Di luar moda transportasi MRT, stasiun MRT juga memegang peranan penting sebagai akses dan meeting point. Dari keseluruhan yang ada, ini yang paling populer.
Tak bisa dipungkiri, kalau stasiun menjadi satu komponen penting dalam MRT Jakarta. Hanya saja, masing-masing stasiun memiliki pasarnya tersendiri dan berbeda satu sama lain.
Berdasarkan perbincangan traveler di dunia maya, pihak Isentia selaku perusahaan analisa dan monitoring media berbasis Australia merangkum daftar Stasiun MRT Jakarta yang banyak dibicarakan oleh traveler.
Dilihat detikcom, Jumat (26/4/2019), Stasiun Bundaran HI ternyata jadi yang paling populer dan dibicarakan oleh sekitar 64,4% traveler di dunia maya. Disusul oleh Stasiun Lebak Bulus dengan 17,2% perbincangan.
Sebagai stasiun yang jadi awal dan akhir rute MRT Jakarta fase pertama, Stasiun Bundaran HI dan Lebak Bulus memang jadi pintu utama para traveler. Khususnya karena menghubungkan area pinggiran Jakarta Selatan menuju pusat Jakarta.
Kemudian, Stasiun Blok M (3,8%) dan Stasiun Cipete Raya (3,4%) juga cukup populer di urutan tiga dan empat. Keduanya memang berlokasi di area strategis karena dekat dengan terminal bus dan tempat nongkrong yang dipenuhi kafe kekinian.
Selain empat di atas, berikut urutan lengkap stasiun MRT Jakarta dari yang paling populer:
1. Stasiun Bundaran HI (64,6%)
2. Stasiun Lebak Bulus (17,2%)
3. Stasiun Blok M (3,8%)
4. Stasiun Cipete Raya (3,4%)
5. Stasiun Dukuh Atas dan Fatmawati (2%)
6. Stasiun Sisingamangaraja dan Haji Nawi (1,7%)
7. Stasiun Senayan (1,6%)
8. Stasiun Istora (0,9%)
9. Stasiun Blok A (0,6%)
10. Stasiun Setiabudi dan Benhil (0,2%)
Kalau kamu, lebih suka naik dan turun di Stasiun MRT Jakarta yang mana?
Mayoritas Traveler Masih Keluhkan Kelakuan Pengguna MRT Jakarta
Sejak beroperasi 24 Maret 2019 lalu, MRT Jakarta telah membantu banyak traveler. Namun, ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh mereka.
Hadirnya MRT Jakarta kian meramaikan moda transportasi ibukota. Hanya saja dalam pelaksanaannya, masih ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh traveler sejak 1 Maret hingga 20 April 2019. Khususnya di dunia maya
Menurut Isentia selaku perusahaan analisa dan monitoring media berbasis Australia, keluhan yang datang masih seputar perilaku konsumen atau penggunanya. Bukan keluhan pada MRT Jakarta itu sendiri.
Dilihat detikcom dari Press Releasenya, Jumat (26/4/2019), ada sekitar dua ribuan lebih perbincangan terkait penumpang MRT. Yang tertinggi adalah perbincangan seputar piknik di MRT, sebanyak 12,2%.
Topik berikutnya adalah lesehan (3,1%) yang merujuk pada kelakuan penumpang MRT Jakarta yang masih suka duduk atau ngemper di area yang tak semestinya. Mungkin juga bisa jadi masukan untuk MRT Jakarta agar memperbanyak bangku di stasiun.
Sisanya, tak sedikit traveler yang merasa malu (2,7%) atau mencap kelakuan penumpang MRT ndeso (2,5%). Pada awal-awal MRT Jakarta diujicobakan, praktek di atas memang cukup banyak ditemui.
Fakta di atas tentunya bisa diambil sebagai masukan, bagaimana perlunya masyarakat Jakarta untuk belajar memakai MRT yang baik dan benar. Tak perlu lagi saling mencibir, tapi cobalah untuk saling mengingatkan satu sama lain demi kenyamanan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar