Kamis, 25 Februari 2021

IPB Siap Bantu Uji Preklinik Vaksin COVID-19 Merah Putih

 Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University, Deni Noviana mengatakan, IPB University merupakan perguruan tinggi yang berkompeten dalam pengujian vaksin. IPB juga mengaku siap membantu melakukan uji preklinis terhadap vaksin merah putih.

"IPB University merupakan salah satu perguruan tinggi yang berkompeten, independen, dan terakreditasi, serta juga memiliki kemampuan, sarana dan prasarana memadai dalam bidang medis dan kesehatan termasuk berbagai pengujian preklinis obat, baik obat hewan maupun manusia termasuk vaksin," ujar Deni Noviana dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/2/2021).


"IPB University memiliki pengalaman dalam melakukan berbagai pengujian klinis pada obat hewan dan manusia, baik untuk kepentingan registrasi maupun pengembangan produk," kata dia menambahkan.


Deni menyebut, pengujian preklinis terhadap vaksin Merah Putih COVID-19 yang dapat dilakukan oleh IPB University terdiri atas tiga kegiatan utama. "Pertama, pengujian preklinis secara in vitro (pengujian respons imunitas), in vivo (pengujian toksisitas akut, subkronis, kronis, teratogenisitas, farmakodinamik dan biodistribusi) pada tikus, serta pengujian imunogenisitas dan adverse effect pada non-human primates," tutur Deni.


FKH dan Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University memiliki fasilitas yang lengkap dan didukung sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan ahli di bidang pengujian obat, termasuk di dalamnya pengujian preklinis. Bidang keahlian yang dimiliki FKH dan PSSP di bidang pengujian preklinis antara lain Farmakologi dan Toksikologi, Mikrobiologi Medik (Imunologi dan Virologi), Patologi, dan bidang lain yang terkait dengan pengujian obat.


"Semuanya siap berperan dalam membantu pengujian preklinis vaksin Merah Putih COVID-19 pemerintah Indonesia," kata Deni.


Menurut Deni, pengujian preklinis dapat digunakan sebagai uji awal untuk mengevaluasi respon pemberian vaksin baik akut, subkronis, kronis, teratogenisitas, farmakodinamik, dan biodistribusi dengan menggunakan hewan coba. Hewan coba yang biasa digunakan untuk pengujian preklinis terdiri atas non primate animals (mencit, tikus, kelinci) dan non-human primates (monyet rhesus).

https://trimay98.com/movies/moonrise-over-egypt/


Ramai Hiu Wajah Manusia di NTT, Ini 5 Kasus Pareidolia yang Bikin Heboh


Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan adanya video berdurasi sekitar 50 detik yang menampilkan ikan berwajah mirip manusia. Ikan mirip manusia jenis hiu ini membuat masyarakat geger.

Namun, penampakan wajah manusia pada benda atau makhluk lain itu sering terjadi. Fenomena ini disebut dengan pareidolia, yaitu fenomena psikologi yang membuat otak menginterpretasikan penampakan benda-benda dengan komposisi tertentu sehingga terlihat seperti manusia.


Salah satu penelitian menyebut bahwa orang-orang yang sering mengalami fenomena ini adalah perempuan dan kelompok religius. Selain itu, orang-orang dengan mood yang cenderung negatif juga sering mengalami hal ini.


Dikutip dari berbagai sumber, berikut detikcom rangkum beberapa fenomena pareidolia yang sempat membuat heboh:


Hiu berwajah manusia

Viral sebuah video di media sosial yang memperlihatkan seekor ikan berjenis hiu dengan bentuk wajah mirip dengan manusia. Ikan tersebut memiliki bentuk kepala yang mengerucut pada bagian ujungnya, seperti kepala hiu pada umumnya.


Kemiripannya terletak pada mulut yang berada di sisi yang sama dengan kedua matanya. Meski tidak terlalu mirip, letak mata dan mulutnya ini yang anggap seperti manusia.


Dalam video itu, ikan hiu berwajah unik tersebut terlihat sudah mati. Kabarnya, ikan jenis hiu itu ditemukan seorang nelayan di Desa Pepela, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).

https://trimay98.com/movies/get-lost/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar