Senin, 22 Februari 2021

Kapan Guru Mulai Divaksinasi COVID-19? Ini Janji Kemenkes RI

 Secara resmi, vaksinasi COVID-19 tahap kedua untuk petugas layanan publik sudah dimulai pada Rabu (17/2/2021). Namun dalam praktiknya, sejumlah fasilitas layanan kesehatan masih fokus menyelesaikan vaksinasi tahap pertama yakni untuk tenaga kesehatan (nakes).

Hingga Minggu (21/2/2021), tercatat baru sebanyak 1.227.918 nakes yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Angka ini mencakup 83,6 persen dari sasaran vaksinasi untuk nakes.


Sedangkan untuk dosis kedua, baru sebanyak 736.710 nakes yang sudah disuntik. Artinya masih ada sekitar 50 persen sasaran nakes yang belum mendapat dosis kedua.


Lalu kapan petugas layanan publik, termasuk di dalamnya para guru dan tenaga pendidik, akan mendapatkan vaksinasi? Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi memperkirakan dalam minggu ini sudah bisa dimulai.


"Kita sudah mulai. Nanti rencananya tanggal 24 itu di Jakarta sudah akan kita mulai," katanya dalam webinar PB IDI, Minggu (21/2/2021).


Untuk tahap awal, dr Nadia menyebut prioritas akan ditujukan untuk ibukota provinsi. Segera setelah stok vaksin mencukupi, akan dilanjutkan ke wilayah lain yang belum mendapat giliran.


"Diatur nanti sesuai dengan stok vaksin yang diterima oleh teman-teman di dinas kesehatan provinsi dan kabupaten-kota," jelasnya.

https://maymovie98.com/movies/love/


Eks Wasekjen MUI Meninggal Kena COVID-19, Waspadai Gejala Picu Kondisi Fatal


Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Nadjamuddin Ramly dikabarkan meninggal karena terinfeksi virus Corona COVID-19.

Kabar duka tersebut disampaikan oleh ketua MUI Cholil Nafis. Ia menyebut Nadjamuddin meninggal pada Sabtu (20/2/2021) malam.


"Ya (Nadjamuddin meninggal dunia). Beliau kena covid," kata Cholil lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Minggu (21/2).


Nadjamuddin dimakamkan di Bandung. Cholil menyebut tidak ada prosesi pemakaman karena Nadjamuddin meninggal sebagai pasien COVID-19.


Saat seseorang terinfeksi COVID-19, ada beberapa faktor yang bisa memperparah gejala Corona bahkan dapat memicu kondisi fatal. Di antaranya, faktor usia lanjut, penyakit penyerta dan respons kekebalan tubuh.


Selain itu, adapun kondisi fatal yang disebabkan oleh happy hypoxia. Kondisi bisa terjadi saat pasien COVID-19 memiliki saturasi oksigen yang rendah, namun tidak mengalami gejala sesak napas.


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) menyebut ada beberapa tanda atau gejala COVID-19 yang perlu diwaspadai karena memicu kondisi fatal hingga kematian.


Berikut tanda atau gejalanya:

Kesulitan bernapas

Nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada

Kebingungan

Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga

Bibir, wajah, atau kuku kebiruan (kondisi ini bisa menunjukkan happy hypoxia).

Meski demikian, sejauh ini banyak pasien COVID-19 yang meninggal karena mempunyai penyakit penyerta. Hal ini dikarenakan sistem imun pada pasien COVID-19 yang memiliki penyakit penyerta cenderung lebih lemah, sehingga tidak mampu melawan infeksi virus Corona COVID-19.


"Jika sistem kekebalan tubuh tidak kuat, kemungkinan besar virus itu dapat berkembang biak di dalam paru-paru dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan parut. Sistem kekebalan akan melawannya dan menghancurkan jaringan paru yang sehat dalam prosesnya," jelas Dr Sarah Jarvis GP, Direktur Klinis Patient Access, dikutip dari The Sun.

https://maymovie98.com/movies/about-love-5/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar