara 10 Februari - 20 Maret 2020 di Hong Kong terhadap semua pasien yang positif COVID-19. Ada catatan bahwa para pasien tahu diberikan obat apa, namun tim ilmuwan menjamin tidak ada placebo atau obat kosong yang mendorong sugesti.

Yuen mengatakan, semua pasien mendapatkan standar pelayanan yang sama di RS supaya adil, hanya obatnya yang dibedakan. Yuen mengatakan riset ini perlu diuji dengan jumlah pasien yang lebih banyak dan pada kasus yang lebih berat.

Hingga saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia berlomba mencari obat atau vaksin yang ampuh untuk melawan COVID-19. Profesor Stephen Evans dari London School of Hygiene and Tropical Medicine ikut berkomentar.

"Pengalaman selama ini, HIV yang menyebabkan AIDS paling baik ditangani dengan kombinasi obat. Dan ini bisa juga begitu untuk COVID-19," kata dia.

Mengenal Tes Corona Jagoan Bill Gates yang Dicekal Pemerintah AS

 Bill Gates ikut berusaha mengendalikan pandemi Corona dengan caranya sendiri. Misalnya dengan mendanai pembuatan kandidat vaksin COVID-19 dan yang terbaru, mendanai tes Corona di rumah warga. Akan tetapi program itu mendadak dihentikan oleh otoritas Amerika Serikat.
Program itu bernama SCAN (Seattle Coronavirus Assessment Network). SCAN diluncurkan awal Maret didanai Gates Foundation dan didukung beberapa lembaga lain termasuk Seattle and King County Public Health Department dan Fakultas Kedokteran University of Washington.

"SCAN adalah program pertama yang memungkinkan partisipan menggunakan tes swab sendiri untuk mengumpulkan sampel dan mengirimkannya ke lab tanpa perlu meninggalkan rumah," sebut Gates di blognya, Gates Notes.

"Sebagai program pengawasan, tujuan SCAN tidak untuk mengetes tiap orang atau pengganti perawatan medis. SCAN menguji sampel orang di wilayah Seattle, termasuk yang sehat dan merasa sakit," imbuhnya.

Hasil tes dan data lain (termasuk umur, gender, ras, kode pos dan masalah kesehatan bawaan) dipakai oleh periset, pemodel data, dan pejabat kesehatan publik untuk menggambarkan lebih jelas bagaimana COVID-19 berkeliaran di komunitas dan apakah physical distancing berhasil,"

Menurut sang pendiri Microsoft, salah satu pertanyaan terbesar adalah seberapa banyak sebenarnya orang yang terinfeksi Corona. Sebabnya, tes selama ini kebanyakan menyasar orang dengan gejala, sementara yang tanpa gejala diabaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar