Kamis, 02 April 2020

Wisata Indoor Shanghai Ditutup Lagi, Ada Corona Gelombang Kedua?

China sempat lega karena berhentinya wabah pandemi Corona. Geger ada Corona gelombang kedua, Kota Shanghai harus kembali harus menutup wisatanya, terutama wisata indoor. Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan 78 kasus baru di bulan Maret. Otoritas kesehatan China menduga sebagian kasus baru ini datang dari luar negeri.

Shanghai tadinya hendak menggenjot pariwisatanya. Sempat buka sebentar, tempat-tempat wisata Shanghai harus tutup kembali.

Ada 25 atraksi wisata indoor yang harus ditutup kembali sejak tanggal 30 Maret. Di antaranya adalah The Oriental Pearl TV Tower, Madame Tussauds, The Shanghai Tower, Jin Mao Tower dan Huangpu river cruises.

Tak hanya indoor, 37 wisata outdoor pun ikut kembali tutup. Sebut saja Shanghai Wild Animan Park, City Beach dan Chenshan Botanical Garden.

Pemda Shanghai juga menunda pembukaan 12 wisata pemandangan. Bioskop-bioskop yang mulai beroperasi juga diminta untuk kembali ditutup di seluruh China.

Belum ada penjelasan resmi yang diturunkan oleh Pemerintah China. Namun para pelaku usaha wisata menduga, ini menjadi kebijakan baru terkait dengan Corona gelombang kedua.

Kerugian Travel Agent Indonesia Rp 4 Triliun Sampai Akhir Februari

Sektor pariwisata disebut-sebut menjadi sektor paling terburuk terkena dampak pandemi virus Corona.
Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno menyebut seluruh agen travel saat ini sudah benar-benar terpuruk. Total kerugian dari seluruh perusahaan agen travel di Indonesia, sampai akhir Februari 2020 lalu saja sudah mencapai Rp 4 triliun.

"Kerugian di bulan Februari mencapai Rp 4 triliun, kalau Maret belum terhitung angkanya," ungkap Pauline kepada detikcom, Rabu (1/4/2020).

Pauline menilai kerugian terjadi lantaran turunnya minat orang-orang untuk berpergian sejak corona ini mewabah. Padahal, biasanya setiap bulan Maret-April, agen travel selalu panen besar, akan tetapi tahun ini keadaan berbalik 180 derajat.

"Setiap Maret- April walaupun peak season, biasanya banyak incentive group, maupun perorangan, dan musim pameran, di mana agen travel menjual paket wisata untuk lebaran. Namun, dengan ditutupnya banyak negara, termasuk destinasi ziarah dan banyaknya maskapai yang tidak beroperasi, otomatis barang dagangan travel agent tidak ada, ditambah mewabahnya corona di Indonesia semakin menyurutkan minat perorangan untuk bepergian," tuturnya.

Astindo mencatat sejak dihimpit corona, penjualan agen travel turun drastis hingga 94%. Angka pembatalan penumpang juga naik hingga 80% dan diprediksi bakal terus bertambah.

"Per Maret penjualan turun 94%, dan sudah banyak yang memberlakukan unpaid leave baik dari penjualan maupun pembatalan perjalanan," pungkasnya.

Sebanyak 698 Hotel di Indonesia Tutup, Karyawan Cuti Tanpa Dibayar

 Terkena imbas wabah Corona, sekitar 698 hotel yang tersebar di seluruh Indonesia terpaksa menutup sementara operasionalnya. Karyawan hotel sebagian besar diminta untuk mengambil cuti tanpa bayaran.
"Jadi perusahaan menerapkan cuti di luar tanggungan perusahaan, unpaid leave, cuti yang tidak dibayarkan. Itu yang terjadi seperti itu karena perusahaan tidak punya dana cash yang cukup," ungkap Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani kepada detikcom, Rabu (1/4/2020).

Menambahkan Hariyadi, Sekjen PHRI Maulana Yusran membeberkan penutupan hotel yang berdampak pada gaji karyawan itu sebagian besar terjadi di Bali, Jawa Barat, DKI Jakarta, Manado, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sebagainya.

Ia meminta pemerintah terutama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memperhatikan betul fenomena ini. Sehingga, dapat mengetahui kebijakan apa yang diperlukan.

"Yang kita butuhkan itu sudah kita sampaikan berkali-kali, dan sudah kita presentasikan itu. Bahwa kita butuhnya kebijakan di dalam situ. Kita pariwisata adalah sektor yang paling terdampak dalam hal ini. Penurunan okupansi itu berlangsung begitu cepat, problem kita itu. Jadi kekuatan cash flow kita pun, yang tadinya ada bisa bertahan 3 bulan, tapi kan nggak semua juga bisa bertahan 3 bulan. Ada yang tidak bisa," jelas Maulana dihubungi secara terpisah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar