Senin, 18 Mei 2020

Akhirnya! Antivirus Corona Made in RI Resmi Dipatenkan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) akhirnya mematenkan 3 produk antivirus Corona berbasis tanaman atsiri (eucalyptus). Ketiga produk ini akan dikerjasamakan bersama PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang).

"Kita dari Balitbangtan sudah banyak menggulirkan inovasi, teknologi. Nah pada hari ini Alhamdulillah, kita sudah bisa menghasilkan suatu inovasi yang nantinya akan kita tanda tangan bersama dengan PT Eagle Indo Pharma yang berbasis euchalyptus," ujar Plt. Sekretaris Balitbangtan Syafaruddin dalam acara Penandatanganan Kerja Sama terkait Lisensi Formula Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus, Senin (18/5/2020).

Adapun ketiga produk yang sudah dipatenkan terdiri dari :

1. Aromatik Antivirus berbasis Minyak Atisiri dengan nomor pendaftaran paten P00202003578

2. Ramuan Inhaler Antivirus berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003574

3. Ramuan Serbuk Nano Encapsulated Antivirus berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003580

"Nah ketiga ini akan kita kerjasamakan dengan PT Eagle secara ekslusif," sambungnya.

Syafaruddin menambahkan ada satu lagi produk antivirus yang masih dalam proses pematenan yakni Minyak Sirih Eucalyptus Citriodora dan Eucalyptus Globulus

"Satu lagi kita informasikan kita sedang proses pematenan adalah minyak sirih Eucalyptus Citriodora dan Eucalyptus Globulus sebagai antivirus terhadap Virus Avian Influenza, Influenza subtype H5N1 dan Gammacoronavirus 1. Insyaallah dalam waktu dekat akan segera jadi paten dan rencananya yang keempat ini akan dikerjasamakan dalam bentuk non ekslusif," tutupnya.

Dahlan Ungkap Penyakit di BUMN: Direksi Saling Berebut Pengaruh

Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bercerita pengalamannya selama menjabat sebagai Menteri BUMN. Menurutnya, yang sulit dalam memimpin BUMN adalah menghadapi sesama direksi yang sering bertengkar.

"Yang sulit di BUMN itu direksinya sering berebut pengaruh. Direksinya sering bertengkar dengan direktur utama (dirut) atau sesama direksi. Kemudian perbedaan itu dibaca oleh staf ke bawah dan masing-masing kemudian seperti punya pengikut internal di perusahaan itu," kata Dahlan dalam diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/2020).

Dahlan yang sempat berkecimpung di dunia swasta merasakan betul perbedaan saat di BUMN. Jika di swasta sesama direksi tidak cocok langsung dipecat, di BUMN sesama direksi dinilai hal yang biasa.

"Saya lahir di swasta besar di swasta. Di swasta itu tidak ada direksi yang tidak cocok dengan dirutnya itu tidak ada, semua direksi harus cocok sama dirutnya karena kalau tidak diganti. Tapi di BUMN itu sangat biasa ada direksi tidak cocok dengan dirutnya. Dari pengalaman itu bahwa mulai waktu itu tidak boleh lagi direksi tidak boleh cocok sama dirutnya," ungkapnya.

Kejadian seperti itu tentu tidak baik bagi kesehatan perusahaan. Terlebih banyak direksi yang merangkap jabatan di perusahaan lain yang membuat masing-masing direksi tidak solid karena memiliki bos sendiri-sendiri.

"Direksinya kadang-kadang mencari backing di luar apakah dia politisi, apakah dia pejabat yang lebih tinggi sehingga katakanlah ada 5 direktur di 1 BUMN, bisa saja 5 direktur itu punya bos sendiri-sendiri. Nah ketika saya jadi Menteri BUMN saya tidak mau hal itu terjadi. Itu yang saya sebut harus ada loyalitas di dalam perusahaan itu kepada manajemennya," ucapnya.

Dahlan nampaknya ingin menutup rapat-rapat masa lalunya sebagai Menteri BUMN. Ia mengaku sudah 6 tahun tidak mau berbicara tentang BUMN karena takut dibilang masih mencampuri yang sudah bukan tugasnya. Ia juga mengaku sudah menghapus semua kontak direksi BUMN di teleponnya.

"Saya minta maaf harus bicara tentang BUMN. Tadi saya sudah bilang bahwa sudah 6 tahun tidak mau berbicara tentang BUMN tapi karena LP3ES yang minta yang saya sudah berutang budi itu, maka saya hari ini bicara tentang BUMN. Sebetulnya banyak yang saya sudah lupa dan tidak tahu bahkan telepon-telepon direktur-direktur BUMN sudah saya hapus waktu itu dari telepon saya," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar