Lebaran adalah Hari Kemenangan, kemenangan atas diri sendiri untuk jadi pribadi lebih baik lagi. Salah satunya, jangan sia-siakan air minum ya!
Lebaran adalah momen spesial bagi umat Muslim. Momen kemenangan atas usaha mengendalikan diri atas hawa nafsu selama 30 hari, serta waktunya saling memaafkan.
Lebaran kali ini, bisa juga untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dari hal kecil saja, saat bertamu usahakan menghabiskan minuman atau tidak minum sama sekali.
Hal itu merupakan imbauan dari Instagram @kabargeologi, yang merupakan akun resmi Badan Geologi dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral. Dilihat detikcom pada Rabu (6/6/2019), Badan Geologi mengajak masyarakat supaya menghabiskan minuman kala bertamu. Biasanya saat berlebaran ke rumah orang lain, kita akan disuguhi air mineral dalam kemasan gelas plastik.
"Ingat di belahan dunia lain mungkin air bersih susah didapat," begitu captionnya.
Selain menyarankan untuk tidak menyia-nyiakan sesuatu, tentu mengurangi pemakaian gelas plastik sudah membuat kamu berkontribusi pada kelestarian Bumi. Ingat lho, sampah plastik sulit untuk didaur ulang secara alami apalagi kalau sudah sampai ke laut!
World Economic Forum pernah melansir soal data sampah di lautan. Ada lebih dari 150 juta ton plastik di lautan Bumi ini. Tiap tahun, 8 juta ton plastik mengalir ke laut.
Bahkan pada 2025, rasio plastik dibanding ikan di samudra diperkirakan menjadi 1:3. Plastik bakal terus bertambah menjadi 250 juta ton, sedangkan jumlah ikan terus menurun akibat penangkapan yang makin gencar.
Lagu Rakyat NTT Bakal Ramaikan di Konser Musik Perbatasan Atambua
Seperti daerah lain di Indonesia, Nusa Tenggara Timur kaya akan musik tradisional. Musik khas tersebut akan tersaji dalam Konser Musik Perbatasan Atambua 2019 pada 28-29 Juni di Lapangan Simpang Lima Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Event ini diramaikan juga oleh Gerson Oliveira, Panglima Band (Atambua), Illumia (Kefa), Andmesh, dan Kotak.
"NTT kaya dengan lagu daerah. Ada beragam lagu daerah yang berkembang di sana. Lagu di sana unik dan indah. Wisatawan juga bisa menikmatinya saat berada di Atambua. Nuansanya pasti akan seru, apalagi alam dan budaya Atambua sangat khas," ungkap Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani dalam keterangan tertulis, Rabu (5/6/2019).
Salah satu lagu rakyat Tanah Timor, julukan NTT, yang cukup dikenal adalah 'Oras Loro Malirin'. Di Malaka dan Belu, lagu ini sangat tenar. 'Oras Loro Malirin' menjadi lagu wajib dalam setiap event penting. Lagu ini bercerita kesedihan seseorang yang ditinggal pergi merantau oleh saudara atau kekasihnya.
Beberapa penggalan lirik lagu ini, yaitu 'Oras Loro Malirin (Waktu Senja Hari)'. 'Teu Tanis Lakateu Tanis (Burung Merpati Menangis)', lalu 'Tanis Naak Nian Ina (Menangisi Induknya)'. Berikutnya, 'Ro Sina Sae Ro Sina (Yang Terbang dengan Pesawat China)', lirik lain 'Nakur Mota Rua Tolu (Melintasi 2-3 Sungai)'.
Ricky menambahkan, lirik-lirik lagu rakyat NTT sangat indah.
"Lirik lagu-lagu di perbatasan Tanah Timor sangat bagus. Menyentuh sekali. Untuk itu, mari berkunjung ke KMPA 2019 episode 2. Kami mengundang masyarakat Timor Leste untuk bernyanyi bersama. Semoga ada inspirasi besar agar hidup menjadi lebih baik," lanjut Ricky.
Selain Oras Loro Malirin, perbatasan Tanah Timor juga memiliki kidung Manumutin Torok. Ada juga lagu Olala dan Lolon Gol. Ricky mengatakan, lagu-lagu khas Tanah Timor menjadi bentuk kekayaan dan aset pariwisata yang besar. Apalagi, NTT dikaruniai alam dan budaya yang eksotis. Termasuk juga, infrasruktur yang semakin memanjakan wisatawan yang berkunjung.
"Keberadaan lagu-lagu khas NTT makin menguatkan posisinya sebagai destinasi eksotis. Kami selalu merekomendasikan Tanah Timor sebagai spot terbaik untuk liburan. Bahkan, Bagi Anda yang menikmati libur Lebaran, silahkan datang ke Tanah Timor. Semua warna alam dan budaya eksotis ada di sana," kata Ricky lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar