Seorang pria bernama Jimmy Smallwood yang berusia 77 tahun asal Alabama, Amerika Serikat (AS), meninggal akibat tertular COVID-19. Ia terinfeksi setelah menolak meninggalkan istrinya yang sakit karena sudah lebih dulu terinfeksi Corona.
Istrinya, Mary (77), sakit akibat tertular COVID-19 setelah pertemuan keluarga saat perayaan Natal lalu. Pada saat itu, Mary dan 12 orang lainnya diduga terinfeksi virus tersebut.
Setelah Mary terinfeksi, Jimmy menolak meninggalkan istrinya menjalani isolasi secara terpisah. Menurut anaknya, LaDonna, ayahnya harus berpisah sementara dengan ibunya lantaran memiliki penyakit penyerta yang bisa sangat berisiko jika tertular COVID-19.
Mary akhirnya dilarikan ke rumah sakit pada Januari lalu karena kadar oksigennya turun drastis. Kondisi itu juga membuat warna bibir Mary berubah menjadi ungu.
Beberapa hari kemudian, Jimmy juga dirawat di rumah sakit setelah ditemukan pingsan di rumah. Tingkat kadar oksigennya juga turun menjadi 60 persen.
Keduanya dirawat di Regional Medical Center di Anniston karena COVID-19, dengan kamar yang berjarak hanya dua pintu. Setelah menjalani perawatan Mary berhasil pulih, sementara Jimmy meninggal setelah mengalami gagal jantung pada 13 Januari 2021 lalu.
"Saya tahu dengan kondisi jantungnya, dia tidak bisa diselamatkan. Dia berkata 'diam', dia tahu akan pergi ke surga jika dia meninggal dan tidak akan kehilangan istrinya," kata LaDonna yang dikutip dari Fox News, Rabu (24/2/2021).
Pasca kondisinya pulih, Mary saat ini masih menjalani perawatan di rumah dan membutuhkan bantuan oksigen. Ia juga mengatakan bahwa dirinya merindukan sang suami.
"Dia ada di tempat yang lebih baik sekarang. Tempat yang lebih baik dari ini," ujar Mary.
https://trimay98.com/movies/first-love/
Belum Terlatih, Dokter Suntikan Empat Kali Lipat Dosis Vaksin COVID-19
Seorang dokter di Australia dirumahkan setelah ketahuan keliru menyuntikkan dosis vaksin COVID-19. Hal ini terungkap setelah perawat di Holy Spirit Nursing Home menyaksikan dokter memberikan dosis yang berlebihan sampai empat kali lipat pada dua lansia berumur 88 dan 94 tahun.
Hasil investigasi menemukan bahwa ternyata sang dokter belum menerima pelatihan wajib pemberian vaksin. Greg Hunt dari otoritas kesehatan setempat mengatakan akan ada sanksi yang diberikan dan untuk sementara lansia yang mendapat vaksin berada di bawah pengawasan.
"Dua pasien itu dalam pengawasan, sampai saat ini sama sekali tidak ada reaksi efek samping yang dilaporkan. Ini adalah pengingat pentingnya upaya jaga-jaga," kata Greg seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (24/2/2021).
Australia diketahui menggunakan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech dalam program vaksinasi yang mulai berjalan minggu ini. Ampul yang digunakan oleh vaksin tersebut memang dirancang bisa memuat dosis untuk beberapa orang.
Data uji klinis vaksin COVID-19 Pfizer tidak mencatat adanya risiko efek samping lebih berat bila terjadi overdosis. Kepala Bidang Medis Australia, Profesor Paul Kelly, mengatakan pada uji klinis relawan bahkan menerima tiga sampai empat kali dosis yang direkomendasikan.
"Selama uji klinis itu, data efek samping tidak jauh berbeda," kata Paul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar