Kamis, 30 Januari 2020

Kisah Liburan Irit Budget ke Vietnam (3)

Sekali lagi, karena saya sudah menghapal beberapa istilah makan di Hanoi akhirnya kami menemukan Kedai Pho yang olahannya ayam. Rasanya maknyusss, dan saya pun makan dengan lahap. Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan sesuai itenary yang sudah saya dan teman saya list.

Kami pergi ke tempat bersejerah yaitu universitas tertua di Hanoi, ke pusat pemerintahan dan saya sekali-kali mencuri berphoto dengan polis penjaga di depan pusat pemerintah Hanoi yang diam bak patung hehe dan mirip penyanyi Kpop. Setelah itu saya pun kembali ke hotel karena sudah capek seharian mengelilingi Hanoi.

Keesokan harinya, saya pun sudah bersiap dijemput oleh tour guide untuk berangkat ke Tam Hoc. Dari Hanoi ke Tam Hoc menggunakan bus dengan perjalanan kurang lebih 1 jam. Kebetulan bus wisata ini tidak hanya turis lokal, tapi ada turis dari negara lain juga. Salah satunya di samping saya turis dari Polandia namanya Andrez, dan kami pun saling berbagi pengalaman perihal travelling.

Sebelum sampai di Tam Hoc, kami berhenti di sebuah restoran, karena ini sudah paket tour jadi ada paket makan siang dengan hidangan prasmanan, namun sekali lagi saya harus hati-hati untuk ambil makanan karena banyak yang tidak halal. Setelah itu, saya pun berusaha untuk cari tempat sholat. Akhirnya saya memutuskan untuk sholat didalam bus yang lagi jalan.

Sebelum sampai di Tam Hoc, tour guide menceritakan kisah Raja yang menguasasi Tam Hoc. Saya tidak begitu mengerti dengan ceritanya. Intinya saya merasa berada di abad zamannya cerita legenda China, Fong Sai Yuk, hihi. Ada pintu gerbang dan pagoda -pagoda. Setelah itu, bus pun meluncur ke Tam Hoc.

Sebelum menikmati Tam Hoc, yang merupakan salah satu situs warisan dunia yang dilindungi UNESCO, dan pernah menjadi tempat salah satu film Hollywood KONG The Skull of Island, ada tour keliling desa dengan sepeda. Udara dingin di sini rasanya pas dan tambah asik keliling dengan sepeda.

Petualangan ke Tam Hoc pun dimulai dengan menggunakan perahu. Uniknya, tidak hanya pria yang bekerja sebagai pengayuh perahu, ada wanita juga. Mereka biasa menggunakan kaki untuk mengayuh perahu, sangat luar biasa.

Tam Hoc merupakan aliran sungai dengan di kelilingi bukit, versi daratnya Ha Long Bay. Biasanya di musim kering, Tam Hoc ditanami padi. Semakin ke ujung, kami melewati gua stalagtit dan stalagmit.

Banyak pedagang perahu yang menawarkan jajanan seperti minuman dan snack. Biasanya mereka minta kita beli untuk pendayung perahunya. Hati-hati juga, biasanya mereka kasih harga mahal dan tidak boleh ditawar.

Setelah puas di Tam Hoc, sering keluar decakan kagum betapa Tuhan menciptakan alam ini dengan indahnya. Saya pun kembali menuju Hanoi. Sampai di Hanoi kami kelaparan. Kami pun memutuskan makan di salah satu cafe yang tidak jauh dari hotel dengan menu andalan nasi goreng, karena masih takut coba makanan yang lainnya.

Hari terakhir kami di Hanoi. Kami ingin kembali menghabiskan waktu dengan mencoba kopi telur. Kopi telur merupakan khas Vietnam. Kami pun mencoba salah satu kedai kopi terkenal Egg Coffe yaitu Cafe Giang.

Bagi teman-teman yang akan berkunjung ke Hanoi, wajib coba tempat ini. Walaupun adanya di gang sempit dan berantakan dengan kulit kuaci, tapi ini tempat yang sangat populer. Karena memang kebiasaan dari masyarakat Hanoi sukanya nongkrong sambil ngopi dan makan kuaci.

Saya pun sempatkan membeli souvenir oleh-oleh dengan dana yang sudah menipis. Setelah merasa lelah, kami memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat. Malamnya kami tidak keluar, hanya makan roti saja karena sisa uang kami menipis hanya untuk bayar taxi besok ke bandara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar