Tiba-tiba, salah satu tamu hotel yang kebetulan satu ruangan dengan kami bernama Ibrahim, seorang Muslim asal Nigeria tapi warga negara China, dia bertanya kepada teman saya apakah sudah makan, teman saya pun menjawabnya belum, karena uangnya pas untuk besok bayar taxi jadi cukup makan roti saja.
Ibrahim pun menjawab "Kalian harus makan, tunggu sebentar saya tukar uang dulu,"
Kami pun kompak menjawab, tidak usah terimakasih. Kami sudah merasa kenyang dengan roti dan susu. Ibrahim mengucapkan "Kita sesama muslim harus saling bantu. Kalian harus makan malam. Tunggu sebentar," Ibrahim pun keluar.
Kami bertiga hanya bengong sambal ketawa kecil dan mikir apa yang akan Ibrahim lakukan, membelikan kita makan atau apa?
Tidak berapa lama, Ibrahim kembali dan secepatnya Ibrahim memberikan selembar uang senilai 50.000 dong Vietnam senilai Rp 100 ribu kepada teman saya. Dia bilang "Ayolah kalian makan, nanti kalian lapar,"
Kami kompak bilang tidak usah kami sudah makan roti, namun Ibrahim memaksa, dengan selalu menyebut kita muslim harus saling bantu , akhirnya karena dipaksa, teman saya pun tak kuasa menolak uang pemberian Ibrahim dengan info ke Ibrahim sampai Indonesia kami akan ganti.
Ibrahim mengucapkan jangan saya ikhlas dengan logat English Nigerianya. Alhamdullilah rezeki datang darimana saja. Akhirnya kami keluar untuk makan.
Besok paginya, kami sudah dijemput taksi yang akan mengantar kami ke bandara. Sampai di bandara kami check in dan menunggu sampai pesawat berangkat. Saya pun sempat berkenalan dengan salah satu penumpang pesawat yang sama, dia berasal dari Hanoi yang tinggal di Johor Bahru, Malaysia.
Saya sempat berfoto dengan anaknya yang masih kecil karena wajahnya imut dan lucu. Alhamdullilah saya dan teman saya pun mendarat dengan selamat di Kuala Lumpur. Karena kebetulan saya memperpanjang masa liburan saya untuk tinggal di Kuala Lumpur 3 hari.
Banyak pengalaman yang saya dapatkan selama perjalanan ke Hanoi. Nambah kenalan, petualangan yang seru dengan uang pas-pasan. Nextnya gaK boleh ya kayak gini. Bersyukur ketemu orang baik seperti Ruby, Andrez dan Ibrahim, yang datang bagaikan angel bagi kami bertiga.
Oke deh, itu cerita saya di Hanoi. Sampai ketemu lagi cerita lain saya di Kuala Lumpur.
Banyak pedagang perahu yang menawarkan jajanan seperti minuman dan snack. Biasanya mereka minta kita beli untuk pendayung perahunya. Hati-hati juga, biasanya mereka kasih harga mahal dan tidak boleh ditawar.
Setelah puas di Tam Hoc, sering keluar decakan kagum betapa Tuhan menciptakan alam ini dengan indahnya. Saya pun kembali menuju Hanoi. Sampai di Hanoi kami kelaparan. Kami pun memutuskan makan di salah satu cafe yang tidak jauh dari hotel dengan menu andalan nasi goreng, karena masih takut coba makanan yang lainnya.
Hari terakhir kami di Hanoi. Kami ingin kembali menghabiskan waktu dengan mencoba kopi telur. Kopi telur merupakan khas Vietnam. Kami pun mencoba salah satu kedai kopi terkenal Egg Coffe yaitu Cafe Giang.
Bagi teman-teman yang akan berkunjung ke Hanoi, wajib coba tempat ini. Walaupun adanya di gang sempit dan berantakan dengan kulit kuaci, tapi ini tempat yang sangat populer. Karena memang kebiasaan dari masyarakat Hanoi sukanya nongkrong sambil ngopi dan makan kuaci.
Saya pun sempatkan membeli souvenir oleh-oleh dengan dana yang sudah menipis. Setelah merasa lelah, kami memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat. Malamnya kami tidak keluar, hanya makan roti saja karena sisa uang kami menipis hanya untuk bayar taxi besok ke bandara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar