Kamis, 21 Mei 2020

Update Corona di Indonesia 21 Mei: 20.162 Positif, 4.838 Sembuh, 1.278 Meninggal

 Jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Hingga Kamis (21/5/2020), akumulasi kasus positif virus Corona telah mencapai 20.162 orang.
Dikutip dari covid19.go.id, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh maupun meninggal juga mengalami peningkatan.

Data tersebut merupakan akumulasi yang tercatat hingga pukul 12.00 WIB hari ini.

Sebelumnya pada Rabu (20/5/2020), jumlah akumulatif kasus positif berada di angka 19.189, dengan 4.575 di antaranya sembuh dan 1.242 meninggal.

Bukan Penanda Keperawanan, Ini Fungsi Selaput Dara yang Sebenarnya

Selaput dara atau hymen kerap kali dikaitkan dengan keperawanan wanita. Tetapi, sebenarnya apakah itu selaput dara dan bagaimana fungsinya?
Dokter kandungan dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, dr Dinda Derdameisya, SpOG, mengatakan selaput dara diibaratkan sebagai gerbang masuk ke dalam vagina.

"Selaput dara itu adalah gerbang depan masuknya vagina. Biasa orang mengaitkannya dengan tanda keperawanan perempuan," kata dr Dinda kepada detikcom, Kamis (21/5/2020).

"Padahal kembali lagi dari terminologi (istilah) perawan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang namanya perawan adalah orang yang belum pernah berhubungan seksual," lanjutnya.

dr Dinda menjelaskan tidak ada fungsi khusus dari selaput dara, dan bila rusak pun tidak akan memiliki dampak apa-apa terhadap wanita.

"Selaput dara nggak ada fungsi pasti, dan hanya sebagai gerbang saja," jelasnya.

Hal ini dikaitkan karena selebgram Sarah Salsabila sebelumnya sempat ingin melelang keperawanan miliknya untuk menggalang dana terkait virus Corona COVID-19. Tetapi, ia meminta maaf atas pro-kontra yang terjadi.

Berapa Lama Virus Corona Bertahan Hidup di Permukaan Plastik dan Kertas?

Virus corona COVID-19 yang telah ditetapkan sebagai pandemi global semakin meluas. Penularannya sangat mudah, sebuah studi bahkan menyebutkan virus ini bisa bertahan berjam-jam di udara dan tetap bisa menular.
Tak hanya itu, virus ini juga bisa bertahan selama berhari-hari di berbagai permukaan. Hal ini telah dibuktikan oleh para ilmuwan dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), yang merupakan bagian dari Institut Kesehatan Nasional AS.

Mereka meneliti virus tersebut dengan alat untuk mengeluarkan aerosol dan menggandakan tetesan mikroskopis saat batuk atau bersin. Setelah diteliti, mereka menyelidiki berapa lama virus tersebut bisa bertahan di permukaan.

Dikutip dari Asia One, berikut ini rentan waktu yang dibutuhkan virus untuk bertahan di udara dan permukaan.

1. Udara
Hasil penelitian menunjukkan, virus yang terlepas bersama tetesan saat bersin atau batuk di udara masih bisa hidup dan menginfeksi orang lain setidaknya selama 3 jam.

Tim peneliti menemukan, saat 66 menit pertama virus itu di udara, setengah dari partikelnya akan kehilangan fungsi. Setelah 1 jam 6 menit, tiga per empat partikel tidak aktif. Tapi, 25 persen lainnya masih bisa hidup.

Menurut penelitian di Montana NIAID di Rocky Mountain Labiratories, jumlah partikel yang hidup akan turun menjadi 12,5 persen setelah 3 jam.

2. Plastik dan stainless steel
Di permukaan seperti plastik dan stainless steel, virus tersebut bisa dideteksi setelah tiga hari. Butuh waktu selama 5 jam 38 menit agar setengah dari partikel virus tersebut menjadi tidak aktif.

Sedangkan pada plastik, setengah partikel virus akan mati dalam waktu 6 jam 49 menit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar