- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui ada berbagai tantangan dalam menjalankan program vaksinasi COVID-19 untuk kelompok lansia. Salah satunya pengaruh hoax atau kabar bohong yang bisa mengurangi minat para lansia untuk divaksinasi.
Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes, Erna Mulati, menjelaskan bahwa para tenaga kesehatan perlu menyiapkan waktu yang lebih dalam memberikan edukasi pada kelompok lansia. Tujuannya agar mencegah ketakutan-ketakutan yang keliru terkait vaksinasi.
"Kita memahami sekali bagaimana dengan kondisi para lansia. Banyak hal yang harus jadi fokus perhatian kita, antara lain adanya perasaan mereka yang mudah dipengaruhi oleh berita-berita tidak benar," kata Erna dalam konferensi daring yang disiarkan Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes, Selasa (23/2/2021).
"Tentunya nanti ini akan berdampak terhadap demand dari para lansia terkait dengan vaksinasi," lanjutnya.
Diharapkan ada juga peran keluarga yang mendampingi lansia selama proses vaksinasi. Keluarga dapat membantu lansia menyiapkan syarat-syarat vaksinasi, memberikan informasi yang benar, dan turut memantau kondisi usai vaksinasi.
"Di sisi lain kita juga melihat bahwa para lansia sangat bervariasi kondisinya. Tentunya perlu pendekatan khusus, peran keluarga agar mendampingi lansia baik pada saat dilakukan screening maupun saat vaksinasi," pungkasnya.
https://tendabiru21.net/movies/the-finest-hours-2/
Mungkinkah Keracunan ASI dari Payudara Implan? Ini Penjelasan Pakar
Meski terdapat beberapa pengecualian, wanita yang memiliki payudara implan ternyata masih tetap bisa menyusui. Namun, hal tersebut bergantung dengan bagaimana keadaan payudara asli sebelum operasi serta kemungkinan jenis sayatan yang digunakan.
Apakah implannya bisa pecah dan membahayakan bayi? Menurut Asisten Dokter Obstetri dan Ginekologi di Santa Maria, California, bernama Holly Ernst, PA, implan payudara dapat memengaruhi jumlah ASI yang dihasilkan. Tetapi, pada sejumlah wanita, implan tidak memengaruhi jumlah suplai ASI sama sekali.
"Anda mungkin juga khawatir efek menyusui pada implan Anda. Payudara Anda biasanya berubah bentuk dan ukurannya selama kehamilan dan setelah menyusui. Menyusui tidak akan memengaruhi implan Anda, tetapi ukuran dan bentuk payudara Anda secara keseluruhan mungkin berbeda," kata Ernst, dikutip Health Line.
Ernst kemudian menjelaskan bahwa jika posisi implan berada di belakang kelenjar susu atau di bawah otot dada, maka hal tersebut tidak akan memengaruhi jumlah suplai ASI. Akan tetapi, perlu diingat bahwa lokasi serta kedalaman sayatan saat operasi dapat memengaruhi kemampuan wanita untuk menyusui bayinya.
Pasalnya, pembedahan yang menjaga areola tetap utuh tidak akan menimbulkan masalah. Jika sayatan saat operasi dibuat di bawah payudara atau melalui ketiak atau pusar, maka hal tersebut tidak mengganggu proses menyusui.
"Saraf di sekitar puting Anda berperan penting dalam menyusui. Sensasi bayi yang menyusu pada payudara meningkatkan kadar hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin memicu produksi ASI, sementara oksitosin memicu produksi ASI. Saat saraf ini rusak, sensasi berkurang," kata Ernst.
Lalu, bagaimana keamanan bayi yang menyusu dari payudara implan?
TERUSKAN MEMBACA, KLIK DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar