Sabtu, 25 Januari 2020

Akibat Selfie, Wanita Ini Jatuh dari Tebing

Walau digemari, tapi tak sedikit kegiatan foto selfie yang berbuah petaka. Di Amerika, seorang traveler wanita sampai jatuh dari tebing karena keasyikan selfie.

Dilansir detikcom dari CNN, JSabtu (25/5/2019), seorang peljar wanita dari Oregon bernama Michelle Casey (21) harus terluka serius akibat jatuh dari jurang di Pegunungan Neahkahnie hari Minggu pekan lalu (19/5).

Pada awalnya, Michelle hanya berkeinginan mengambil foto selfie dengan latar panorama indah. Malang, ia terpeleset dan malah jatuh ke jurang.

Diketahui ia jatuh ke atas pohon sehingga tak sampai jatuh ke Samudera Pasifik di bawahnya. Mendapati ia jatuh, pihak keamanan setempat segera menjulurkan tali padanya.

Hanya karena medan yang sulit, pihak keamanan butuh waktu beberapa jam untuk mengevakuasi Casey ke rumah sakit terdekat. Naas, ia akhirnya meninggal di sana akibat luka yang dideritanya.

Kejadian yang dialami Casey pun bukan yang pertama kali. Sebelumnya, seorang pelajar bernama Viktoria Grinkevich (19) dari Belarus juga meninggal setelah jatuh dari lantai 10 akibat berfoto selfie.

Bertingkah Aneh di Pesawat, Bisa Masuk Akun Instagram Ini

 Naik pesawat komersil, tentunya kita akan bertemu dengan berbagai macam orang dan sikapnya. Tapi jangan bertingkah aneh ya, atau bisa masuk akun Instagram ini.

Inilah akun Instagram @passengershaming. Sebuah akun yang mengunggah berbagai macam tingkah nyeleneh penumpang yang dijamin, bikin kamu semua geleng-geleng kepala saat melihatnya.

Dalam bio akun Instagram tersebut tertulis bahwa akun Instagram dibuat oleh mantan kru kabin Shawn Kathleen. Hampir setiap hari, tingkah senonoh, aneh atau lucu diunggah akun tersebut.



Misalnya saja, seorang pria yang sengaja merokok saat penerbangan tidak. Tentunya banyak orang terganggu dan meresahkan masyarakat di sekitarnya.

Ada juga seseorang yang sengaja mengeringkan celana dalam di atas pendingin ruangan pesawat. Haduh!

Bahkan, ada pula video tentang seseorang yang bertahan di sayap pesawat. Peristiwa-peristiwanya cukup aneh.



Hal ini tentu bikin netizen berkomentar. Di video orang yang bertahan di sayap pesawat misalnya, orang-orang malah memberikan guyonan.

"Ton Cruise? Not, too tall," ujar akun @tej***

"whole nother level of jumping out of planes." tulis akun @mrs_c****.

Hingga kini, akun Instagram @passengershaming memiliki 868 ribu followers. Serta masih aktif mengunggah berbagai aksi nyeleneh traveler saat di bandara maupun pesawat.

Waduh, jangan seperti ini ya traveler.. Selain malu, juga meresahkan masyarakat.

62 Penduduk di Pulau Ini Berasal dari 1 Pria

Samudera Pasifik menyimpan banyak cerita yang jarang kita dengar. Di sebuah pulaunya ada kisah 62 penduduk yang berasal dari satu pria.

Mungkin traveler kurang akrab dengan nama Palmerston Island. Pulau ini adalah atoll atau populasi karang yang membentuk pulau cincin sehingga ada laguna di tengahnya.

Palmerston Island sendiri menjadi bagian dari Cook Island di Samudera Pasifik. Pemerintahan Cook Island masih terhubung dengan Selandia Baru.

Seperti halnya sebuah pulau di samudera luas, Palmerston cukup sulit dijangkau. Butuh waktu 9 hari untuk bisa sampai di pulau ini dengan menggunakan kapal.

Kalau sudah terbayang betapa jauhnya Palmerston Island, mari kita mulai kisah seorang pria yang tinggal di pulau ini. Pria tersebut bernama William Marsters, seperti yang dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Jumat (24/5/2019).

William Marsters adalah seorang berkebangsaan Inggris yang hidup di abad-19. Marsters bertemu dengan seorang pedagang Inggris yang bernama John Brander di Tahiti, French Polynesia.

Brander kemudian menunjuk Marsters sebagai penjaga Palmerston karena jatuh cinta dengan pulau kosong itu. Marsters diperbolehkan untuk memanen pohon kelapa yang tumbuh di sana.

Pada tahun 1863, Marsters pindah ke Palmerston Island bersama istri dan dua sepupu perempuannya. Dalam dua kali setahun akan ada kapal yang datang ke Palmerston untuk memberikan persediaan makanan dan ditukarkan dengan minyak kelapa yang ia panen.

Namun setelah 6 tahun berlalu, kapal tersebut mulai jarang datang. Awalnya dua tahun sekali sampai akhirnya pada tahun 1878 kapal tersebut berhenti datang untuk memberikan pasokan makanan. Karena keuletannya, Marsters menemukan cara untuk bertahan hidup di Palmerston.

Ketika Brander meninggal, Marsters mendapat kepemilikan pulau dari Ratu Victoria. Dua sepupu yang dibawa Marsters akhirnya dinikahi dan mendapat hak waris pulau dengan istrinya.

Sebagai satu-satunya laki-laki di pulau tersebut, Marsters dan 3 istrinya mulai bertumbuh semakin banyak. Sampai akhirnya Marsters pun meninggal karena kekurangan gizi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar