Buah tak jatuh jauh dari pohonnya, artinya sifat anak tidak jauh beda dengan orangtuanya. Tapi kisah yang ini, bikin geram.
Dilansir dari berbagai media internasional, Jumat (26/4/2019) seorang penumpang pesawat bernama Kodie Richardson bikin ricuh dalam penerbangan Thomas Cook dari Manchester, Inggris menuju ke Turki. Wanita berusia 20 tahun itu mabuk berat saat masuk ke pesawat!
Dia mengumpat kata-kata kasar ke awak kabin, menghina dengan kata rasis dan menyerang kepolisian bandara. Pesawat yang sedianya lepas landas menjadi tertunda.
Rupanya tak hanya Kodie, sang Kelly Meadowcroft juga melakukan hal serupa. Dia menghina pramugari dan penumpang lain, yang membuat seorang anak kecil di dalam pesawat menangis.
Alhasil, 3 petugas keamanan bandara meringkus ibu dan anak tersebut. Salah satu petugasnya, menderita luka robek di bibir karena ditendang Kodie.
Pengadilan Kota Manchester sudah memberikan hukuman. Kelly dihukum 2 bulan penjara dan anaknya Kodie dihukum 10 bulan penjara.
Usut punya usut, Kelly dan anaknya Kodie minum minuman alkohol sebelum masuk ke pesawat. Kelly depresi, karena kakek dan suaminya baru saja meninggal.
Tiket Pesawat yang Masih Mencekik Dinilai Hambat Ekonomi RI
Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Barat, Lalu Abdul Hadi Faishal, menegaskan ia masih menunggu realisasi harga tiket pesawat kembali normal. Bagi industri perhotelan dan travel agent, lanjutnya, harga tiket sangat berpengaruh pada okupansi dan jumlah wisatawan nusantara.
"Kami yang di Lombok ini, ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga. Sudah kena bencana alam, gempa, saat proses recovery sudah tertimpa bencana tiket mahal. Sejak Januari 2019 sampai sekarang belum bergeming," ujar Lalu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/4/2019).
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani telah menyampaikan hal serupa kepada Presiden Jokowi saat Gala Dinner HUT PHRI.
"Saya yakin, pasti ada jalan untuk menghidupkan ekonomi daerah, terutama yang berbisnis di sektor pariwisata," kata Hadi.
Hadi mengatakan selama 4,5 tahun ini, Jokowi sudah menempatkan pariwisata sebagai sektor prioritas. Maka semua lembaga yang terkait dengan mendorong pariwisata harus di-support. Caranya adalah dengan mengembangkan destinasi terkait 3A, yakni Atraksi, Akses, dan Amenitas.
"Negara harus hadir jika serius menjadikan sektor pariwisata sebagai unggulan," ucapnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa informasi tiket mahal ini sudah sampai ke Jokowi. Sudah ada langkah imbauan dari Kemenhub dan Kemenko Kemaritiman. Bahkan Komite Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) juga sudah turun tangan dengan dugaan kartel karena saat ini industri penerbangan domestik dikuasai oleh dua grup besar, yakni Garuda Indonesia dan Lion group.
Kebetulan, katanya, dua perusahaan inilah yang menguasai market share penerbangan domestik dan keduanya sama-sama menerapkan harga mahal secara bersamaan. "Saat industrinya mulai optimal, tiba-tiba semuanya menjadi mentah kembali oleh mahalnya tiket dan bagasi berbayar," katanya.
Hadi menegaskan Kemenhub harus melakukan evaluasi menyeluruh. Misalnya dengan meningkatkan komunikasi dengan pihak maskapai dan bersikap tegas. Sebab, kebijakan tiket menjadi kunci industri pariwisata dan perekonomian masyarakat NTB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar