Sabtu, 13 Februari 2021

Ngeri, Konsumsi Listrik Bitcoin Setara Negara Argentina

  Makin melonjaknya harga bitcoin, dilaporkan sudah tembus USD 50 ribu, membuat aktivitas penambangannya kian pula meningkat. Bahkan dalam penelitian terbaru, konsumsi listrik tahunan akibat penambangan bitcoin lebih besar dari kebutuhan listrik negara Argentina.

Riset itu dilakukan oleh para peneliti di University of Cambridge, Inggris. Penambangan mata uang digital seperti bitcoin memang haus daya komputer. Konsumsi listriknya sekitar 121.36 terawatt per hours (Twh) dan belum ada tanda-tanda penurunan. Angka itu setara dengan konsumsi listrik di Argentina.


Apalagi harga bitcoin melonjak setelah perusahaan mobil listrik Tesla mengumumkan pembelian bitcoin senilai USD 1,5 miliar. Keputusan itu disebut mengabaikan dampak lingkungan karena penambang bitcoin bekerja lebih giat.


"Memang desainnya seperti itu bahwa bitcoin mengkonsumsi listrik begitu banyak. Hal ini tidak akan berubah di masa depan kecuali harga bitcoin menurun secara signifikan," cetus Michel Rauchs, peneliti di The Cambridge Centre for Alternative Finance.


Selain Argentina, konsumsi listrik bitcoin melebihi negara Belanda, Uni Emirat Arab dan mendekati Norwegia. Situasi ini dipandang cukup mencemaskan.


"Bitcoin itu anti efisiensi. Hardware penambangan yang lebih efisien takkan membantu karena akan tetap berkompetisi dengan hardware efisien lainnya," papar Rauchs.


"Artinya penggunaan energi bitcoin dan produksi CO2-nya hanya akan terus bertambah. Sangat buruk semua energi ini jadi terbuang," tambahnya seperti dikutip detikINET dari BBC, Kamis (11/2/2021).


Kritikan juga mengarah pada Elon Musk yang belakangan giat mempromosikan bitcoin. Padahal ia terkenal karena mobil listrik Tesla terkenal ramah lingkungan.


"Elon Musk menyia-nyiakan banyak pekerjaan bagus Tesla dalam mempromosikan transisi energi. Hal ini sangat buruk. Tesla mendapat subsidi USD 1,5 miliar didanai pembayar pajak. Mereka menghabiskan USD 1,5 miliar juga untuk bitcoin yang ditenagai listrik dari batu bara. Subsidi itu perlu diperiksa lagi," ujar David Gerard, penulis Attack of 50 Foot Blockchain.

https://cinemamovie28.com/movies/ghostbusters-2/


Uni Emirat Arab dan China Tunggu Amerika di Mars


Uni Emirat Arab dan China telah berhasil mengirimkan wahana antariksanya, Hope dan Tianwen-1 ke orbit Planet Mars dalam waktu selang sehari. Kini, tinggal satu misi lagi yang masih dalam perjalanan, yaitu Perseverance dari Amerika Serikat.

Perseverance dijadwalkan tiba di Planet Merah tersebut pada tanggal 18 Februari waktu setempat. Untuk diketahui, Perseverance merupakan rover robotika tercanggih yang pernah dikirimkan untuk penelitian di Mars.


Sesampainya di Mars, NASA akan langsung mendaratkan rover itu di area Jerezo Crater. China memang akan mendaratkan rover, namun masih beberapa bulan lagi karena masih harus menyelidiki area yang paling pas. Sedangkan wahana Hope dari Uni Emirat Arab sebatas menggelar riset dari orbit.


Seperti dikutip detikINET dari CBS, Kamis (11/2/2021), Amerika Serikat dengan NASA memang punya teknologi paling maju dan paling berhasil dalam menjelajahi Mars. Mereka telah mendaratkan 8 wahana antariksa di permukaan Mars sejak puluhan tahun silam.


Pertama kali pendaratan dilakukan pada tahun 1976 dengan dua wahana bernama Viking. Kemudian rover Pathfinder di 1997, Spirit dan Opportunity di 2004, Phoenix di 2008, Curiosity di 2012 dan terbaru adalah InSight pada tahun 2018. Sejauh ini, Curiosity dan InSight masih beroperasi.


Rover terbaru Perseverance yang beroda enam akan menganalisa batu dan sedimen di Mars untuk mencari jejak bukti kehidupan di sana. Ia dilengkapi 19 kamera, dan 4 kamera tambahan untuk memandu proses pendaratan. Salah satu sistem kamera utamanya adalah Mastcam-Z, berfungsi mirip mata manusia.

https://cinemamovie28.com/movies/ghostbusters/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar