Seorang wanita asal Texas diharuskan menjalani operasi akibat kelebihan berat badan atau obesitas yang dialaminya. Ia juga mengidap beberapa penyakit, salah satunya pada bagian otaknya.
Awalnya, wanita bernama Evelyn Morales LaGrange mengalami kelebihan berat badan sejak masa kanak-kanak. Namun, berat tubuhnya melonjak dengan cepat usai melahirkan putrinya pada 2007 silam.
Akibat bobot tubuhnya yang sangat besar, wanita 36 tahun tersebut didiagnosis mengidap hipotiroidisme pada 2009. Pada kondisi ini, kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon yang mengatur metabolisme dan membuat bobot tubuhnya terus bertambah.
Dikutip dari Metro UK, Evelyn pun mengalami hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, depresi, kecemasan, hingga dikucilkan orang-orang di lingkungan dan pasangannya.
Hingga pada Februari 2017, Evelyn tiba-tiba merasakan sakit di bagian belakang kepalanya sampai membuatnya kehilangan penglihatan dan rasa tidak nyaman di perutnya. Ia didiagnosis mengalami malformasi Chiari, kondisi yang ditandai dengan jaringan otak meluas ke tulang belakang karena ukuran otaknya terlalu besar untuk tengkoraknya.
Dokter memberitahu bahwa ia harus menjalani operasi dekompresi otak. Tulang di bagian belakang tengkoraknya diangkat untuk membuat lebih banyak ruang bagi otaknya. Hal itu bisa meringankan rasa sakit yang ia alami selama ini.
Namun, sebelum itu ia harus mengurangi separuh lebih dari berat badannya yang mencapai 500 pon atau sekitar 226 kilogram agar bisa melakukan tindakan operasi tersebut. Ia menjalani operasi di bagian lambungnya yang membantu menurunkan berat badannya secara drastis dalam 30 bulan.
Dampak dari kondisinya tersebut membuat kemampuan penglihatan Evelyn memburuk, migrain, serta sakit kronis yang muncul setiap hari. Bahkan ia harus tidur dengan mesin CPAP untuk membantunya bernapas.
"Sebelumnya, saya tidak pernah berpikir untuk memperhatikan apa yang saya makan atau minum. Saya seorang ibu tunggal, sehingga saat terlalu lelah akan memilih untuk mengkonsumsi makanan cepat saji yang membuat berat tubuh saya semakin bertambah," kata Evelyn.
"Saya juga sangat menderita dengan depresi dan kecemasan. Jadi, saat saya stress, makan adalah jalan untuk menemukan rasa nyaman," lanjutnya.
Sampai saat ini, Evelyn tetap menjalani hidup sehatnya dengan mengkonsumsi makanan serta minuman yang sehat. Saat penyakit malformasi Chiari yang diidapnya tidak kambuh, ia juga berlatih angkat beban sambil menunggu waktu operasi otak yang akan dijalaninya.
https://tendabiru21.net/movies/2012/
6 Fakta Temuan WHO Soal Asal-Usul Corona, Hasil Investigasi di Wuhan
Setahun lebih tak terungkap, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya merilis hasil investigasi asal usul Corona. Tim investigasi WHO sebelumnya menjalankan misi untuk menguak sumber Corona ke China, Wuhan, sejak 16 hingga 24 Februari 2021.
Dari jenis hewan hingga rute penularan Corona pertama kali terungkap. Namun, ada beberapa hal yang juga belum terjawab atau berhasil diidentifikasi WHO.
Berikut rangkumannya dikutip dari laman resmi WHO, Selasa (30/3/2021).
COVID-19 berasal dari kelelawar
Dari analisis filogenetik yang dilakukan dengan whole genome sequencing, kelelawar terbukti menjadi asal usul Corona, ia merupakan reservoir virus SARS-CoV-2 atau COVID-19. Namun, host perantara yang lantas menularkan virus dari kelelawar ke manusia belum bisa diidentifikasi WHO.
Rute penularan COVID-19 di awal merebak
Seperti diketahui, rute penularan COVID-19 paling umum terjadi melalui percikan droplet dari orang yang terinfeksi Corona. Saat pertama kali Corona merebak di Wuhan, tidak ada bukti COVID-19 bisa menular lewat udara atau airborne transmission.
Sementara jejak COVID-19 pada feses memang ditemukan di beberapa pasien Corona China, tetapi hingga saat ini tidak ada bukti hal tersebut juga bisa menjadi media penyebaran Corona.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar