Nasi Hainan seringkali ditemui di rumah makan China peranakan. Hanya, benarkah asalnya dari Pulau Hainan?
detikcom berkunjung ke Hawaii-nya China tersebut beberapa waktu lalu. Berbeda dengan China daratan, Hainan memiliki iklim tropis dengan sejumlah atraksi wisata yang siap memanjakan wisatawan.
Saking seriusnya pemerintah setempat, mereka memberi subsidi wisatawan mancanegara untuk datang termasuk Indonesia dalam berbagai hal seperti akomodasi dan transportasi. Sampai-sampai, harga tur ke Hainan jauh lebih murah dibandingkan backpacking.
Seberapa jauhnya? Harga tiket ke Hainan dengan maskapai bujet Rp 3 jutaan menggunakan pesawat berjadwal. Namun, pemerintah memberi subsidi dan menggabungkan dengan konsorsium sehingga memberikan penerbangan charter. Hal ini sukses membuat harga tur hanya dijual sekitar Rp 3 jutaan, yang sebelum 2018 dijual Rp 11 jutaan.
Nah, selain itu Hainan juga memiliki stigma kuliner nasi yang dimasak dengan santan serta topping ayam atau bebek. Namun, apakah sebenarnya Nasi Hainan berasal di Hainan?
Menurut Tony, seorang tur leader yang sudah sering berkunjung ke Hainan, tidak ada Nasi Hainan di sana. Nasi Hainan merupakan makanan yang dibuat oleh keturunan ras China di berbagai wilayah Peranakan.
"Kalau aslinya di sini tidak ada, cap cay juga tidak ada ya," kata dia.
Tony mengatakan, pertanyaan tersebut sering diajukan oleh peserta tur nya. Tentu saja, karena nasi Hainan banyak ditemukan di daerah Indonesia, Malaysia dan Singapura.
"Sebenarnya tidak ada, kalau ditanya sama orang lokal malah bingung mereka," tambah dia.
Lalu, apa saja kuliner di Pulau Hainan? Umumnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Seperti sayur tumis, bebek goreng dan aneka seafood.
Begitupun dengan jajanan-jajanan. Seperti makanan cepat saji atau bakso dan aneka buah segar. Meskipun begitu, Hainan terkenal dengan kelapa yang banyak ditemukan.
Nah, bagaimana.. Sudah terjawab kan?
Bali Tegas! Turis Berulah Bakal Ditertibkan
Selalu saja ada turis yang bikin ulah di Bali. Maka itu, Pemprov Bali bakal bikin aturan tegas soal etika berwisata!
Terbaru, ada turis dari Australia yang berulah dengan tendangan 'kungfu'. Diketahui, turis itu mabuk karena minuman beralkohol dan menendang pengendara motor sampai menabrakan diri di mobil.
Selain itu, ada juga turis asal Ceko yang berulah di kawasan Monkey Forest Ubud, Bali. Keduanya menggunakan air suci yang mengucur dari pelinggih pura untuk 'cebok'.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan pihaknya bakal membuat aturan yang mengatur etika turis saat berwisata di Bali. Tujuannya, agar turis menghormati budaya yang ada di Bali.
"Ada, maka akan dirumuskan dulu. Tentu harus memberikan arahan, baik yang ada di Bali maupun pariwisata itu sendiri, agar menghormati budaya Bali, etika, dan estetika ketika berwisata ke Bali," kata Koster seusai apel HUT Provinsi Bali di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Rabu (14/8/2019).
Wayan Koster melanjutkan, Bali merupakan tujuan wisata dunia, namun saat ini ada sejumlah insiden yang kurang baik terjadi akibat ulah sejumlah turis asing. Koster berharap aturan yang ada nantinya akan membuat pengelolaan pariwisata di Bali lebih baik.
"Bali ini adalah daerah tujuan wisata dunia saat ini kita melihat langsung di sana sini ada hal yang kurang mengenakkan. Pada intinya memberi pesan agar penyelenggaraan pariwisata di bali ini harus ditata lebih baik dengan suatu regulasi," ujar Koster.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) juga menegaskan akan menertibkan turis yang bikin ulah di Bali. Hal itu demi menjaga suasana pariwisata yang kondusif bagi turis lain dan warga Bali.
"Yang tidak beretika, nanti ditertibkan," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar