Minggu, 17 Mei 2020

Viral Larangan Minum Propolis, Ini Kata Peneliti 'Obat Corona'

 Beredar sebuah potongan slide presentasi bertuliskan kontraindikasi COVID-19. Di dalamnya, disebutkan sejumlah catatan tentang propolis. Banyak yang menyimpulkan bahwa propolis tidak dianjurkan.
Slide tersebut memicu kebingungan, karena sebelumnya propolis dikatakan bisa menjadi salah satu obat alternatif virus corona. Bahkan sudah diteliti oleh seorang ilmuwan bernama Muhamad Sahlan dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).

Menanggapi hal ini, Muhamad Sahlan mengatakan sampai sekarang ia belum menemukan sumber asli dari penelitian yang telah viral tersebut terkait kontraindikasi propolis.

"Saya sudah mengatakan bahwa penelitian saya hanya untuk propolis yang dari Sulawesi. Jadi saya tidak tahu propolis yang dilakukan percobaan pada penelitian tersebut yang mana?" kata Sahlan kepada detikcom, Selasa (24/3/2020).

Menurutnya beberapa efek yang ditimbulkan dari propolis pada penelitian tersebut berbeda dengan yang ia teliti. Misalnya pada penelitian itu mengatakan propolis dapat menyebabkan badai sitokin atau perubahan secara acak pada sel, sehingga menyebabkan paru-paru pada pasien berubah menjadi padat dan kaku, serta merasa sesak.

"Sedangkan penelitian yang punya kami itu berbeda dari yang lain. Kalau yang lain menginduksi sitokin, kalau yang kita malah mengurangi sitokin sampai 80 persen," jelas Sahlan.

Tak hanya itu, Sahlan juga menjelaskan bahwa propolis yang ia teliti tidak menimbulkan proinflamasi atau peradangan seperti yang dikatakan pada penelitian viral tersebut.

"Memang ada beberapa propolis yang sifatnya proinflamasi. Namun kami punya dua publikasi di tahun 2019, yang pertama pada percobaan tikus justru menunjukkan yang punya kita itu antiinflamasi," ucap Sahlan.

Sahlan pun mengimbau agar masyarakat jangan salah pilih propolis untuk dikonsumsi. Sebab setiap propolis memiliki kandungan dan efek yang berbeda-beda.

"Jadi artinya tidak semua bisa digeneralisir bahwa semua propolis sama. Jadi jangan sembarangan pakai propolis," pungkasnya.

Miris! Kehabisan Tempat Tidur, Pasien Corona Spanyol Berbaring di Lorong RS

 Spanyol menjadi salah satu negara di Eropa yang terinfeksi virus corona. Madrid, menjadi kota terparah di Spanyol yang terkena dampak COVID-19. Tercatat terdapat 33.089 kasus, dan 2.206 orang meninggal dunia. Dengan angka kasus yang tinggi, pasien virus corona di Spanyol membludak.
Akibatnya, rumah sakit tak bisa lagi menampung pasien virus corona. Bahkan, banyak pasien yang terpaksa dirawat di lantai karena kehabisan tempat tidur. Belum lama ini viral sebuah tayangan video yang memperlihatkan pasien di rumah sakit yang berbaring di sepanjang lorong karena penuhnya ruang untuk perawatan.

Video yang diunggah tersebut berasal dari rumah sakit Infanta Leonor kota Madrid, Spanyol. Menunjukkan banyak peningkatan jumlah kematian di negara matador tersebut.

Dilansir dari Independent, terdengar banyak pasien yang batuk, dan beberapa dari mereka terlihat duduk di deretan kursi, sementara yang lain berbaring di dekat tangki oksigen.

Lebih rinci lagi, video itu dipublikasikan juga sebagai pengantar berita bahwa korban tewas di Spanyol. Terlebih lagi, hampir 4.000 orang petugas kesehatan yang ikut dalam menangani masalah tersebut juga ikut terinfeksi COVID-19 atau lebih dari satu dari 10 total kasus yang dikonfirmasi.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Darurat Kesehatan Spanyol, Fernando Simon. "Kami memiliki beberapa data yang tidak kami sukai, karena kami mencoba mengendalikannya seperti memiliki 3.910 pekerja kesehatan yang terkena dampak," jelas Simon.

Simon juga selalu mengimbau warga Spanyol yang saat ini masih dalam masa lockdown yang diperpanjang sampai 11 April untuk terus menghormati peraturan ini dan melarang siapa pun untuk berkeliaran.

"Dalam beberapa kesempatan dikatakan bahwa puncak (epidemi) dapat dicapai minggu ini. Mencapai puncak tidak melibatkan mengendalikan masalah, itu berarti kalian harus melipatgandakan upaya untuk tidak mengambil langkah mundur," tutur dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar