Jumat, 26 Februari 2021

Masker Jenis Ini Disebut Paling Baik untuk Berkomunikasi dan Cegah COVID-19

 Selama pandemi mungkin sebagian orang merasa kesulitan dalam berkomunikasi sambil menggunakan masker. Pasalnya, suara yang dikeluarkan dari mulut menjadi kurang jelas didengar.

Kualitas suara yang dikeluarkan pun tergantung dari jenis masker yang digunakan. Lantas masker jenis apa yang paling baik digunakan untuk berkomunikasi, namun tetap efektif dalam mencegah COVID-19?


Dikutip dari CNN, sebuah studi terbaru yang telah diterbitkan di PLOSE One menemukan bahwa masker bedah menjadi jenis masker yang paling baik digunakan untuk berkomunikasi, dibandingkan dengan masker kain dan masker N95.


"Kami menemukan bahwa masker bedah bekerja lebih baik daripada masker lain untuk berkomunikasi," ucap Peneliti studi, Joseph Toscano.


Selain itu, masker ini juga cukup efektif dalam mencegah bakteri dan virus seperti COVID-19. Masker bedah terbuat dari tiga lapis kain bukan tenunan yang biasanya terbuat dari plastik.


Tiga lapisan ini terdiri dari kain spunbond, filter melt blown dan spunbond lagi.


"Dalam tingkat kebisingan yang tinggi di lingkungan, masker bedah terbukti paling tidak mengurangi kualitas suara," kata Dr Jawad Fares dari departemen bedah saraf di Northwestern University, yang tidak terlibat dalam studi ini.


"Temuan studi ini menjadi penting saat pandemi, karena adanya tantangan komunikasi yang kami hadapi," tambahnya.


Meski penggunaan masker bisa menjadi kendala saat berkomunikasi, tetapi kamu dapat menggunakan isyarat secara non-verbal untuk membantu orang lain agar memahami apa yang sedang dibicarakan. Misalnya, dengan menggerakkan tangan atau menggunakan alis mata untuk menunjukkan ekspresi saat berbicara.


Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk membuka masker saat berbicara dengan orang lain.


"Ekspresi marah menekankan pada gerakan alis ke bawah dan tengah serta mata yang melotot. Ekspresi terkejut dan syok, bagaimanapun, biasanya terbentuk dari alis yang terangkat," ujar Fares.

https://maymovie98.com/movies/trust-2/


Satgas Sebut Rapid Test Antigen untuk Diagnostik COVID-19 Sudah Dimulai


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyebut penggunaan rapid test antigen untuk diagnostik bisa masuk ke dalam catatan laporan kasus COVID-19 harian.

Namun, hingga saat ini belum ada catatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dari rapid test antigen yang dilaporkan per hari. Saat ditanya terkait hal tersebut, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memastikan pelaksanaan rapid test antigen untuk diagnostik sudah dimulai.


"Keputusan ini sudah mulai dilaksanakan dan ada kriteria spesifik dalam penggunaannya, seperti yang tertuang pada keputusan Menteri Kesehatan nomor HK0107MENKES446 tahun 2021," beber Prof Wiku dalam konferensi pers BNPB Kamis (25/2/2021).


Selain itu, Wiku menegaskan penggunaan rapid test antigen hanya dalam kondisi tertentu. Salah satunya kepentingan pelacakan kontak.


Pemakaian rapid test antigen juga perlu melihat kriteria penggunaan hingga fasilitas pemeriksaan dan petugas pemeriksaan. Hasil diagnosis konfirmasi positif COVID-19 rapid test antigen akan dilaporkan kepada pemerintah pusat dan daerah.


"Pada prinsipnya penggunaan rapid test antigen harus memperhatikan kriteria pemilihan, kriteria penggunaan, alur pemeriksaan, fasilitas pemeriksaan dan petugas pemeriksaan," kata Prof Wiku.


"Pengelola spesimen, keselamatan hayati atau bio safety, pencatatan dan pelaporan, penjaminan mutu pemeriksaan dan pengelolaan limbah pemeriksaan," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/the-trust/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar