Selasa, 23 Februari 2021

Kemenkes RI Temukan Kasus Kecemasan Sehabis Vaksinasi COVID-19

 - Vaksinasi COVID-19 tahap kedua untuk petugas pelayanan publik dan juga kelompok lansia sudah dimulai sejak beberapa hari lalu. Sampai saat ini Kementerian Kesehatan menyebut belum ada laporan terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius.

Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, laporan yang masuk sejauh ini hanya efek samping yang ringan.


"Rata-rata ini hanyalah gejala efek samping yang ringan saja. Banyak kasus yang diperkirakan dugaan kejadian akibat efek samping, tapi ternyata memang bukan karena efek samping (vaksin)," jelasnya dalam dialog produktif vaksinasi lansia yang disiarkan di YouTube FMB9ID-IKP, Senin (22/2/2021).


dr Nadia menjelaskan, kejadian yang banyak terjadi usai penerimaan vaksinasi COVID-19 akibat stres pasca imunisasi. Menurutnya, hal ini disebabkan karena kecemasan yang berlebihan karena baru mendapat vaksin.


"Karena mungkin kecemasan yang berlebihan karena baru mendapatkan vaksin. Kemudian, sering ada yang dilaporkan pingsan kemudian ada yang kejang-kejang," kata dr Nadia.


"Tapi setelah penanganan, ini tidak ada hubungannya dengan vaksinasi," tegasnya.

https://nonton08.com/movies/love/


Vaksin COVID-19 Mana yang Paling 'Laku' di Dunia? Ini Daftarnya


Menurut data dari Our World In Data oleh University of Oxford, kini lebih dari 199 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan di seluruh dunia. Angka itu setara 2,6 juta dosis telah diberikan per 100 orang.

Dalam laporan yang dipublikasikan oleh The New York Times, vaksin yang paling banyak digunakan di dunia adalah jenis vaksin buatan Amerika Serikat, Pfizer.


Vaksin yang diproduksi Pfizer bersama perusahaan Jerman BioNTech disebut memiliki angka efikasi hingga 95 persen berdasarkan analisis interim uji klinis fase III. Tercatat, vaksin ini digunakan oleh sebanyak 61 negara di dunia, termasuk negara-negara Eropa dan Saudi Arabia.


Selain Pfizer, vaksin COVID-19 lain yang juga banyak dipakai adalah vaksin asal Inggris buatan AstraZeneca dan University of Oxford. Vaksin ini memiliki beberapa kelebihan, terutama harga yang relatif murah dan proses penyimpanan maupun distribusi yang lebih mudah.


Jenis vaksin COVID-19 asal China yakni buatan Sinovac tercatat telah digunakan di 6 negara, termasuk di Indonesia.


Ada juga vaksin asal Rusia yakni Sputnik V dengan efikasi sampai 91,6 persen yang berada di daftar 5 besar vaksin paling 'laku' di seluruh dunia. Vaksin ini digunakan di 9 negara.


Berikut urutan jenis vaksin COVID-19 dengan negara pengguna terbanyak di dunia, mengacu pada laporan Our World In Data oleh University of Oxford, dilansir The New York Times:


Pfizer-BioNTech (digunakan di 61 negara)

Oxford-Astrazeneca (digunakan di 41 negara)

Moderna (digunakan di 27 negara)

Sinopharm Beijing (digunakan di 10 negara)

Gamaleya (Sputnik V) (digunakan di 9 negara)

Sinovac (digunakan di 6 negara)

Sinopharm Wuhan (digunakan di 2 negara)

Bharat Biotech (digunakan di 1 negara)

https://nonton08.com/movies/about-love-5/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar