Kamis, 30 April 2020

5 Teori Konspirasi Terheboh Sepanjang Masa, Bumi Datar hingga Virus Corona

 Teori konspirasi selalu muncul dalam berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali seputar virus Corona COVID-19 yang oleh sebagian orang diklaim sebagai buatan manusia. Terlepas dari benar tidaknya klaim tersebut, sifat alamiah otak manusia adalah selalu penasaran terhadap klaim-klaim seperti itu.
Sifat otak yang dimaksud berhubungan dengan croc brain atau crocodile brain, atau otak buaya. Seperti halnya reptil, manusia punya bagian otak yang membantunya bertahan hidup saat menghadapi bahaya. Antara lain dengan mempercayai informasi yang belum tentu benar.

Psikiater dari RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan teori konspirasi tidak selalu bisa dipertanggungjawabkan karena mengabaikan fakta-fakta atau bukti yang ada. Disebutnya, teori konspirasi hanya sebatas mengandalkan argumen seseorang saja.

"Ketika dia dikonfrontir dengan data fakta dia akan ngeles," ungkapnya kepada detikcom Rabu (29/4/2020).

Sebelum muncul berbagai teori konspirasi tentang virus Corona, ada banyak teori konspirasi yang sempat menghebohkan dunia. Simak rangkumannya berikut.

1. Bumi datar
Bumi ini bulat atau datar? Teknologi telah membantu kita menyaksikan sendiri Bumi yang bulat, bukan lagi sekedar kesimpulan dari deretan fenomena yang menjadi pembuktian tak langsung.

Pad 600 SM, filsuf Yunani Kuno bernama Phytagoras sudah berujar tentang bentuk Bumi yang bulat. Tentu saja pernyataan itu sangat mengejutkan pada masanya.

Pada Abad Pertengahan, pengetahuan bahwa Bumi bulat seperti bola sudah cukup diterima. Hanya saja, seperti yang dibantah oleh Galileo, Bumi masih dipandang sebagai pusat tata surya.

Kemudian di pertengahan 1800-an, Samuel Rowbotham muncul dengan pendapat lain. Ia mengumumkan bahwa Bumi berbentuk datar. Bahkan, 1,5 abad kemudian, lahirlah Masyarakat Bumi Datar (Flat Earth Society, FES) di Internet.

2. Pendaratan di bulan
Para ahli teori percaya bahwa pemerintah AS dan NASA memalsukan pendaratan di bulan pada 21 Juli 1969, hal ini bertujuan untuk memenangkan perlombaan antariksa melawan Uni Soviet setelah Rusia berhasil mengumumkan manusia pertama yang menginjakan kaki ke luar angkasa pada tahun 1961.

Astronot Apollo 11 Niel Armstrong dan Buzz Aldrin mengatakan, tidak pernah menginjakan kaki di bulan, dan gambar-gambar yang ada di televisi merupakan pengambilan di sebuah studio.

Banyak yang percaya bahwa keenam pendaratan di bulan berawal pada tahun 1969 hingga 1972 yang dipalsukan dan menunjukan kegagalan dalam gambar resmi dari misi Apollo untuk mendukung teori liar mereka.

Lainnya mengklaim bahwa tahun 1972, Apollo 17 adalah misi bulan NASA terakhir karena kru melakukan kontak dengan alien.

3. Tragedi 9/11
Teori konspirasi paling menghebohkan selanjutnya adalah, tentang serangan teroris di AS pada 11 September 2001, hal ini berkaitan dengan runtuhnya menara World Trade Center 7.

Seperti diketahui, pada pagi hari tanggal 11 September 2001, terdapat dua pesawat yang menabrakkan secara sengaja ke arah dua menara kembar tersebut. Laporan resmi mengenai tragedi ini menyebutkan, puing-puing yang menyala dari gedung pencakar langit terbakar dan menabrak menara 7 lantai 47 dan pemicu kebakaran di beberapa lantai.

Panas yang dihasilkan merobohkan menara, Institut Standar dan Teknologi Nasional menyimpulkan bahwa ini adalah gedung pencakar langit yang pertama runtuh akibat kebakaran.

Pada November 2016, sekelompok insinyur dari Universitas Alaska mengatakan bahwa kebakaran tersebut tidak mungkin menyebabkan kehancuran.

Mempresentasikan temuan tim di Simposium Keadilan Fokus di New York, yang dipimpin oleh Dr J Leroy Hulsey mengungkapkan, "Ini adalah kesimpulan awal kami berdasarkan pada pekerjaan kami sampai saat ini bahwa api tidak menghasilkan kegagalan di gedung khusus ini," ujarnya.

Putusan tersebut memicu teori bahwa gedung World Trade Center dibawa ke tanah dengan ledakan pembongkaran terkendali, tetapi hingga kini tidak ada bukti yang mendukung teori tersebut.

4 Tips Kontrol Emosi di Bulan Puasa

Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya dilakukan dengan menahan haus atau lapar, tapi juga mengendalikan diri dari emosi.
Emosi negatif, seperti kemarahan, iri hati cenderung membuat seseorang lepas kendali. Jadi bagaimana kita menghindari hal ini saat bulan puasa?

"Untuk meredakan emosi negatif, ada beberapa langkah sederhana untuk menenangkan pikiran Anda yang tidak tenang," kata psikolog klinis, Dr Carmen Harra.

Dikutip dari laman Huffingtonpost, berikut beberapa langkah untuk mengendalikan emosi saat bulan puasa.

1. Jangan langsung bereaksi

Bereaksi terhadap pemicu emosional bisa menjadi kesalahan besar. Sebelum menyanggah pemicunya dengan argumen emosional Anda. Tarik napas dalam-dalam selama lima menit, rasakan ketika otot-otot Anda tidak kencang dan denyut jantung kembali normal. Ketika menjadi lebih tenang, tegaskan pada diri Anda bahwa emosi ini hanya sementara.

2. Salurkan emosi dengan baik
Setelah mengelola emosi, Anda harus melepaskannya dengan cara yang sehat. Emosi tidak boleh dipendam. Telepon atau temui orang yang Anda percayai dan ceritakan kepada mereka apa yang terjadi.

Beberapa orang yang merasa terbantu dengan melakukan latihan seperti kickboxing atau seni bela diri, untuk melepaskan perasaan mereka. Yang lainnya, bermeditasi dan melantunkan lagu untuk kembali ke keadaan tenang. Lakukan aktivitas apa pun yang paling sesuai dengan Anda untuk membebaskan Anda dari sentimen yang terpendam.

3. Ubahlah pola pikir
Paksa keluar emosi negatif dari pikiran Anda dan gantilah dengan pikiran yang berbeda. Pikirkan tentang satu hal atau seseorang yang membuat Anda bahagia atau mengingat suatu peristiwa yang membuat Anda tersenyum kembali.

4. Maafkan pemicu emosi Anda
Pemicu emosional mungkin teman terbaik Anda, anggota keluarga Anda, diri Anda sendiri atau semua hal di atas. Tetapi ketika Anda memaafkan, Anda otomatis melepaskan diri dari kebencian, kecemburuan atau kemarahan.

5 Teori Konspirasi Terheboh Sepanjang Masa, Bumi Datar hingga Virus Corona

 Teori konspirasi selalu muncul dalam berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali seputar virus Corona COVID-19 yang oleh sebagian orang diklaim sebagai buatan manusia. Terlepas dari benar tidaknya klaim tersebut, sifat alamiah otak manusia adalah selalu penasaran terhadap klaim-klaim seperti itu.
Sifat otak yang dimaksud berhubungan dengan croc brain atau crocodile brain, atau otak buaya. Seperti halnya reptil, manusia punya bagian otak yang membantunya bertahan hidup saat menghadapi bahaya. Antara lain dengan mempercayai informasi yang belum tentu benar.

Psikiater dari RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan teori konspirasi tidak selalu bisa dipertanggungjawabkan karena mengabaikan fakta-fakta atau bukti yang ada. Disebutnya, teori konspirasi hanya sebatas mengandalkan argumen seseorang saja.

"Ketika dia dikonfrontir dengan data fakta dia akan ngeles," ungkapnya kepada detikcom Rabu (29/4/2020).

Sebelum muncul berbagai teori konspirasi tentang virus Corona, ada banyak teori konspirasi yang sempat menghebohkan dunia. Simak rangkumannya berikut.

1. Bumi datar
Bumi ini bulat atau datar? Teknologi telah membantu kita menyaksikan sendiri Bumi yang bulat, bukan lagi sekedar kesimpulan dari deretan fenomena yang menjadi pembuktian tak langsung.

Pad 600 SM, filsuf Yunani Kuno bernama Phytagoras sudah berujar tentang bentuk Bumi yang bulat. Tentu saja pernyataan itu sangat mengejutkan pada masanya.

Pada Abad Pertengahan, pengetahuan bahwa Bumi bulat seperti bola sudah cukup diterima. Hanya saja, seperti yang dibantah oleh Galileo, Bumi masih dipandang sebagai pusat tata surya.

Kemudian di pertengahan 1800-an, Samuel Rowbotham muncul dengan pendapat lain. Ia mengumumkan bahwa Bumi berbentuk datar. Bahkan, 1,5 abad kemudian, lahirlah Masyarakat Bumi Datar (Flat Earth Society, FES) di Internet.

Integrasi Data, Pemerintah Luncurkan Sistem Bersatu Lawan COVID-19

Menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo soal keterbukaan data, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengenalkan sistem integrasi data bernama Bersatu Lawan COVID-19.
Dijelaskan Menkominfo bahwa sistem ini hasil kerjasama intensif antara Kominfo, BNPB, Kementerian Kesehatan dan lembaga lainnya. Ada dua fungsi utama dari sistem Bersatu Lawan COVID-19.

Pertama, sistem ini memiliki fungsi integrasi dan konsolidasi data seperti data kesehatan , kependudukan, logistik dan data lainnya. Data tersebut dihimpun dari 514 kabupaten dan kota, 34 provinsi, kementerian, lembaga terkait dan platform digital.

"Data yang terintegrasi sangat penting sebagai basis pengambilan kebijakan yang akurat, terukur dan efektif," kata Menkominfo saat menggelar konferensi pers di kantor BNPB, Rabu (29/4/2020)

Fungsi kedua sistem ini bisa dinikmati manfaatnya oleh publik lewat portal COVID19.go.id. Portal tersebut kini telah dikembangkan agar data terintegrasi dapat diakses publik dengan visual lebih detail.

Selain itu platform punya fitur dashboard, pengelolaan data, laporan mandiri, chatbot, penanganan hoax, informasi telemedicine, rumah sakit rujukan. Nanti disertakan data Sehat Jiwa, protokol dan regulasi dan fitur lainnya.

"Saya sangat mengharapkan partisipasi dari pengelola data COVID-19 baik di pusat maupun daerah untuk dapat memanfaatkan sistem data integrasi nasional Bersatu Lawan COVID-19. Saya yakin bahwa integrasi dan keterbukaan data akan memberi manfaat signifikan memutus mata rantai penyebaran COVID-19," pungkas Johnny.

4 Tips Kontrol Emosi di Bulan Puasa

Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya dilakukan dengan menahan haus atau lapar, tapi juga mengendalikan diri dari emosi.
Emosi negatif, seperti kemarahan, iri hati cenderung membuat seseorang lepas kendali. Jadi bagaimana kita menghindari hal ini saat bulan puasa?

"Untuk meredakan emosi negatif, ada beberapa langkah sederhana untuk menenangkan pikiran Anda yang tidak tenang," kata psikolog klinis, Dr Carmen Harra.

Dikutip dari laman Huffingtonpost, berikut beberapa langkah untuk mengendalikan emosi saat bulan puasa.

1. Jangan langsung bereaksi

Bereaksi terhadap pemicu emosional bisa menjadi kesalahan besar. Sebelum menyanggah pemicunya dengan argumen emosional Anda. Tarik napas dalam-dalam selama lima menit, rasakan ketika otot-otot Anda tidak kencang dan denyut jantung kembali normal. Ketika menjadi lebih tenang, tegaskan pada diri Anda bahwa emosi ini hanya sementara.

2. Salurkan emosi dengan baik
Setelah mengelola emosi, Anda harus melepaskannya dengan cara yang sehat. Emosi tidak boleh dipendam. Telepon atau temui orang yang Anda percayai dan ceritakan kepada mereka apa yang terjadi.

Beberapa orang yang merasa terbantu dengan melakukan latihan seperti kickboxing atau seni bela diri, untuk melepaskan perasaan mereka. Yang lainnya, bermeditasi dan melantunkan lagu untuk kembali ke keadaan tenang. Lakukan aktivitas apa pun yang paling sesuai dengan Anda untuk membebaskan Anda dari sentimen yang terpendam.

3. Ubahlah pola pikir
Paksa keluar emosi negatif dari pikiran Anda dan gantilah dengan pikiran yang berbeda. Pikirkan tentang satu hal atau seseorang yang membuat Anda bahagia atau mengingat suatu peristiwa yang membuat Anda tersenyum kembali.

4. Maafkan pemicu emosi Anda
Pemicu emosional mungkin teman terbaik Anda, anggota keluarga Anda, diri Anda sendiri atau semua hal di atas. Tetapi ketika Anda memaafkan, Anda otomatis melepaskan diri dari kebencian, kecemburuan atau kemarahan.

China Klaim Berhasil Uji Vaksin Corona Pada Monyet

China dan Amerika berlomba untuk menemukan vaksin virus Corona. Ilmuwan Negeri Tirai Bambu mengklaim sudah berhasil uji vaksin Corona pada monyet.

Hal ini diberitakan beberapa media sains seperti ScienceMag dan media umum seperti Fox News. Dilihat detikINET, Kamis (30/4/2020) uji coba dilakukan perusahaan bio teknologi China, Sinovac Biotech di Beijing.

Uji coba dilakukan kepada 8 monyet Rhesus (Macaca mulatta) dan diklaim berhasil oleh tim ilmuwan China. Percobaan ini belum dinilai oleh sesama komunitas ilmuwan dan baru ditampilkan di situs riset medis Biorxiv pada 19 April 2020.

8 Monyet diberikan virus Corona, 4 di antaranya sampai mengalami pneumonia, lalu diberikan vaksin dengan 2 dosis berbeda. Yang dikasih vaksin dosis tinggi, virusnya hilang dari paru-parunya. Yang diberi dosis rendah ada tanda-tanda virus, tapi monyetnya bisa menjaga kondisi tubuh.

"Ini memberikan kami rasa percaya diri bahwa vaksin ini bisa bekerja pada manusia," kata Meng Weining, direktur senior Sinovac untuk urusan peraturan luar negeri.

Florian Kramer, virologis dari Icahn School of Medicine at Mount Sina mengatakan eksperimen dengan monyet adalah cara lama, tapi bisa dijalankan. Eksperimen macam ini bisa dilakukan produsen vaksin di negera berkembang dan miskin.

Sementara ilmuwan Douglas Reed dari University of Pittsburgh masih meragukan klaim riset ini karena jumlah sampel yang cuma 8 monyet. Monyet-monyet ini juga tidak terkena dampak parah dari COVID-19.

Sehingga, efektivitas vaksinnya jadi diragukan. Tapi, Sinovac juga mengatakan memang masih terlalu dini untuk mengatakan ini adalah hasil yang terbaik dan masih butuh riset lanjutan.

Sinovac kini sedang melakukan uji klinik di Provinsi Jiangsu kepada 144 orang dan pada bulan Mei akan uji klinik dengan 1.000 orang. Rencananya mereka juga bergabung dengan rencana uji vaksin internasional yang diatur WHO.

Integrasi Data, Pemerintah Luncurkan Sistem Bersatu Lawan COVID-19

Menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo soal keterbukaan data, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengenalkan sistem integrasi data bernama Bersatu Lawan COVID-19.
Dijelaskan Menkominfo bahwa sistem ini hasil kerjasama intensif antara Kominfo, BNPB, Kementerian Kesehatan dan lembaga lainnya. Ada dua fungsi utama dari sistem Bersatu Lawan COVID-19.

Pertama, sistem ini memiliki fungsi integrasi dan konsolidasi data seperti data kesehatan , kependudukan, logistik dan data lainnya. Data tersebut dihimpun dari 514 kabupaten dan kota, 34 provinsi, kementerian, lembaga terkait dan platform digital.

"Data yang terintegrasi sangat penting sebagai basis pengambilan kebijakan yang akurat, terukur dan efektif," kata Menkominfo saat menggelar konferensi pers di kantor BNPB, Rabu (29/4/2020)

Fungsi kedua sistem ini bisa dinikmati manfaatnya oleh publik lewat portal COVID19.go.id. Portal tersebut kini telah dikembangkan agar data terintegrasi dapat diakses publik dengan visual lebih detail.

Selain itu platform punya fitur dashboard, pengelolaan data, laporan mandiri, chatbot, penanganan hoax, informasi telemedicine, rumah sakit rujukan. Nanti disertakan data Sehat Jiwa, protokol dan regulasi dan fitur lainnya.

"Saya sangat mengharapkan partisipasi dari pengelola data COVID-19 baik di pusat maupun daerah untuk dapat memanfaatkan sistem data integrasi nasional Bersatu Lawan COVID-19. Saya yakin bahwa integrasi dan keterbukaan data akan memberi manfaat signifikan memutus mata rantai penyebaran COVID-19," pungkas Johnny.

Ilmuwan China: Sulit Mengungkap Misteri Pasien Pertama Corona

Menemukan patient zero atau pasien pertama yang menderita COVID-19 bukanlah hal yang mudah. Tugas tersebut membutuhkan kolaborasi skala global agar menemui kesuksesan.
Demikian dikatakan oleh Jin Qi, ilmuwan Institute of Pathogen Biology yang bernaung di bawah Chinese Academy of Medical Sciences. Menemukan penderita pertama menurut dia, perlu riset yang melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Ia mencontohkan sejauh ini, ilmuwan belum menemukan patient zero pandemi flu tahun 1918, HIV ataupun flu H1N1 yang merebak di tahun 2009.

"Jika patient zero tidak bergejala atau gejalanya sangat ringan, dia mungkin tidak pergi ke dokter dan tidak ada catatan medis," kata Jin, dikutip detikINET dari Inquirer.

Beberapa pakar mengajukan usul tes antibodi untuk melacak patient zero. Akan tetapi tes yang ada saat ini hanya dapat memberitahu apakah seseorang pernah terinfeksi di masa silam, bukan waktu persisnya.

Liu Peipei, pakar virus di Chinese Center for Disease Control and Prevention, mengatakan jika makin banyaknya angka orang dengan antibodi COVID-19 ataupun yang tanpa gejala merupakan dua halangan utama dalam menemukan pasien pertama.

Liu mengakui bahwa China dan beberapa negara lain memburu siapa patient zero. Namun ia berharap akan ada kolaborasi di antara mereka agar upaya tersebut berhasil.

Tujuan melacak pasien pertama COVID-19 adalah untuk memformulasikan pencegahan spesifik dan rencana pengendalian untuk mencegah wabah serupa terjadi di masa depan. "Tapi ini juga upaya ilmiah yang amat sukar," tutur Jin.

Mengenai asal muasal COVID-19, diklaim jika komunitas ilmiah telah mencapai konsensus, bahwa sangat kecil kemungkinan virus itu adalah buatan manusia, melainkan berasal dari alam.

China Klaim Berhasil Uji Vaksin Corona Pada Monyet

China dan Amerika berlomba untuk menemukan vaksin virus Corona. Ilmuwan Negeri Tirai Bambu mengklaim sudah berhasil uji vaksin Corona pada monyet.

Hal ini diberitakan beberapa media sains seperti ScienceMag dan media umum seperti Fox News. Dilihat detikINET, Kamis (30/4/2020) uji coba dilakukan perusahaan bio teknologi China, Sinovac Biotech di Beijing.

Uji coba dilakukan kepada 8 monyet Rhesus (Macaca mulatta) dan diklaim berhasil oleh tim ilmuwan China. Percobaan ini belum dinilai oleh sesama komunitas ilmuwan dan baru ditampilkan di situs riset medis Biorxiv pada 19 April 2020.

8 Monyet diberikan virus Corona, 4 di antaranya sampai mengalami pneumonia, lalu diberikan vaksin dengan 2 dosis berbeda. Yang dikasih vaksin dosis tinggi, virusnya hilang dari paru-parunya. Yang diberi dosis rendah ada tanda-tanda virus, tapi monyetnya bisa menjaga kondisi tubuh.

"Ini memberikan kami rasa percaya diri bahwa vaksin ini bisa bekerja pada manusia," kata Meng Weining, direktur senior Sinovac untuk urusan peraturan luar negeri.

Florian Kramer, virologis dari Icahn School of Medicine at Mount Sina mengatakan eksperimen dengan monyet adalah cara lama, tapi bisa dijalankan. Eksperimen macam ini bisa dilakukan produsen vaksin di negera berkembang dan miskin.

Zoom Terancam Dicaplok Facebook?

- Dengan kepopulerannya yang sedang moncer saat ini, sangat mungkin Zoom menjadi incaran akuisisi perusahaan lain. Facebook yang tercatat beberapa kali mengakuisisi platform populer, mungkin saja tertarik meminangnya.
Setidaknya demikian prediksi sejumlah analis. Facebook sebelumnya sukses mengakuisisi Instagram dan WhatsApp, sehingga keduanya kini berada di bawah naungannya. Sempat pula ingin mencaplok Snapchat tetapi gagal.

Namun menurut beberapa ahli kebijakan, andai CEO Facebook Mark Zuckerberg berniat mengakuisisi Zoom, akan tidak mudah baginya. Hal ini dikarenakan Facebook terlibat isu antimonopoli dengan Federal Trade Commissions (FTC) yang mengancam untuk melepaskan Instagram dan WhatsApp.

Dikutip dari New York Post, dalam kondisi normal, akuisisi Zoom mungkin tidak terlalu bermasalah ketimbang kesepakatan untuk membelinya. Facebook dapat menyatakan bahwa mereka tidak beroperasi di ceruk utama Zoom yang menyediakan video meeting untuk bisnis.

"Facebook mungkin memiliki pangsa pasar nol persen untuk aplikasi rapat online. Jadi kesepakatan (akuisisi) itu mungkin. Facebook dapat berargumen bahwa Zoom sangat penting untuk ekonomi di tengah pandemi Corona, sehingga Zoom memerlukan perusahaan sekuat Facebook untuk menangani konferensi online," kata Seth Bloom, penasihat umum untuk Senate Antitrust Subcommittee AS.

Akhir pekan lalu, Facebook meluncurkan fitur video conference untuk aplikasi Messenger-nya yang disebut Messenger Rooms. Perlu ada perbedaan krusial dari fitur ini untuk memungkinkan akuisisi Zoom.

Ketika Facebook mengakuisisi Instagram pada 2012, mereka berargumen bahwa kesepakatan senilai USD 1 miliar ini layak dilakukan karena Facebook berada di area jejaring sosial, bukan area layanan berbagi foto, sehingga tidak akan menimbulkan isu antimonopoli.

Namun seperti yang dilaporkan The New York Post pada Februari, FTC menemukan sebuah dokumen yang ditulis seorang eksekutif Facebook tingkat tinggi yang mengatakan bahwa raksasa jejaring sosial tersebut membeli Instagram untuk menghilangkan pesaing potensial.

Facebook sendiri menolak mengomentari dokumen yang dilaporkan. Kini, FTC sedang menyelidiki merger Facebook di masa lalu, termasuk Instagram, untuk meneliti perilaku anti persaingan.

"Saya pikir akuisisi Zoom oleh Facebook akan sulit di lingkungan seperti ini. Penasihat politis Zuck mungkin akan mengatakan kepadanya ini bukan waktu yang tepat untuk mencoba akuisisi," kata Bloom.

Ilmuwan China: Sulit Mengungkap Misteri Pasien Pertama Corona

Menemukan patient zero atau pasien pertama yang menderita COVID-19 bukanlah hal yang mudah. Tugas tersebut membutuhkan kolaborasi skala global agar menemui kesuksesan.
Demikian dikatakan oleh Jin Qi, ilmuwan Institute of Pathogen Biology yang bernaung di bawah Chinese Academy of Medical Sciences. Menemukan penderita pertama menurut dia, perlu riset yang melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Ia mencontohkan sejauh ini, ilmuwan belum menemukan patient zero pandemi flu tahun 1918, HIV ataupun flu H1N1 yang merebak di tahun 2009.

"Jika patient zero tidak bergejala atau gejalanya sangat ringan, dia mungkin tidak pergi ke dokter dan tidak ada catatan medis," kata Jin, dikutip detikINET dari Inquirer.

Beberapa pakar mengajukan usul tes antibodi untuk melacak patient zero. Akan tetapi tes yang ada saat ini hanya dapat memberitahu apakah seseorang pernah terinfeksi di masa silam, bukan waktu persisnya.

Liu Peipei, pakar virus di Chinese Center for Disease Control and Prevention, mengatakan jika makin banyaknya angka orang dengan antibodi COVID-19 ataupun yang tanpa gejala merupakan dua halangan utama dalam menemukan pasien pertama.

Liu mengakui bahwa China dan beberapa negara lain memburu siapa patient zero. Namun ia berharap akan ada kolaborasi di antara mereka agar upaya tersebut berhasil.

Tujuan melacak pasien pertama COVID-19 adalah untuk memformulasikan pencegahan spesifik dan rencana pengendalian untuk mencegah wabah serupa terjadi di masa depan. "Tapi ini juga upaya ilmiah yang amat sukar," tutur Jin.

Mengenai asal muasal COVID-19, diklaim jika komunitas ilmiah telah mencapai konsensus, bahwa sangat kecil kemungkinan virus itu adalah buatan manusia, melainkan berasal dari alam.

Bill Gates Sebut Melawan Corona Ibarat Perang Dunia

 Bill Gates kembali membahas soal pandemi corona, dalam sebuah tulisan panjang di blognya, Gates Notes. Ia menguraikan bagaimana inovasi modern bisa dipakai dalam menangkal COVID-19. Diibaratkan pula bahwa melawan virus ini ibarat Perang Dunia.
"Pandemi coronavirus membuat semua manusia melawan virus. Kerusakan pada kesehatan, kemakmuran dan kesejahteraan sudah besar sekali. Ini seperti sebuah Perang Dunia, kecuali bahwa dalam kasus ini, kita semua berada di pihak yang sama," tulis sang pendiri Microsoft.

"Setiap orang bisa bekerjasama untuk belajar tentang penyakit ini dan mengembangkan alat untuk melawannya. Saya melihat inovasi global sebagai kunci untuk membatasi kerusakan. Ini termasuk inovasi dalam tes, perawatan, vaksin dan kebijakan untuk membatasi penyebaran dan meminimalisir kerusakan pada ekonomi dan kesejahteraan," sebutnya dalam paragraf pembuka.

Dalam kesimpulannya, Gates kembali menyinggung soal Perang Dunia, bahwa mereka yang mengalami saat pandemi ini tidak akan pernah melupakannya.

"Melinda dan saya tumbuh mempelajari bahwa Perang Dunia II merupakan momen yang mendefinisikan generasi orang tua kita. Dalam cara yang sama, pandemi COVID-19, pandemi modern pertama, akan memaknai zaman ini," cetusnya.

"Tak ada satupun yang hidup melalui pandemi ini akan melupakannya. Dan tidak mungkin untuk melebih-lebihkan penderitaan yang dirasakan orang saat ini dan akan terus terasa dalam tahun-tahun mendatang," sambung orang terkaya kedua dunia ini.

Tak lupa ia berterima kasih pada semua orang yang terlibat melawan corona, terutama yang berada di garis depan. "Ada sangat banyak pahlawan untuk dikagumi saat ini, termasuk pekerja kesehatan di garis depan. Ketika dunia akhirnya mendeklarasikan pandemi ini selesai, kita semua harus berterima kasih pada mereka untuk itu,"

Bill Gates melalui yayasannya Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu pihak yang getol mendanai pengembangan vaksin corona. Diharapkan dalam waktu sekitar 18 bulan, vaksin itu sudah dapat tersedia secara luas.

Zoom Terancam Dicaplok Facebook?

- Dengan kepopulerannya yang sedang moncer saat ini, sangat mungkin Zoom menjadi incaran akuisisi perusahaan lain. Facebook yang tercatat beberapa kali mengakuisisi platform populer, mungkin saja tertarik meminangnya.
Setidaknya demikian prediksi sejumlah analis. Facebook sebelumnya sukses mengakuisisi Instagram dan WhatsApp, sehingga keduanya kini berada di bawah naungannya. Sempat pula ingin mencaplok Snapchat tetapi gagal.

Namun menurut beberapa ahli kebijakan, andai CEO Facebook Mark Zuckerberg berniat mengakuisisi Zoom, akan tidak mudah baginya. Hal ini dikarenakan Facebook terlibat isu antimonopoli dengan Federal Trade Commissions (FTC) yang mengancam untuk melepaskan Instagram dan WhatsApp.

Dikutip dari New York Post, dalam kondisi normal, akuisisi Zoom mungkin tidak terlalu bermasalah ketimbang kesepakatan untuk membelinya. Facebook dapat menyatakan bahwa mereka tidak beroperasi di ceruk utama Zoom yang menyediakan video meeting untuk bisnis.

"Facebook mungkin memiliki pangsa pasar nol persen untuk aplikasi rapat online. Jadi kesepakatan (akuisisi) itu mungkin. Facebook dapat berargumen bahwa Zoom sangat penting untuk ekonomi di tengah pandemi Corona, sehingga Zoom memerlukan perusahaan sekuat Facebook untuk menangani konferensi online," kata Seth Bloom, penasihat umum untuk Senate Antitrust Subcommittee AS.

Akhir pekan lalu, Facebook meluncurkan fitur video conference untuk aplikasi Messenger-nya yang disebut Messenger Rooms. Perlu ada perbedaan krusial dari fitur ini untuk memungkinkan akuisisi Zoom.

Ketika Facebook mengakuisisi Instagram pada 2012, mereka berargumen bahwa kesepakatan senilai USD 1 miliar ini layak dilakukan karena Facebook berada di area jejaring sosial, bukan area layanan berbagi foto, sehingga tidak akan menimbulkan isu antimonopoli.

Namun seperti yang dilaporkan The New York Post pada Februari, FTC menemukan sebuah dokumen yang ditulis seorang eksekutif Facebook tingkat tinggi yang mengatakan bahwa raksasa jejaring sosial tersebut membeli Instagram untuk menghilangkan pesaing potensial.

Facebook sendiri menolak mengomentari dokumen yang dilaporkan. Kini, FTC sedang menyelidiki merger Facebook di masa lalu, termasuk Instagram, untuk meneliti perilaku anti persaingan.

Trafik Situs Film Bajakan Meroket Saat Lockdown Corona

Pengunjung situs penyedia film dan serial TV bajakan meroket di Eropa dan Amerika Utara sejak banyak negara yang memberlakukan lockdown terkait pandemi Corona.
Menurut laporan Muso, perusahaan analitik pembajakan asal London, pengunjung situs download dan streaming ilegal meningkat sebesar 41,4% di Amerika Serikat dan 42,5% di Inggris pada minggu terakhir Maret dibanding pada minggu terakhir Februari.

Muso pun menemukan pola serupa di Eropa terkait kunjungan ke situs pembajakan, seperti meningkat 66% di Italia, 50,4 % di Spanyol, dan 35,5% di Jerman, demikian dikutip detikINET dari Techradar, Selasa (28/4/2020).

Peningkatan trafik ke situs-situs tersebut terjadi saat kebijakan lockdown atau karantina wilayah mulai ditetapkan di banyak negara. Menurut Muso, hal ini mungkin terjadi karena para pengakses itu mulai bosan atau juga sudah kehabisan konten untuk ditonton dari layanan streaming resmi seperti Netflix dan sejenisnya.

Layanan streaming resmi seperti Netflix pun mengalami peningkatan pelanggan yang besar pada Q1 2020, yang jumlahnya mencapai 15,8 juta.

Jika dibandingkan, pengakses konten film bajakan jumlahnya jauh lebih rendah pengakses konten serial TV bajakan. Perbandingannya adalah 137,4 juta berbanding 601,3 juta pada akhir Maret.

Selain melanggar hak cipta, menonton atau mengunduh konten lewat situs bajakan seperti ini juga menyimpan masalah keamanan. Salah satunya adalah bisa saja situs penyedia konten bajakan tersebut menginfeksi pengaksesnya dengan malware yang bisa mencuri password ataupun informasi sensitif lain dari PC mereka.

Bill Gates Sebut Melawan Corona Ibarat Perang Dunia

 Bill Gates kembali membahas soal pandemi corona, dalam sebuah tulisan panjang di blognya, Gates Notes. Ia menguraikan bagaimana inovasi modern bisa dipakai dalam menangkal COVID-19. Diibaratkan pula bahwa melawan virus ini ibarat Perang Dunia.
"Pandemi coronavirus membuat semua manusia melawan virus. Kerusakan pada kesehatan, kemakmuran dan kesejahteraan sudah besar sekali. Ini seperti sebuah Perang Dunia, kecuali bahwa dalam kasus ini, kita semua berada di pihak yang sama," tulis sang pendiri Microsoft.

"Setiap orang bisa bekerjasama untuk belajar tentang penyakit ini dan mengembangkan alat untuk melawannya. Saya melihat inovasi global sebagai kunci untuk membatasi kerusakan. Ini termasuk inovasi dalam tes, perawatan, vaksin dan kebijakan untuk membatasi penyebaran dan meminimalisir kerusakan pada ekonomi dan kesejahteraan," sebutnya dalam paragraf pembuka.

Dalam kesimpulannya, Gates kembali menyinggung soal Perang Dunia, bahwa mereka yang mengalami saat pandemi ini tidak akan pernah melupakannya.

"Melinda dan saya tumbuh mempelajari bahwa Perang Dunia II merupakan momen yang mendefinisikan generasi orang tua kita. Dalam cara yang sama, pandemi COVID-19, pandemi modern pertama, akan memaknai zaman ini," cetusnya.

"Tak ada satupun yang hidup melalui pandemi ini akan melupakannya. Dan tidak mungkin untuk melebih-lebihkan penderitaan yang dirasakan orang saat ini dan akan terus terasa dalam tahun-tahun mendatang," sambung orang terkaya kedua dunia ini.

Tak lupa ia berterima kasih pada semua orang yang terlibat melawan corona, terutama yang berada di garis depan. "Ada sangat banyak pahlawan untuk dikagumi saat ini, termasuk pekerja kesehatan di garis depan. Ketika dunia akhirnya mendeklarasikan pandemi ini selesai, kita semua harus berterima kasih pada mereka untuk itu,"

Bill Gates melalui yayasannya Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu pihak yang getol mendanai pengembangan vaksin corona. Diharapkan dalam waktu sekitar 18 bulan, vaksin itu sudah dapat tersedia secara luas.

Elon Musk Kritik Keras Aturan Lockdown

Bukan Elon Musk kalau tidak melontarkan pernyataan kontroversial. CEO SpaceX dan Tesla ini melayangkan protes pada kebijakan lockdown ataupun aturan diam di rumah yang dilakukan di wilayah Amerika Serikat.
"Hal itu merusak kemerdekaan orang-orang dengan cara buruk dan salah dan bukan tujuan mereka yang datang ke Amerika atau membangun negara ini. What the ***k?" katanya dengan sumpah serapah.

Meledaknya pandemi Corona di Negeri Paman Sam membuat cukup banyak negara bagian melakukan lockdown, meskipun cukup banyak yang tidak setuju dan bahkan menggelar demo. Musk rupanya salah satu di antaranya.

"Jika seseorang ingin tinggal di rumah, itu bagus. Tapi mengatakan bahwa mereka tidak bisa meninggalkan rumahnya dan bahwa mereka bakal ditahan jika melakukannya, itu fasis," sergahnya, dikutip detikINET dari New York Post.

Ia menambahkan, lockdown menimbulkan kerugian besar bagi berbagai perusahaan. Tidak banyak di antara mereka bisa bertahan dalam waktu yang lama, tidak seberuntung Tesla misalnya.

Di Twitter, pria kelahiran Afrika Selatan itu bahkan menuliskan kalimat dengan huruf besar 'FREE AMERICA NOW' atau bebaskan Amerika sekarang.

Sebelumnya, sudah beberapa kali Elon Musk menulis cuitan kontroversial terkait Corona. Pada saat awal wabah itu merebak, dia menyebut bahwa kepanikan karena Corona merupakan hal yang bodoh.

Trafik Situs Film Bajakan Meroket Saat Lockdown Corona

Pengunjung situs penyedia film dan serial TV bajakan meroket di Eropa dan Amerika Utara sejak banyak negara yang memberlakukan lockdown terkait pandemi Corona.
Menurut laporan Muso, perusahaan analitik pembajakan asal London, pengunjung situs download dan streaming ilegal meningkat sebesar 41,4% di Amerika Serikat dan 42,5% di Inggris pada minggu terakhir Maret dibanding pada minggu terakhir Februari.

Muso pun menemukan pola serupa di Eropa terkait kunjungan ke situs pembajakan, seperti meningkat 66% di Italia, 50,4 % di Spanyol, dan 35,5% di Jerman, demikian dikutip detikINET dari Techradar, Selasa (28/4/2020).

Peningkatan trafik ke situs-situs tersebut terjadi saat kebijakan lockdown atau karantina wilayah mulai ditetapkan di banyak negara. Menurut Muso, hal ini mungkin terjadi karena para pengakses itu mulai bosan atau juga sudah kehabisan konten untuk ditonton dari layanan streaming resmi seperti Netflix dan sejenisnya.

Layanan streaming resmi seperti Netflix pun mengalami peningkatan pelanggan yang besar pada Q1 2020, yang jumlahnya mencapai 15,8 juta.

Jika dibandingkan, pengakses konten film bajakan jumlahnya jauh lebih rendah pengakses konten serial TV bajakan. Perbandingannya adalah 137,4 juta berbanding 601,3 juta pada akhir Maret.

Selain melanggar hak cipta, menonton atau mengunduh konten lewat situs bajakan seperti ini juga menyimpan masalah keamanan. Salah satunya adalah bisa saja situs penyedia konten bajakan tersebut menginfeksi pengaksesnya dengan malware yang bisa mencuri password ataupun informasi sensitif lain dari PC mereka.

Bill Gates Sindir Donald Trump Usul Suntik Disinfektan

Usul presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyuntikkan disinfektan untuk membersihkan virus Corona di dalam tubuh ikut jadi perhatian Bill Gates. Sang pendiri Microsoft sepertinya menyesalkan pernyataan Trump tersebut.
Awalnya, media Vox menanyai Gates soal tudingan teori konspirasi yang menerpanya. Dari tudingan menciptakan COVID-19 sampai ada agenda tersembunyi dalam pembuatan vaksinnya. Menjawabnya, Gates turut menyinggung ucapan Trump.

"Hal itu sungguh menyedihkan. Siapa yang mengira Lysol (produk disinfektan-red)sampai harus mengingatkan orang untuk tidak menyuntikkannya ke dalam tubuh? Beberapa orang benar-benar beraksi (menuruti Trump-red)," kata Gates.

Misinformasi semacam itu menurutnya berbahaya, demikian pula dengan hoax yang menerpa dirinya. "Misinformasi itu berbahaya, khususnya di saat krisis tipe seperti ini di mana kemauan orang untuk mempercayai hal-hal liar sedang tinggi," imbuh suami Melinda ini.

"Kita semua berada dalam situasi sangat sulit. Jadi ada seseorang berkata kita harus menyalahkan negara ini atau orang itu, yang berbeda dari kita. Ini merupakan hal berbahaya. Saya pikir (hoax) itu tidak terlalu menyebar, saya harap akan segera lenyap," paparnya.

Meski tidak menunjuk orang secara langsung, Gates belakangan sering mengkritik Trump terkait penanganan pandemi Corona di Negeri Paman Sam dan juga keputusan untuk menghentikan dana pada WHO.

"Menyedihkan bahwa bahkan AS yang Anda harapkan melakukan hal ini dengan baik, malah buruk kondisinya," cetus dia dalam wawancara terpisah.

Gates juga mengatakan WHO melakukan hal fenomenal. Selain itu menurutnya bukan China yang paling berhubungan erat dengan WHO namun justru dengan Amerika. Di sisi lain, banyak orang Amerika juga bekerja pada WHO.

"Kita memang melihat hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan WHO dengan lebih baik, seperti semua aktor dalam gambaran besar ini. Tapi WHO punya koneksi kuat dengan satu negara, negara itu adalah Amerika," paparnya.

"Banyak orang CDC (badan kesehatan AS) ada di sana, juga orang-orang mantan CDC, tidak ada lembaga PBB lebih terkoneksi pada suatu negara dibandingkan WHO dengan CDC," tandasnya.

Elon Musk Kritik Keras Aturan Lockdown

Bukan Elon Musk kalau tidak melontarkan pernyataan kontroversial. CEO SpaceX dan Tesla ini melayangkan protes pada kebijakan lockdown ataupun aturan diam di rumah yang dilakukan di wilayah Amerika Serikat.
"Hal itu merusak kemerdekaan orang-orang dengan cara buruk dan salah dan bukan tujuan mereka yang datang ke Amerika atau membangun negara ini. What the ***k?" katanya dengan sumpah serapah.

Meledaknya pandemi Corona di Negeri Paman Sam membuat cukup banyak negara bagian melakukan lockdown, meskipun cukup banyak yang tidak setuju dan bahkan menggelar demo. Musk rupanya salah satu di antaranya.

"Jika seseorang ingin tinggal di rumah, itu bagus. Tapi mengatakan bahwa mereka tidak bisa meninggalkan rumahnya dan bahwa mereka bakal ditahan jika melakukannya, itu fasis," sergahnya, dikutip detikINET dari New York Post.

Ia menambahkan, lockdown menimbulkan kerugian besar bagi berbagai perusahaan. Tidak banyak di antara mereka bisa bertahan dalam waktu yang lama, tidak seberuntung Tesla misalnya.

Di Twitter, pria kelahiran Afrika Selatan itu bahkan menuliskan kalimat dengan huruf besar 'FREE AMERICA NOW' atau bebaskan Amerika sekarang.

Sebelumnya, sudah beberapa kali Elon Musk menulis cuitan kontroversial terkait Corona. Pada saat awal wabah itu merebak, dia menyebut bahwa kepanikan karena Corona merupakan hal yang bodoh.

Rabu, 29 April 2020

4 Gadis Bunuh Driver Taksi Online, Apakah Perilaku Agresif Bisa Diterapi?

Polisi berhasil menangkap empat gadis remaja yang telah membunuh seorang driver taksi online, Samiyo Basuki Riyanto (60). Korban dihabisi pelaku di dalam mobil, lalu mayatnya dibuang ke jurang di kawasan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Polisi pun mengungkap keempat pelaku tersebut, IK (15), RM (18), RK (20), dan SL (19) ditangkap dua minggu setelah kejadian. Mereka ditangkap di lokasi berbeda.

"Kita berhasil mengungkap dan menangkap pelakunya sebanyak empat orang, keempatnya berjenis kelamin perempuan," ungkap Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan, Senin (27/4/2020).

Perbuatan keempatnya yang masih remaja ini disebut-sebut netizen kejam. Lalu bagaimana sebaiknya menghadapi perilaku agresif pada remaja?

Menurut Veronica Adesla dari Personal Growth, sebelum memutuskan terapi yang cocok dalam menangani tindakan seperti ini, sebaiknya dicari tahu dan dipelajari terlebih dahulu peran dari masing-masing keempat pelaku tersebut.

"Treatment itu sangat lintas sektor, jadi kita tetap butuh dari hukuman dalam memberikan punishment yang sesuai dengan perundang-undangan. Biar dia juga paham bahwa ada aksi dan konsekuensi," kata Veronica kepada detikcom, Selasa (28/4/2020).

Selain dihukum, Veronica juga menjelaskan bahwa pelaku perlu diberikan dukungan dari sisi spiritual agar hati nuraninya dapat disentuh dan mengetahui apa yang telah dilakukannya adalah salah.

"Kita juga butuh dari sisi spiritual yang kemudian masuk ke dalam juga untuk penguatan ajaran agama atau apa pun yang dapat menyentuh hati nurani dan berempati kepada orang lain," jelasnya.

Tak hanya itu, Veronica juga menyarankan memberikan beberapa upaya seperti pendekatan perilaku berpikir dan emosi kepada pelaku.

"Kalau dari sisi psikologisnya sendiri kita bisa masuk melalui terapi behavior dan kognitif. Kalau misalnya berperilaku sesuatu yang positif itu ada timbal baliknya dari orang lain, untuk membuka juga kemampuan menalar, merasakan pola emosi yang lebih sehat gitu," pungkasnya.

Kemenkes Tetap Rekomendasikan Imunisasi di Tengah Pandemi Corona

Di tengah pandemi virus Corona COVID-19 Kementerian Kesehatan tetap merekomendasikan pelaksanaan imunisasi pada anak. Namun pelaksanaanya harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, drg Vensya Sitohang, MEpid, mengatakan pelayanan imunisasi harus tetap berjalan di tengah pandemi dengan mengutamakan kebijakan pemerintah untuk tetap jaga jarak.

"pelayanan imunisasi harus tetap berjalan, tetapi dengan protokol-protokol pencegahan COVID-19 dengan social dan physical distancing pada waktu pelayanan imunisasinya dijalankan," ujar Vensya di webinar online, Selasa (28/4/2020).

Pelaksanaan imunisasi di tengah pandemi masih dapat dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti posyandu dan puskesmas. Imunisasi penting karena dapat mencegah anak terkena penyakit mulai dari campak, polio, hingga hepatitis B.

"Karena ketika seorang anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap kita bisa bayangkan anak tersebut akan mudah tertular penyakit, akan menderita sakit, bisa cacat, bahkan bisa meninggal dunia," lanjut Vensya.

Namun, apabila kondisi yang tidak memungkinkan membawa anak untuk imunisasi di tengah pandemi virus Corona. Orang tua diminta menyimpan catatan imunisasi atau buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Setelah kondisi memungkinkan segera bawa anak untuk melakukan imunisasi dan jangan menundanya.

Studi Ini Sebut Ventilator Bisa Berbahaya Bagi Paru-paru Pasien Corona

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Intensive Care National Audit and Research Centre (ICNARC) mengklaim bahwa pasien Corona yang dirawat dengan alat bantu pernapasan ventilator memiliki peluang hidup yang lebih kecil.
Berdasarkan studi yang dilakukan ICNARC, pasien virus Corona COVID-19 yang dirawat menggunakan ventilator hanya memiliki peluang hidup sebesar 34 persen. Klaim ini didasari penelitian yang dilakukan dengan memantau sebanyak 6.720 persen pasien COVID-19 yang kritis.

Dikutip dari Daily Star, data menunjukkan pasien kritis yang menggunakan ventilator meninggal sebanyak 65,4 persen. Sedangkan yang masih bisa berjuang untuk hidup dan sembuh sebanyak 34,6 persen.

ICNARC kemudian membandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan ventilator. Hasilnya pasien yang pulih bisa mencapai 81,9 persen, sedangkan meninggal hanya 18,1 persen.

Beberapa dokter mengklaim bahwa ventilator bisa membahayakan pasiennya, karena meningkatkan peradangan pada paru-paru. Saat oksigen dipompa ke paru-paru, aksi ini akan mengiritasi organ dan merusaknya lebih lanjut.

"Ventilator itu bisa merusak jaringan paru-paru berdasarkan berapa banyak tekanan yang diperlukan, untuk membantu paru-paru memproses oksigen lagi," kata Dr Tiffany Osborn, seorang spesialis perawatan kritis di Fakultas Kedokteran Universitas Washington.

4 Gadis Bunuh Driver Taksi Online, Apakah Perilaku Agresif Bisa Diterapi?

Polisi berhasil menangkap empat gadis remaja yang telah membunuh seorang driver taksi online, Samiyo Basuki Riyanto (60). Korban dihabisi pelaku di dalam mobil, lalu mayatnya dibuang ke jurang di kawasan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Polisi pun mengungkap keempat pelaku tersebut, IK (15), RM (18), RK (20), dan SL (19) ditangkap dua minggu setelah kejadian. Mereka ditangkap di lokasi berbeda.

"Kita berhasil mengungkap dan menangkap pelakunya sebanyak empat orang, keempatnya berjenis kelamin perempuan," ungkap Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan, Senin (27/4/2020).

Perbuatan keempatnya yang masih remaja ini disebut-sebut netizen kejam. Lalu bagaimana sebaiknya menghadapi perilaku agresif pada remaja?

Menurut Veronica Adesla dari Personal Growth, sebelum memutuskan terapi yang cocok dalam menangani tindakan seperti ini, sebaiknya dicari tahu dan dipelajari terlebih dahulu peran dari masing-masing keempat pelaku tersebut.

"Treatment itu sangat lintas sektor, jadi kita tetap butuh dari hukuman dalam memberikan punishment yang sesuai dengan perundang-undangan. Biar dia juga paham bahwa ada aksi dan konsekuensi," kata Veronica kepada detikcom, Selasa (28/4/2020).

Selain dihukum, Veronica juga menjelaskan bahwa pelaku perlu diberikan dukungan dari sisi spiritual agar hati nuraninya dapat disentuh dan mengetahui apa yang telah dilakukannya adalah salah.

"Kita juga butuh dari sisi spiritual yang kemudian masuk ke dalam juga untuk penguatan ajaran agama atau apa pun yang dapat menyentuh hati nurani dan berempati kepada orang lain," jelasnya.

Tak hanya itu, Veronica juga menyarankan memberikan beberapa upaya seperti pendekatan perilaku berpikir dan emosi kepada pelaku.

"Kalau dari sisi psikologisnya sendiri kita bisa masuk melalui terapi behavior dan kognitif. Kalau misalnya berperilaku sesuatu yang positif itu ada timbal baliknya dari orang lain, untuk membuka juga kemampuan menalar, merasakan pola emosi yang lebih sehat gitu," pungkasnya.

5 Cara Supaya Tak Malas Kerja Saat Work From Home

Tak bisa dipungkiri, kerja dari rumah alias work from home (WFH) begitu berbeda dengan bekerja saat di kantor. Tak jarang banyak distraksi yang mengganggu untuk fokus bekerja. Alhasil pekerjaan pun terpaksa disetop untuk sementara.
Dengan kebiasaan seperti itu, bukan tidak mungkin jika akhirnya pekerjaan jadi tertunda. Kembali melanjutkan pekerjaan bukan perkara mudah setelah distraksi muncul.

Namun, Anda tak perlu khawatir. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar tidak malas bekerja saat WFH. Berikut 5 caranya seperti dilansir dari Pop Sugar:

1. Jangan menumpuk pekerjaan
Buat daftar tugas yang harus dikerjakan hari ini. Urut dari pekerjaan termudah hingga tersulit. Pekerjaan yang paling mudah sebaiknya dikerjakan sesegera mungkin.

Cara ini mungkin terlihat sederhana, tapi efeknya luar biasa. Pekerjaan jadi tak menumpuk terlalu banyak dan Anda siap menerima tugas lain.

2. Buat target atau deadline
Beri komitmen pada sederet pekerjaan dan laksanakan. Tulis deadline pekerjaan dan lengkapi dengan pengingat.

Anda juga bisa memberitahu orang-orang terdekat soal target pekerjaan yang telah ditetapkan. Cara ini akan membantu memompa semangat Anda untuk menyelesaikan pekerjaan.

3. Bangun lebih awal
WFH memang tak mengharuskan Anda untuk mandi dan sibuk merias diri. Namun, bukan berarti Anda bisa bebas bangun siang dan langsung bekerja.

Sebaiknya coba lah untuk tetap bangun pagi agar lebih produktif. Bangun lebih awal membuat persiapan kerja lebih maksimal.

4. Ciptakan tempat kerja yang nyaman
Tempat kerja menentukan produktivitas. Pilih sudut rumah yang nyaman dan cukup pencahayaan. Jika Anda biasanya bekerja di sudut yang itu-itu saja, coba sesekali ganti 'spot' kerja. Pemandangan baru bisa meningkatkan motivasi kerja.

5. Apresiasi diri
Beri apresiasi pada diri sendiri saat satu per satu target kecil tercapai. Berikan stimulasi pada otak dengan sesuatu yang membuat Anda senang.

Apresiasi ini tidak melulu soal hadiah istimewa. Apresiasi bisa berbentuk seperti, menonton satu episode serial drama favorit, atau tidur siang singkat.

Studi Ini Sebut Ventilator Bisa Berbahaya Bagi Paru-paru Pasien Corona

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Intensive Care National Audit and Research Centre (ICNARC) mengklaim bahwa pasien Corona yang dirawat dengan alat bantu pernapasan ventilator memiliki peluang hidup yang lebih kecil.
Berdasarkan studi yang dilakukan ICNARC, pasien virus Corona COVID-19 yang dirawat menggunakan ventilator hanya memiliki peluang hidup sebesar 34 persen. Klaim ini didasari penelitian yang dilakukan dengan memantau sebanyak 6.720 persen pasien COVID-19 yang kritis.

Dikutip dari Daily Star, data menunjukkan pasien kritis yang menggunakan ventilator meninggal sebanyak 65,4 persen. Sedangkan yang masih bisa berjuang untuk hidup dan sembuh sebanyak 34,6 persen.

ICNARC kemudian membandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan ventilator. Hasilnya pasien yang pulih bisa mencapai 81,9 persen, sedangkan meninggal hanya 18,1 persen.

Beberapa dokter mengklaim bahwa ventilator bisa membahayakan pasiennya, karena meningkatkan peradangan pada paru-paru. Saat oksigen dipompa ke paru-paru, aksi ini akan mengiritasi organ dan merusaknya lebih lanjut.

"Ventilator itu bisa merusak jaringan paru-paru berdasarkan berapa banyak tekanan yang diperlukan, untuk membantu paru-paru memproses oksigen lagi," kata Dr Tiffany Osborn, seorang spesialis perawatan kritis di Fakultas Kedokteran Universitas Washington.

CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Infeksi Virus Corona

Center for Disease and Prevention Control (CDC) Amerika Serikat menambahkan enam gejala baru infeksi virus corona ke dalam daftar. Penambahan ini diharapkan dapat membantu para tenaga medis untuk mendeteksi Covid-19 secara tepat.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya para ahli menyepakati batuk, demam, dan sesak napas sebagai gejala Covid-19. Namun, seiring berjalannya waktu, sejumlah penelitian menemukan gejala-gejala anyar yang ditemukan pada pasien.

Menukil situs resmi CDC, gejala tersebut dapat muncul pada 2-14 hari setelah terpapar virus.

Berikut enam gejala baru virus corona, selain batuk, demam, dan sesak napas, yang dirilis CDC:
- panas dingin
- menggigil
- nyeri otot
- sakit kepala
- sakit tenggorokan
- kehilangan kemampuan mencium bau atau anosmia.

Penambahan ini didorong oleh penemuan para dokter dari sejumlah pasien Covid-19. Secara khusus, sejumlah dokter spesialis THT mengumumkan gejala anosmia muncul pada sejumlah pasien Covid-19. Anosmia menjadi salah satu tanda awal dari seseorang yang terinfeksi tanpa gejala.

Mengutip Washington Post, sebuah studi pada pasien Covid-19 di Eropa menemukan bahwa sekitar 85,6 persen pasien melaporkan disfungsi penciuman dan gangguan pencernaan. Dalam sebuah penelitian di Iran, sebanyak 76 persen dari 19 pasien yang melaporkan anosmia mengatakan bahwa ketidakmampuan mencium bau itu datang secara mendadak. Dalam banyak kasus, anosmia muncul sebelum adanya gejala lain.

Di masa awal-awal kemunculannya, sejumlah laporan hanya mendeteksi gejala gangguan pernapasan standar pada pasien Covid-19. Namun, selama beberapa pekan terakhir, para ahli kesehatan telah menemukan bahwa Covid-19 menyerang banyak organ dalam tubuh.

Namun, sejumlah gejala baru virus corona ini tak dirasakan secara merata pada semua pasien. Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika merasakan gejala-gejala di atas.

Kendati demikian, CDC juga tetap menyarankan Anda untuk dapat mengelola gejala ringan dan melakukan isolasi mandiri di rumah. Anda disarankan untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami empat kondisi berikut:
- kesulitan bernapas
- nyeri atau tekanan yang menetap di dada
- tak bisa terbangun
- bibir atau wajah kebiruan.

5 Cara Supaya Tak Malas Kerja Saat Work From Home

Tak bisa dipungkiri, kerja dari rumah alias work from home (WFH) begitu berbeda dengan bekerja saat di kantor. Tak jarang banyak distraksi yang mengganggu untuk fokus bekerja. Alhasil pekerjaan pun terpaksa disetop untuk sementara.
Dengan kebiasaan seperti itu, bukan tidak mungkin jika akhirnya pekerjaan jadi tertunda. Kembali melanjutkan pekerjaan bukan perkara mudah setelah distraksi muncul.

Namun, Anda tak perlu khawatir. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar tidak malas bekerja saat WFH. Berikut 5 caranya seperti dilansir dari Pop Sugar:

1. Jangan menumpuk pekerjaan
Buat daftar tugas yang harus dikerjakan hari ini. Urut dari pekerjaan termudah hingga tersulit. Pekerjaan yang paling mudah sebaiknya dikerjakan sesegera mungkin.

Cara ini mungkin terlihat sederhana, tapi efeknya luar biasa. Pekerjaan jadi tak menumpuk terlalu banyak dan Anda siap menerima tugas lain.

2. Buat target atau deadline
Beri komitmen pada sederet pekerjaan dan laksanakan. Tulis deadline pekerjaan dan lengkapi dengan pengingat.

Anda juga bisa memberitahu orang-orang terdekat soal target pekerjaan yang telah ditetapkan. Cara ini akan membantu memompa semangat Anda untuk menyelesaikan pekerjaan.

3. Bangun lebih awal
WFH memang tak mengharuskan Anda untuk mandi dan sibuk merias diri. Namun, bukan berarti Anda bisa bebas bangun siang dan langsung bekerja.

Sebaiknya coba lah untuk tetap bangun pagi agar lebih produktif. Bangun lebih awal membuat persiapan kerja lebih maksimal.

Nyeri Maag Kambuh Saat Puasa? Simak Tips Berikut Ini

Gaya hidup sehari-hari sangat mempengaruhi kesehatan lambung. Mulai dari kebiasaan makan tidak teratur, mengonsumsi makanan pedas atau terlalu asam, minum minuman beralkohol, bersoda dan mengandung kafein, kurang aktifitas fisik, hingga stress yang dapat menyebabkan kadar asam lambung meningkat serta menyebabkan nyeri di ulu hati.
Sakit maag atau dikenal juga sebagai dyspepsia, merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Sindrom dyspepsia ini merupakan kumpulan gejala penyakit pada saluran cerna seperti nyeri ulu hati, kembung, rasa begah, rasa panas di dada dan di ulu hati, mual dan ingin muntah, rasa asam di mulut dan kerongkongan, serta sendawa berlebihan.

Lalu, apakah penderita maag bisa berpuasa dengan nyaman? Tentu saja bisa! Bagi penderita maag, berpuasa selama bulan Ramadhan memang bisa terasa berat terlebih pada saat awal puasa. Hal ini karena adanya perubahan pola makan yang meyebabkan saluran cerna harus beradaptasi sehingga kadang kala dapat menyebabkan keluhan gangguan pada lambung. Tapi, ini jangan dijadikan alasan untuk tidak menjalankan ibadah puasa.

Bila memilki riwayat sakit maag, lakukanlah beberapa tips berikut ini agar dalam menjalani ibadah puasa menjadi lebih nyaman:

1. Hindari Makan Terburu-buru

Selama menjalani ibadah puasa, saat suka terlambat bangun sahur atau telat saat berbuka, menghabiskan makanan secara terburu-buru seringkali dilakukan. Agar tidak terjadi hal tersebut, usahakan untuk bangun lebih pagi, agar bisa bersantap sahur dengan tenang dan perlahan.Dengan begitu makanan akan dapat dicerna dengan baik oleh tubuh.

2. Makan Secukupnya saat Sahur dan Berbuka

Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras. Hal ini dapat memicu munculnya keluhan berupa perut begah dan terasa penuh. Oleh sebab itu, saat sahur makanlah secukupnya dan ketika berbuka usahakan mengonsumsi makanan secara bertahap dalam porsi kecil.Mulailah dengan makanan ringan yang mudah dicerna terlebih dahulu seperti kurma dan buah-buahan segar, kemudian baru lanjutkan dengan makan besar.

3. Hindari Makanan dan Minuman Pemicu Sakit Maag

Sebisa mungkin hindari mengonsumsi makanan yang berpotensi memicu sakit maag, baik saat sahur maupun berbuka. Makanan yang sebaiknya dihindari yaitu seperti makanan yang berlemak, makanan pedas dan makanan yang terlalu asam.Hindari juga minuman yang mengandung kafein dan bersoda.

4. Hindari Tidur Setelah Makan

Sebaiknya jangan langsung tidur setelah sahur. Namun bila rasa kantuk tidak tertahankan, tidurlah dengan posisi setengah duduk. Pastikan kepala dan bahu tetap lebih tinggi daripada perut, sehingga dapat mencegah makanan yang di lambung berbalik ke kerongkongan.

5. Kendalikan Emosi atau Stress

Berpuasa bukan hanya untuk menahan rasa lapar saja, namun juga emosi seperti marah, sedih dan stress. Pasalnya pada saat seseorang dalam keadaan emosi atau stress terjadi perubahan hormonal dalam tubuh yang akan merangsang sel-sel dalam lambung untuk memproduksi asam lambung secara berlebihan.

6. Mengonsumsi Obat Maag

Bagi sebagian yang memiliki sakit maag, ada baiknya untuk mengonsumsi obat maag secara teratur guna mencegah maag kambuh tiba-tiba. Pada saat puasa jika mengalami gejala nyeri ulu hati, hal pertama yang harus dilakukan ialah mengonsumsi MYLOXAN tablet kunyah.

MYLOXAN tablet kunyah adalah antasida yang mengandung kombinasi magnesium hydroxide, aluminium hydroxide, dan simethicone. Kombinasi antara magnesium hydroxide dan Aluminium hydroxide memiliki kemampuan untuk menetralisir asam lambung dengan cepat. Sehingga dapat mengurangi rasa nyeri ulu hati akibat iritasi asam lambung.Sedangkan simethicone dapat membantu memecah gelembung-gelembung gas besar menjadi lebih kecil dan mengurangi tekanan gas (kembung) dalam saluran cerna.

Untuk penggunaan MYLOXAN tablet kunyah disarankan sebanyak 3-4 kali sehari. Saat bulan Ramadhan, konsumsilah1 tablet kunyah MYLOXAN sebelum makan sahur, 1 tablet saat berbuka puasa dan 1 tablet lagi sebelum tidur malam.MYLOXAN tablet kunyah bisa didapatkan di apotik dan toko obat terdekat

Itulah beberapa tips berpuasa yang bisa dilakukan untuk para penderita maag. Jadi, sudah nggak ada alasan lagi bagi penderita maag untuk tidak berpuasa, kan? Namun jika keluhan sakit tetap muncul meski sudah menerapkan tips diatas, sebaiknya segeralah berkonsultasi dengan dokter. Sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari kondisi lambung menjadi memburuk.

Cermin Gelap Swedia Lawan Corona (2)

Pada 28 Maret, petisi yang ditandatangani oleh sekitar dua ribu ilmuwan termasuk ketua Yayasan Nobel Carl-Henrik Heldin, meminta pemerintah Swedia "segera mengambil langkah yang sesuai dengan rekomendasi WHO."

Para ilmuwan ini menambahkan bahwa langkah-langkah itu harus bertujuan membatasi kontak antar warga dan meningkatkan kemampuan memeriksa penyakit Covid-19 di kalangan warga.

"Langkah-langkah ini harus segera diterapkan, karena itu yang dilakukan negara-negara tetangga kita di Eropa," tulis para ilmuwan itu. "Negara kita tidak boleh berbeda sendiri dalam upaya mengatasi pandemi ini."

Petisi ini juga mengatakan bahwa mencoba "menciptakan satu herd immunity, seperti yang diterapkan saat terjadi pandemi influenza, tidak didukung kuat secara ilmiah."

Pemerintah Swedia membantah tudingan menerapkan strategi penciptaan herd immunity itu.

Menteri Kesehatan dan Sosial Swedia Lena Hallengren mengatakan kepada CNN: "Tidak ada strategi menciptakan herd immunity untuk mengatasi Covid-19 di Swedia. Negara ini memiliki tujuan yang sama dengan negara lain yaitu menyelamatkan nyawa dan melindungi kesehatan rakyat."

"Hingga sekarang Swedia memiliki jumlah kematian lebih banyak [dibandingkan negara Eropa lain], dan itu kemungkinan disebabkan karena kami tidak menerapkan lockdown yang ketat dan tidak ada lockdown yang diatur berdasarkan undang-undang,” kata Jan Albert, ilmuwan dari Karolinska Institutet.

Tetapi dia meyakini sebagian besar ilmuwan Swedia "cukup tenang" soal rencana herd immunity karena mereka berpendapat strategi ini bisa berhasil.

"Apa strategi negara lain?" tanya Albert. "Herd immunity hanya satu-satunya yang bisa menghentikan ini semua, kecuali ditemukan vaksin dalam waktu cepat, yang tidak mungkin terjadi.

"Sebenarnya tidak satu pun orang di Swedia, atau di negara lain, yang tahu soal strategi terbaik. Hanya waktu yang akan menunjukkan hal itu."

Dia yakin lockdown yang lebih ketat "hanya akan membuat kurva merata dan hal ini tidak berarti kasus baru akan hilang, kasus itu hanya bergerak sesuai waktu."

“Selama sistem kesehatan bisa mengatasi hal ini dan bisa merawat mereka yang membutuhkan, tidak ada kepastian bahwa kasus baru di masa depan akan lebih baik situasinya."

Melindungi sistem

Albert percaya sistem kesehatan Swedia mampu mengatasi pandemi ini. Hal sama diyakini Peter Lindgren, Direktur utama Institut Ekonomi Kesehatan Swedia (IHE).

Lindgren mengatakan kepada CNN bahwa jumlah warga yang diobati di unit gawat darurat rumah sakit stabil dalam beberapa pekan belakangan. “Jadi dari aspek ini, kebijakannya cukup berhasil."

Tetapi, dia menambahkan, masalahnya adalah penyakit ini merambat ke panti jompo. Akibatnya ada korban di kalangan orang berusia lanjut. Menteri Halengren menyebut salah satu kekhawatiran saat ini adalah upaya memperkuat perlindungan penghuni panti jompo.

Menurut dia, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti terkait efektivitas langkah-langkah yang diterapkan Swedia.

Halengren menambahkan hanya karena Swedia tidak menerapkan "lockdown penuh" bukan berarti "semua berjalan seperti biasa" dan kebijakan pun "terus menerus dievaluasi" dengan bantuan para pakar untuk memastikan kebijakan yang benar diambil di saat yang tepat.

Larangan berkumpul lebih dari 50 orang dan warga "diminta keras" agar menghindari perjalanan domestik yang tidak perlu.

Menteri Luar Negeri Swedia dikutip koran Guardian mengungkapkan bahwa masih terlalu dini untuk menilai pendekatan yang diterapkan negaranya.

"Banyak terjadi kesalahpahaman,” ujar Ann Linde. "Kami memiliki tujuan yang sama dengan semua pemerintah negara. Dan seperti yang selalu kami katakan, kami sangat siap untuk menerapkan aturan yang lebih mengikat jika warga tidak mentaati aturan saat ini."

Dia mengatakan angka kematian yang cukup tinggi "tidak diharapkan" dan kematian di panti jompo merupakan "satu hal yang menjadi kegagalan kami."

Badan Kesehatan Masyarakat Swedia memperkirakan hampir sepertiga penduduk Stockholm tertular Covid-19 pada 1 Mei. Ini berarti lebih dari 200 ribu orang, jauh lebih tinggi dari angka kasus positif corona tingkat nasional yang tercatat hingga sekarang.

Kurang dari 24 jam kemudian, terjadi kebingungan ketika badan ini mengumumkan di akun Twitternya bahwa "ada kesalahan' dalam laporan itu dan kemudian mengatakan model matematikanya telah diperbaiki. Badan ini menegaskan bahwa 26 persen penduduk kota Stockholm akan terjangkit corona pada 1 Mei.

Badan ini memperkirakan sekitar 75 kasus tak terkonfirmasi pada setiap satu kasus Covid-19 yang tercatat, tetapi puncak penyebaran virus ini telah lewat.

Cermin Gelap Swedia Lawan Corona

 Swedia memiliki cara berbeda dengan negara tetangga dalam mengatasi pandemi virus corona. Negara ini tidak menerapkan pembatasan keras dalam kehidupan warga.

Foto-foto mengenai aktivitas pekerja bergegas ke kantor di tengah jalanan Swedia yang sibuk atau berkumpul di kafe maupun bar cukup membuat banyak pihak mengernyitkan dahi.

Anak-anak tetap sekolah meski universitas dan sekolah menengah menerapkan skema belajar jarak jauh.


Dunia usaha, dari tempat potong rambut hingga restoran, tetap buka meski warga dianjurkan untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan.

Pada 7 April lalu Swedia meloloskan rancangan undang-undang yang memungkinkan pemerintah mengambil tindakan dan kebijakan cepat terkait langkah-langkah penanganan Covid-19.

Kunjungan ke panti jompo dihentikan sejak 1 April. Kementerian Kesehatan dan Sosial meminta warga tidak melakukan perjalanan tak penting. Warga diminta menjaga jarak dan bertanggung jawab secara mandiri.

Di antara negara-negara Nordik, yaitu negara yang memiliki kesamaan budaya, geografi dan sosiologi, perbedaan dengan Swedia sangat nyata terlihat.

Finlandia misalnya, mereka menetapkan kondisi darurat yang diikuti penutupan sekolah dan melarang pertemuan lebih dari 10 orang pada 16 Maret.

Negara ini membatasi perjalanan ke dan dari wilayah UUsima pada 28 Maret serta menutup restoran, kafe, juga bar pada 1 April.

Sementara Denmark mengumumkan penutupan massal pada 11 Maret dan masuk dalam negara Eropa yang sejak awal menutup perbatasan, sekolah, toko dan restoran.

Norwegia mulai menerapkan pembatasan perjalanan pada pertengahan Maret. Pemerintah menutup sekolah dan tempat penitipan anak serta melarang penggunaan rumah liburan warga. Negara ini juga membatalkan acara-acara serta menutup dunia usaha seperti salon kecantikan dan tempat potong rambut.

Swedia kini harus menghadapi kenyataan bahwa jumlah korban meninggal akibat wabah itu perlahan meningkat.

Data John Hopkins University memperlihatkan tingkat kematian di Swedia kini lebih tinggi dari negara-negara tetangga, mencapai rasio 21 kematian per 100 ribu orang.

Denmark mencatat tujuh kematian per 100 ribu orang, dan Norwegia serta Finlandia memiliki kematian kurang dari empat per 100 ribu orang.

Swedia mencatat 18.640 kasus positif corona dan 2.194 kematian dari 10 juta penduduk.

Denmark mencatat 8.773 kasus positif, 442 kematian dari 5,8 juta penduduk. Kasus positif corona di Norwegia mencapai 7.449 orang dan 202 kematian dari 5,4 juta penduduk. Finlandia memiliki 4.576 kasus positif dan 190 kematian dari 5,5 juta penduduk.

Kini Denmark dan Norwegia mulai mengendurkan kebijakan lockdown. Anak-anak mulai kembali bersekolah sejak 10 hari lalu, meski jumlah murid dalam satu kelas lebih sedikit dan menerapkan jarak dua meter antar siswa. Salon dan bisnis yang memerlukan kontak jarak dekat mulai buka pada Senin mendatang.

Sedangkan Finlandia memilih memperpanjang kebijakan pembatasan hingga 13 Mei.

Kasus kematian karena corona di Swedia memang tidak sebanyak Italia atau Spanyol, yang mencatat 44 dan 49 kematian per 100 ribu orang. Bahkan lebih kecil dibandingkan Inggris yang mencatat 31 kematian per 100 ribu orang.

Tetapi ada sejumlah perbedaan besar antara Swedia dan negara-negara itu yang membuatnya sulit dibandingkan.

Contohnya Italia, memiliki populasi golongan tua, jumlah perokok lebih besar dan jumlah rumah yang ditinggali beberapa generasi lebih banyak.

4 Negara Eropa Bersiap Longgarkan Lockdown

Sejumlah negara di Eropa pekan ini bakal melonggarkan aturan di masa penguncian wilayah (lockdown) untuk menahan penyebaran virus corona.

Seperti dilansir CNN, Rabu (29/4), Austria menyatakan akan mengakhiri masa lockdown pada Kamis (30/4) besok.

Menteri Kesehatan Austria, Rudolf Anschober, menyatakan tidak akan memperpanjang masa lockdown, dan memilih untuk menerapkan pembatasan untuk sementara waktu.


"Kami akan membiarkan masa pembatasan kegiatan berakhir. Kami tidak akan memperpanjangnya," kata Anschober.

Menurut Anschober, setelah masa lockdown berakhir, pemerintah akan membolehkan kegiatan keramaian tetapi hanya dibatasi paling banyak 10 orang dan harus menjaga jarak.

Austria akan membolehkan sejumlah kegiatan usaha, seperti salon, kembali dibuka pada awal Mei mendatang.

Sedangkan restoran dan bar di negara itu baru dibolehkan dibuka kembali pada 15 Mei. Namun, mereka mensyaratkan pengelola memberi jarak bagi para pelanggan dan pegawai diharuskan mengenakan masker.

Sedangkan seluruh hotel dan tempat penginapan baru boleh dibuka pada 29 Mei.

Anschober menyatakan jumlah penambahan kasus virus corona di Austria selama beberapa hari belakangan semakin menurun, dengan tingkat infeksi mencapai 0.59. Hal itu tercatat menjadi yang paling rendah selama pandemi.

Sementara itu, Presiden Portugal, Marcelo Rebelo de Sousa, berencana mengakhiri masa darurat nasional pada Sabtu mendatang.

"Kami berharap tidak perlu lagi menerapkan status darurat nasional di kemudian hari. Jika itu terjadi maka hal itu akan kami cabut," ujar Rebelo de Sousa.

Rebelo de Sousa mengatakan penduduk Portugal harus tetap waspada meski status darurat nasional akan dicabut. Menurut dia, pemerintah akan terus mengevaluasi situasi sampai dinyatakan benar-benar aman dan terkendali.

Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe, menyatakan pemerintah setempat akan melonggarkan aturan dalam masa lockdown pada 11 Mei mendatang. Hal itu dilakukan setelah pemerintah menjamin stok masker untuk seluruh penduduk Prancis sudah tersedia.

"Kami akan memulai membuka taman kanak-kanak dan sekolah dasar pada 11 Mei. Kemudian, kami juga akan membuka kembali sekolah menengah dimulai dengan kelas 6 dan 7. Sedangkan untuk sekolah menengah atas akan diputuskan pada awal Juni," kata Philippe.

Selain melonggarkan lockdown, pemerintah Prancis akan melakukan evaluasi pada 11 Mei sampai 2 Juni.

Pemerintah Yunani juga akan melonggarkan lockdown mulai 4 Mei mendatang. Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis menyatakan, meski demikian para penduduk masih dilarang bepergian ke luar wilayah tempat tinggal selama dua pekan.

Mitsotakis mengatakan sejumlah kegiatan usaha juga akan diperbolehkan beroperasi kembali mulai Senin pekan depan. Namun, pusat perbelanjaan baru bisa memulai kegiatan pada 1 Juni mendatang. 

Cermin Gelap Swedia Lawan Corona

 Swedia memiliki cara berbeda dengan negara tetangga dalam mengatasi pandemi virus corona. Negara ini tidak menerapkan pembatasan keras dalam kehidupan warga.

Foto-foto mengenai aktivitas pekerja bergegas ke kantor di tengah jalanan Swedia yang sibuk atau berkumpul di kafe maupun bar cukup membuat banyak pihak mengernyitkan dahi.

Anak-anak tetap sekolah meski universitas dan sekolah menengah menerapkan skema belajar jarak jauh.


Dunia usaha, dari tempat potong rambut hingga restoran, tetap buka meski warga dianjurkan untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan.

Pada 7 April lalu Swedia meloloskan rancangan undang-undang yang memungkinkan pemerintah mengambil tindakan dan kebijakan cepat terkait langkah-langkah penanganan Covid-19.

Kunjungan ke panti jompo dihentikan sejak 1 April. Kementerian Kesehatan dan Sosial meminta warga tidak melakukan perjalanan tak penting. Warga diminta menjaga jarak dan bertanggung jawab secara mandiri.

Di antara negara-negara Nordik, yaitu negara yang memiliki kesamaan budaya, geografi dan sosiologi, perbedaan dengan Swedia sangat nyata terlihat.

Finlandia misalnya, mereka menetapkan kondisi darurat yang diikuti penutupan sekolah dan melarang pertemuan lebih dari 10 orang pada 16 Maret.

Negara ini membatasi perjalanan ke dan dari wilayah UUsima pada 28 Maret serta menutup restoran, kafe, juga bar pada 1 April.