Jumat, 29 Mei 2020

Ini yang Harus Dilakukan Jika Lihat Orang Tak Patuh Aturan 'Cegah Corona'

Salah satu cara mencegah penyebaran virus Corona adalah menjaga jarak. Terlebih hingga saat ini, vaksin untuk virus Corona belum ditemukan. Bukannya mengikuti aturan tersebut, banyak orang yang mulai mengabaikan aturan jaga jarak ini.
Seorang psikologis klinis, Seth Gillihan menyebut banyak orang yang pada akhirnya frustasi atau stres untuk mengikuti aturan dari ahli kesehatan dan pemerintah. Penyebabnya karena dikelilingi oleh orang-orang yang melanggar aturan tersebut.

"Mungkin kamu memakai masker ketika ke tempat umum, sementara banyak orang di sekelilingmu yang tidak menggunakannya. Bahkan beberapa orang tidak menyadari pedoman jaga jarak," kata Gillihan, dikutip dari Medical Daily.

Terdapat beberapa cara untuk membimbing orang di sekitar kamu agar mematuhi pedoman jaga jarak. Pertama lakukan pendekatan dengan orang yang ingin kamu beri tahu untuk menghindari terjadinya kekerasan.

Kedua, beri pemahaman mengenai bahaya tidak menjaga jarak. Orang lain mungkin melanggar jaga jarak atau tidak menggunakan masker karena kurangnya pemahaman mengenai risiko penyebaran virus Corona.

Hal terakhir yang dilakukan adalah tetap di rumah. Hal ini dapat menghindarkan kamu dari frustasi dan stres karena melihat masih banyaknya orang yang tidak mengikuti protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah.

Negara Ini Pakai Data Genom Corona untuk Cegah Gelombang 2 COVID-19

Menyusul banyaknya negara mulai melonggarkan lockdown, para peneliti menggunakan data genome sequencing untuk menghindari terjadinya gelombang kedua infeksi COVID-19.
Melansir Nature, sejak urutan genom pertama dari virus Corona baru atau SARS-CoV-2 dibagikan pada 11 Januari, para ilmuwan telah merangkai dan berbagi sekitar 32 ribu genom virus dari seluruh dunia. Sejumlah besar data in memungkinkan para ahli melacak asal usul wabah COVID-19 di negara mereka dan menunjukkan kapan transmisi lokal terjadi.

Genom sekuensing atau Whole Genome Sequencing (WGS) adalah prosedur laboratorium untuk menentukan urutan basa dalam genom organisme dalam satu proses. Dengan membandingkan urutan genom, peneliti dapat dengan cepat mengesampingkan kemungkinan jalur transmisi jika dua urutan tidak cocok atau menghubungkan kasus-kasus yang cocok.

Sekarang, beberapa negara-negara yang telah berhasil menekan infeksi memasuki fase berikutnya dari pandemi COVID-19, yakni risiko kasus baru muncul karena pembatasan sosial mereda. Peneliti mengatakan bahwa data genom akan sangat penting dalam pelacakan dan pengendalian wabah dengan cepat.

"Ketika ada kasus, data genom dapat dengan cepat memberi tahu Anda apa yang Anda hadapi," kata Gytis Dudas, bioinformatika konsultan di Pusat Global Geodiversity Gothenburg di Swedia.

Australia dan Selandia Baru telah menggunakan data genom untuk melacak keberadaan virus Corona. Selain itu, peneliti di Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain juga melakukan pengurutan genom SARS-CoV-2 namun masih belum berhasil karena epidemi di negara tersebut masih berlangsung dan jumlah infeksinya cukup tinggi.

"Tanpa genomik dan hanya wawancara, Anda tidak akan pernah tahu (virus) yang mana itu," kata Torsten Seemann, seorang bioinformatika di Institut Doherty untuk Infeksi dan Imunitas Melbourne.

Seemann mengatakan pihaknya sedang bersiap untuk menggunakan data genom untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan asal kasus baru yang muncul menyusul pelonggaran pembatasan sosial di beberapa wilayah Australia
http://cinemamovie28.com/death-note-episode-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar