Jumat, 12 Februari 2021

Catatan Pakar soal Rapid Antigen Jadi Alternatif PCR oleh Kemenkes

  Kementerian Kesehatan kini menggunakan rapid test antigen sebagai alat diagnostik untuk konfirmasi kasus positif COVID-19 seperti halnya RT PCR untuk penelusuran kontak. Hal ini diupayakan untuk memperbaiki strategi testing, tracing, dan treatment (3T).

Meski menyambut baik upaya tersebut, pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, dr Syahrizal Syarif, MPH, PhD, memberikan catatan terkait penggunaan rapid antigen untuk penelusuran kontak. Pasalnya, menurut Syahrizal selama ini kemampuan puskesmas terkait penemuan kasus COVID-19 masih belum maksimal.


Alih-alih memastikan ketersediaan antigen di seluruh provinsi, peran puskesmas dalam menjalankan penelusuran kontak disinggung Syahrizal harus menjadi perhatian utama.


"Kuncinya itu bukan ketersediaan antigen di puskesmas. Tapi apakah puskesmas mampu melakukan penelusuran kontak dengan baik? Paling tidak 20 sampai 30 kontak erat harus ditemukan untuk setiap kasus," pesannya, saat live di FMB9_ID IKP, Kamis (11/2/2021).


"Nah ini yang saya lihat selama ini iya bahwa puskesmas tidak begitu mampu, oleh sebab itu saya kira perlu ada insentif paling tidak kepada puskesmas untuk bisa melakukan ini," lanjut Syahrizal.


Menurutnya, pengadaan rapid test antigen ke setiap puskesmas akan percuma jika penelusuran kontak pun tak dilakukan secara maksimal.


"Kalau tidak, antigen yang disebar ke 34 provinsi sayang sekali nanti tidak maksimal bisa digunakan," bebernya.


Menurutnya, rapid test antigen memang bisa digunakan sebagai alat diagnostik, selain RT PCR, di kondisi tertentu, merujuk pada pedoman WHO. Dikarenakan kapasitas lab di Indonesia masih belum memadai, penggunaan rapid test antigen untuk diagnostik penelusuran kontak bisa menjadi alternatif.

https://indomovie28.net/movies/the-midnight-man-4/


Berkaca Kasus Richard Lee dan Kartika Putri, Ini Tips Aman Memilih Skincare


Perseteruan Kartika Putri dengan dokter Richard Lee berawal dari ulasan produk skincare yang disebut mengandung bahan berbahaya. Perseteruan keduanya membawa perhatian tentang bagaimana cara memilih produk skincare yang aman bagi kesehatan.

Menanggapi hal tersebut, dr Cynthia Jayanto, MBioMed, dari Cyn Clinic menjelaskan beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengecek keamanan dan kecocokan produk skincare. Berikut tipsnya:


1. Pahami jenis kulit

Sebelum memilih menggunakan produk skincare tertentu, seseorang wajib tahu kondisi kesehatan kulitnya sendiri. Sebagai contoh apakah kulit relatif kering, berminyak, atau sensitif terhadap bahan tertentu.


Setiap jenis kulit disebut dr Cynthia membutuhkan perawatan yang berbeda dan tidak ada satu produk yang bisa mengakomodasi semua kebutuhan jenis kulit tersebut.


2. Cari sesuai kebutuhan

Setelah tahu kondisi kulit, langkah berikutnya adalah menentukan skincare yang bisa memenuhi kebutuhan. Misalnya saat musim hujan atau dingin, kulit cenderung lebih mudah kering sehingga kemungkinan butuh skincare yang bisa melembabkan. Sementara saat musim panas, kulit yang berkeringat mudah berminyak sehingga skincarenya juga disesuaikan untuk mengontrol hal tersebut dan mencegah timbulnya jerawat.


3. Cek izin edar BPOM

Setiap produk skincare yang mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) seharusnya sudah memenuhi standar keamanan. Karena itu jangan ragu untuk aktif mengecek keterangan izin edar yang tercantum pada suatu produk di situs BPOM atau melalui QR Code.


"Kamu juga perlu mengecek izin produk, karena ada juga produk yang izin edarnya tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan," kata dr Cynthia.

https://indomovie28.net/movies/the-midnight-man-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar