Jumat, 31 Januari 2020

Mayoritas Traveler Masih Keluhkan Kelakuan Pengguna MRT Jakarta

Sejak beroperasi 24 Maret 2019 lalu, MRT Jakarta telah membantu banyak traveler. Namun, ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh mereka.

Hadirnya MRT Jakarta kian meramaikan moda transportasi ibukota. Hanya saja dalam pelaksanaannya, masih ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh traveler sejak 1 Maret hingga 20 April 2019. Khususnya di dunia maya

Menurut Isentia selaku perusahaan analisa dan monitoring media berbasis Australia, keluhan yang datang masih seputar perilaku konsumen atau penggunanya. Bukan keluhan pada MRT Jakarta itu sendiri.

Dilihat detikcom dari Press Releasenya, Jumat (26/4/2019), ada sekitar dua ribuan lebih perbincangan terkait penumpang MRT. Yang tertinggi adalah perbincangan seputar piknik di MRT, sebanyak 12,2%.

Topik berikutnya adalah lesehan (3,1%) yang merujuk pada kelakuan penumpang MRT Jakarta yang masih suka duduk atau ngemper di area yang tak semestinya. Mungkin juga bisa jadi masukan untuk MRT Jakarta agar memperbanyak bangku di stasiun.

Sisanya, tak sedikit traveler yang merasa malu (2,7%) atau mencap kelakuan penumpang MRT ndeso (2,5%). Pada awal-awal MRT Jakarta diujicobakan, praktek di atas memang cukup banyak ditemui.

Fakta di atas tentunya bisa diambil sebagai masukan, bagaimana perlunya masyarakat Jakarta untuk belajar memakai MRT yang baik dan benar. Tak perlu lagi saling mencibir, tapi cobalah untuk saling mengingatkan satu sama lain demi kenyamanan bersama.

Inovasi Baru: Pemeriksaan di Bandara Lewat Eskalator Canggih

Inovasi di dunia penerbangan terus dikembangkan. Terbaru, sedang disiapkan eskalator canggih untuk pemeriksaan di bandara. Naik pesawat, bisa lebih cepat.

Dilansir dari berbagai media internasional, Jumat (26/4/2019) perusahaan asal India Ashish Thulkar dan Charles Bombardier dari Kanada sedang mengembangkan Aerochk. Suatu eskalator canggih untuk pemeriksaan bagasi di bandara.

Jadi, eskalator itu nantinya akan diletakan di dekat gate keberangkatan. Penumpang yang berdiri di eskalator, barang bawaan seperti koper diletakan di sebelah kiri dan paspor di sebelah kanan.

Kemudian, ada sensor khusus yang akan memeriksa isi barang bawaan dan mengecek paspor yang juga bisa dicocokan dengan nomor tiket pesawat. Jika ada yang mencurigakan atau bermasalah, akan ada alarm peringatan. Plus, ada sensor pengenal wajah untuk makin memperketat keamanan.

Aerochk dinilai akan mengurangi 'human error'. Selain itu, juga dinilai akan lebih menghemat waktu untuk mobilisasi penumpang di bandara.

"Ini merupakan proses yang mudah dan lebih cepat, serta membantu petugas keamanan bandara untuk memeriksa barang bawaan penumpang," tulis pernyataan resmi Aerochk.

Belum ada kabar kapan tepatnya Aerochk akan diresmikan. Kita tunggu saja seperti apa nanti.

Mau Mendarat di Firenze, Pesawat Ini Malah Nyasar ke Bologna

Kejadian unik dialami penumpang pesawat Skandinavian Airlines. Mau mendarat di Firenze, pesawat mereka malah mendarat di Bologna karena kerusakan GPS.

Kejadian kurang menyenangkan mesti dialami oleh penumpang Skandinavian Airlines yang terbang dari Kopenhagen, Denmark menuju ke Firenze, Italia. Pesawat yang mereka tumpangi tidak mendarat di kota tujuan, melainkan mendarat di Kota Bologna, yang terpisah 65 Mil (setara 104 Km) jaraknya dengan Firenze.

Usut punya usut, rupanya itu gara-gara sistem GPS pesawat mengalami kerusakan. Dikumpulkan detikcom dari beberapa sumber, Jumat (26/4/2019), kerusakan GPS ini baru diketahui sesaat sebelum pesawat take off.

Pilot Skandinavian Airlines baru menyadari bahwa sistem GPS pesawatnya tidak punya program rute untuk menuju ke Firenze, yang mana mustahil pesawat ini bisa mendarat di kota itu. Penerbangan ini pun sempat delay akibat dilakukan servis untuk memperbaiki kerusakan itu.

Tapi akhirnya pilot memutuskan pesawat akan tetap take off dan mendarat di Bologna. Nantinya para penumpang pesawat akan ditransfer menggunakan bus dari Bologna menuju ke Firenze.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar