Di tengah panasnya situasi politik di Myanmar, beredar video viral seorang wanita asyik aerobik dengan lagu 'Ampun Bang Jago'. Di belakangnya, tampak kendaraan militer lalu lalang.
Salah seorang wanita yang belakangan diketahui bernama Khing Hnin Wai tampaknya tidak mengetahui apa yang terjadi di belakangnya saat sedang aerobik. Dalam video berdurasi sekitar 3 menit itu, ia tampak sama sekali tidak terganggu oleh kendaraan-kendaraan militer yang melintas.
Musik yang mengiringi Khing Hnin Wai senam aerobik turut mencuri fokus. Ia menggunakan musik pengiring "Ampun Bang Jago", lagu viral ciptaan musisi asal Bitung, Sulawesi Utara, Jonathan Dorongpangalo (Tian Storm) dan Everly Salikara (Everslkr).
Di halaman profil Facebook miliknya, Khing Hnin Wai mendeskripsikan dirinya sebagai seorang guru olahraga. Dalam unggahan terbaru, ia menampilkan dokumentasi yang menunjukkan bahwa dirinya memang rutin senam aerobik di lokasi tersebut.
Unggahan 'klarifikasi' ini pun tak kalah viral dibanding videonya saat senam aerobik dengan latar kudeta militer. Lebih dari 300 komentar membanjiri unggahan tersebut.
Siutasi politik di Myanmar saat ini tengah memanas. Pada Senin (1/2/2021), pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi ditahan oleh militer yang kemudian mengambil alih kekuasaan.
https://nonton08.com/movies/jeruzalem/
PPKM Dinilai Tidak Efektif, Satgas COVID-19 Dorong Pengawasan Level RT/RW
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali dinilai tidak efektif dalam mencegah penularan virus Corona COVID-19. Hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi pada Minggu (31/1/2021) kemarin.
"Saya ingin menyampaikan mengenai yang berkaitan dengan PPKM, tanggal 11-25 Januari, kita harus ngomong apa adanya, ini tidak efektif," kata Jokowi dalam video rapat terbatas yang diunggah akun Sekretariat Presiden di Youtube pada hari Minggu (31/1/2021).
Terkait hal ini, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pelaksanaan PPKM dapat efektif, jika saja masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan dan pemerintah daerah bisa menegakkan peraturan dengan tegas.
"Selama pemberlakukan PPKM jilid 1, masih banyak ditemukan masyarakat yang belum patuh terhadap protokol kesehatan 3M, termasuk juga masih banyak melakukan mobilitas, yang keduanya dapat meningkatkan risiko penularan," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan Sekretariat Presiden, Selasa (2/2/2021).
Untuk memperbaiki hal ini, kata Wiku, pemerintah akan mengkaji kembali berbagai kebijakan agar penularan virus Corona di masyarakat bisa ditekan. Namun, menurut Wiku, berbagai kebijakan tersebut akan percuma apabila masyarakat masih belum disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.
"Hal terpenting yang harus dilakukan kita semua untuk mengurangi peningkatan kasus positif adalah dengan secara disiplin mematuhi protokol kesehatan 3M, sehingga risiko penularan dapat diminimalisasi sekaligus melindungi diri dan orang terdekat dari penularan," tuturnya.
Selain itu, Prof Wiku juga menyoroti tingginya tingkat penularan di klaster keluarga. Karenanya, ia mendorong dibentuknya posko di lingkup yang lebih kecil hingga RT dan RW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar