Selasa, 23 Februari 2021

Lelah Menanjak, Harga Bitcoin Akhirnya Merosot

 Setelah mencetak rekor terus menerus, harga Bitcoin akhirnya jatuh. Harga uang kripto yang paling populer ini turun 8% ke level US$ 53.000 per keping atau setara Rp 742 juta (Kurs Rp 14.000).

Penurunan harga ini pun menjadi rekor terburuk dalam rekam jejak harga Bitcoin dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, Bitcoin sempat turun 7,5% ke US$ 53.177.


Mengutip Reuters, Senin (22/2/2021), harga Bitcoin sedang berada di puncak tertinggi yaitu US$ 58.254 per keping pada pekan kemarin. Hal tersebut juga memberikan keuntungan hampir 100% bagi para investornya. Kapitalisasi pasarnya tumbuh menjadi US$ 1 triliun.


"Aksi jual pada minggu ini adalah pelonggaran atas kegembiraan pada pekan lalu, serta pelepasan penjualan yang sangat dibutuhkan," kata Ross Middleton, salah satu pendiri DeversiFi.


Selain Bitcoin, mata uang digital lainnya yaitu Ethereum pun ikutan turun. Uang kripto pesaing Bitcoin ini turun 8,7% ke level US$ 1.765.


Perlu diketahui, melonjaknya harga Bitcoin yang lebih dari US$ 50.000 menandakan bahwa uang digital terpopuler di dunia ini mulai diterima oleh kalangan investor dan perusahaan jumbo dunia, seperti Tesla Inc, Mastercard Inc hingga BNY Mellon.


Lonjakan harga Bitcoin juga kadang-kadang dipicu oleh Bos Tesla, Elon Musk yang biasanya mencuit di akun Twitter pribadinya.


"Kami cenderung berpikir bahwa ada peluang bagus untuk minggu depan dan koreksi kecil datang dari sini, meskipun itu tidak banyak berpengaruh pada prospek jangka menengah yang membosankan," kata Joseph Edwards seorang pialang cryptocurrency di London dari Enigma Securities.

https://nonton08.com/movies/bebas-aturan-main/


Update Vaksinasi 22 Februari: Tinggal 15 Persen Nakes Belum Divaksin COVID-19


Per 22 Februari 2021, vaksinasi COVID-19 dosis 1 untuk tenaga kesehatan (nakes) telah menjangkau sebanyak 1.244.215 orang, dengan pertambahan sebanyak 16.297 sejak Minggu(21/2/2021).

Angka ini mencakup 84,71 persen dari total nakes sasaran vaksinasi.


Sedangkan vaksin COVID-19 dosis 2 sudah diberikan ke sebanyak 764.905 nakes, bertambah 28.195 orang sejak kemarin. Angka ini mencakup 52,08 persen dari total target nakes.


Vaksinasi COVID-19 diberikan secara bertahap, dengan skala prioritas menyesuaikan tingkat kerentanan kelompok masyarakat.


Pada tahap 1, vaksin COVID-19 diberikan pada kelompok nakes. Pasalnya, mereka memiliki risiko tertular COVID-19 yang tinggi dari interaksi langsung dengan pasien.


Kini pemerintah telah memasuki vaksinasi tahap dua yang diprioritaskan untuk kelompok petugas layanan publik dan lansia.


Berikut rincian update vaksinasi COVID-19 per 22 Februari 2021 menurut laporan harian akun resmi Kementerian Kesehatan pukul 14.00 WIB:


Total sasaran vaksin: 181.554.465 orang

Sasaran vaksin tenaga kesehatan: 1.468.764 orang

Vaksin dosis 1: 1.244.215 (+ 16.297 orang)

Vaksin dosis 2: 764.905 (+ 28.195 orang)


Soal Nakes Wafat Terinfeksi COVID-19 Usai Divaksinasi, Ini Kata Kemenkes


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menanggapi laporan terkait adanya tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal dengan status positif COVID-19 meski sudah mendapat vaksin. Ada beberapa hal yang diduga bisa jadi penyebabnya.

Juru bicara program vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan memang masih ada risiko seseorang bisa terinfeksi meski sudah mendapat vaksin COVID-19. Biasanya ini terjadi dalam tahap awal pemberian vaksin, ketika tubuh masih belum membentuk antibodi secara optimal.


Nadia menjelaskan bahwa antibodi yang optimal baru terbentuk rata-rata setelah 28 hari penyuntikan dosis kedua vaksin. Artinya, sebelum periode itu maka antibodi di dalam tubuh belum memiliki kemampuan yang efektif untuk melawan infeksi.


"Vaksinasi COVID-19 membutuhkan dua kali penyuntikan atau dua kali dosis. Sebab sistem imun perlu waktu lewat paparan yang lebih lama sehingga imunitas mengetahui bagaimana cara efektif melawan virus," kata Nadia dalam konferensi pers yang disiarkan Kementerian Kesehatan pada Senin (22/2/2021).


Kemungkinan berikutnya mengapa masih ada penerima vaksin COVID-19 yang terinfeksi adalah karena tidak sadar dari awal sudah sakit. Dengan lama inkubasi virus yang sampai 1-14 hari dan gejala awal mirip flu, seseorang bisa tidak menyadari sudah terinfeksi COVID-19 saat menerima vaksin.


"Karena gejalanya mirip flu kadang kita tidak sadar itu gejala awal tertular COVID-19," ungkap Nadia.


"Kalau kita lihat beberapa kasus-kasus tenaga kesehatan yang sudah mendapat vaksinasi dosis pertama kemudian terinfeksi sampai wafat, ini sebagian besar terinfeksi pada rentang waktu sebelum penerimaan dari vaksinasi," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/glorious-days/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar