Hari 4
Pagi buta kami harus berangkat menuju Bukit Tanarara menunggu momen sunrise. Tidak jauh berbeda dengan lokasi lainnya. Gugusan gugusan bukit ini selalu memanjakan penglihatan kami. Namun sayang belum sempat kami sampai di puncak matahari sudah terbit dahulu, tetapi kami tetap menikmati suasananya.
Setelah dari bukit Tanarara kami akan menuju air terjun Wai Marang. Air terjun ini juga merupakan tujuan utama di Sumba. Ada juga yang lebih terkenal yaitu air terjun Tanggedu namun sayang waktu kami di sana, akses menuju Tanggedu ditutup karena ada perbaikan. Tapi kesedihan kami tergantikan oleh air terjun Wai Marang.
Airnya yang berwarna biru tosca nan segar membuat kami tidak sabar untuk loncat ke dalam. Bagi kalian yang mau menuju Wai Marang disarankan memakai alas kaki yang aman dan nyaman karena kalian akan melakukan trekking pendek dan agak curam serta jangan buang sampah sembarangan.
Puas dengan bermain air kami melanjutkan ke pantai Walakiri. Pantai ini akan sangat terlihat biasa saja ketika di siang hari atau pada saat matahari masih bersinar cerah. Bisa dibilang pantai ini bercampur dengan mangrove karena banyak pohon2 kecil di tengah-tengahnya.
Keindahan Walakiri akan muncul saat matahari mulai terbenam. Dan momen yang harus diabadikan. Siluet dari pohon yang seakan bernari-nari dan langit yang memiliki gradasi warna yang indah membuat banyak wisatawan untuk mengabadikan momen ini.
Itulah akhir dari perjalanan trip di hari ke 4. Last Day Momen-momen dimana kami harus kembali ke rutinitas di kota besar. Sebelum kami pulang, kami menuju Puru Kambera sembari menanti Sunrise. Dan dari Puru Kambera kami menuju Bukit Persaudaraan dimana kalian akan melihat tatanan ladang sawah yang indah. Setelah itu kami kembali ke kota kami masing-masing.
Itulah akhir dari setiap perjalanan kami. FYI, di SBD suasananya masih berupa desa dan jalanan agak sepi dibandingkan di Sumba Timur. Karena di Sumba Timur lebih maju dibandingkan SBD. Saran bagi kalian yang ingin ke Sumba bisa di bulan Februari-Maret karena bertepatan dengan momen acara adat yaitu Pasola. Untuk lebih jelasnya apa itu Pasola kalian bisa cari infonya di Internet.
Hari 2
Di hari ke 2 kita akhirnya bertemu dengan peserta trip lain. 3 cewek dari Jakarta. Total tim kami adalah 5 orang. Wisata yang akan kami kunjungi adalah Rumah Adat Ratenggaro, di sini kalian akan melihat banyaknya rumah adat.
Selain itu, kalian juga bisa berinteraksi dengan warga sekitar. Warga di sini juga berjualan berbagai macam produk khas adat Sumba terutama kain tenun Sumba. Dan banyak juga anak kecil di sini yang bisa diajak bermain. Namun sayangnya anak ini suka meminta uang.
Saya diberitahu oleh tour guide kalau ada anak yang minta uang jangan pernah dikasih karena bisa menjadi kebiasaan yang buruk. Lebih baik kita memberikan berupa barang seperti buku, alat tulis, dll.
Puas dengan melihat desa adat, perjalanan kami berlanjut menuju Pantai Mbawana. Di sinilah kalian bisa melihat batu bolong yang menjadi primadona pantai ini. Sambil menanti senja kami mengabadikan momen ini dan sekaligus menutup perjalanan di hari ke 2.
Hari 3
Trip ini diawali menuju Pantai Mandorak. Di sini kalian akan melihat keindahan pantai yang jernih dan perpaduan warna yang indah. Di pantai ini kalian bisa naik di bebatuan karang untuk melihat keindahan lautnya. Tak jauh dari pantai Mandorak trip kami berlanjut ke Danau Weekuri.
Danau ini memiliki bentuk yang akan selalu diingat yaitu bentuk hati. Dan bisa dilihat dari atas. Terbentuknya danau ini adalah dari masuknya air laut di Pantai Mandorak dan membentuk danau. Kalian bisa berenang di danau ini dan bila kalian memiliki adrenalin tinggi ada persediaan tempat untuk melompat ke danau.
Puas bermain di danau kalian bisa menikmati es kelapa yang dijual di sini. Setelahnya kami akan mengakhiri trip hari ke 3 menuju BUKIT WAIRINDING. Salah satu ikon wisata yang ada di Sumba. Lokasi Wairinding ini berada di Sumba Timur.
Perjalanan dari SBD ke Sumba Timur cukup memakan waktu lama -/+ 4 jam. Bagi kalian yang memiliki mabuk kendaraan disarankan membawa obat anti mabuk dan kalau bisa duduk di depan karena sepanjang perjalanan menuju Sumba Timur banyak kelokan tajam.
Meskipun menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan semua akan terbayarkan dengan keindahan alam di puncak bukit Wairinding. Kalian akan dimanjakan dengan tatanan bukit yang indah, hawa sejuk, dan melihat momen sunset.
Jangan lupa untuk mendengarkan atau bermain alat musik untuk menambah suasana yang jauh dari hingar bingar perkotaan. Inilah momen dimana kalian akan lupa dengan segala permasalahan di kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar