Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) menjadi salah satu pendukung platform pesan milik Pavel Durov, yaitu Telegram yang sebelumnya justru dilarang.
Pavel Durov mengumumkan dapat dana lebih dari US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (Kurs Rp 14.000) dari penjualan obligasi kepada investor internasional, salah satunya adalah RDIF.
"Investasi tersebut akan memungkinkan Telegram untuk terus tumbuh secara global, sambil tetap berpegangan pada nilai-nilai dan tetap mandiri," kata Durov seperti yang dikutip dari The Moscow Times, Kamis (25/3/2021).
Perwakilan Telegram mengatakan, RDIF membeli obligasi melalui mitranya dari Abu Dhabi yaitu Mubadala. Dalam prosesnya, RDIF membeli obligasi di pasar sekunder. Mubada menginvestasikan total US$ 75 juta ke dalam obligasi Telegram.
"Dana investasi langsung Rusia tidak ada dalam daftar investor yang kami jual obligasi. Kami tidak akan terbuka untuk apa pun dengan dana ini," kata perwakilan Telegram.
Keterlibatan RDIF mengubah cerita pendekatan negara Rusia terhadap layanan perpesanan. Regulator Rusia terbukti tidak dapat menghentikan Telegram, aplikasi itu banyak digunakan oleh pejabat pemerintah.
https://nonton08.com/movies/jiu-jitsu/
Hat-trick Blunder Sang Dewa Kipas
Hat-trick blunder yang dilakukan Dewa Kipas, memberikan kemenangan Irene Sukandar 0 - 3 tanpa balas. Pertandingan telah usai, kedua belah pihak mendapat hadiah uang tunai total 300 juta rupiah.
Pertandingan berlangsung selama 10 menit pada setiap game. Di mana pada game pertama, Irene memegang bidak putih, dan memiliki kesempatan untuk menyerang lebih agresif. Mengingat bidak putih memiliki kesempatan lebih besar untuk menyerang dibandingkan bidak hitam yang harus bertahan.
Game pertama berhasil dimenangkan oleh Irene, setelah Dewa Kipas melakukan blunder yang memberikan kesempatan kepada grandmaster Indonesia memakan gajah petak hitam tanpa pertukaran, dirangkum detikINET dalam tayangan langsung podcast Deddy Corbuzier, Senin (22/3/2021).
Hal tersebut memberikan kesempatan Irene untuk lebih leluasa membangun strategi serangan setelah dia berhasil membuka jalur di area raja Dewa Kipas. Kemudian dia bermain simpel dengan melakukan pertukaran bidak, karena sudah unggul satu perwira.
Blunder kedua dilakukan Dadang ketika dirinya terlalu lama menghabiskan waktu saat memikirkan langkah selanjutnya dari kuda yang diancam oleh pion milik Irene di game kedua. Kesempatan untuk menghindar tidak dipergunakan secara maksimal, karena Dadang justru melakukan ancaman kepada menteri Irene.
Keputusan memindahkan kuda telat dilakukan oleh Dadang, dan sekali lagi memberikan Irene kesempatan untuk menjalankan strategi menyerangnya melalui gajah petak hitam, diteruskan pion yang maju ke arah raja Dadang, dan berakhir skak menggunakan menteri.
Selanjutnya pada game ketiga, Dadang kembali melakukan blunder setelah kurang tepat memindahkan posisi menteri yang membuat Irene mendapatkan pertukaran yang setimpal dari gajah dan benteng.
Irene pun melancarkan serangan ancaman mati menggunakan menteri, setelah mengetahui dirinya telah menang secara kualitas karena unggul dalam jumlah perwira. Serangan yang dilancarkan oleh Irene memaksa Dadang kembali melakukan blunder ketika salah memposisikan menteri dan membuatnya harus kehilangan gajah dan pion.
Grandmaster catur Indonesia, Susanto Megaranto mengungkapkan kesalahan yang sering dilakukan dari game pertama hingga ketiga yaitu efektivitas dari gajah kurang dimanfaatkan secara maksimal.
"Yang bermasalah bagi Pak Dadang yaitu perwira gajah, kekurangannya gajah C8 tidak jalan-jalan dan diulang lagi sampe tiga kali hingga partai ketiga ini. Mungkin karena gaya mainnya Caro Kann, identik dengan kuda, kalo agresif lebih suka gajah," kata Susanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar