Kamis, 18 Maret 2021

Ilmuwan Ungkap Misteri Komputer Berusia 2.000 Tahun

 - Perangkat bernama Antikythera Mechanism diperkirakan oleh ilmuwan berusia 2.000 tahun dan sering disebut sebagai komputer tertua di dunia. Riset terkini menyibak lebih jelas misterinya, terutama bagaimana wujud utuhnya.

Seperti dikutip detikINET dari BBC, Selasa (16/3/2021), benda terbuat dari perunggu itu ditemukan di bangkai kapal dari zaman kuno pada tahun 1901 di Yunani. Sejak itulah, para ilmuwan terkait kebingungan tentang fungsi benda ini.


Dipergunakan memakai tangan, ada yang menduga ia digunakan untuk memprediksi gerhana atau peristiwa astronomi lain. Sayangnya, hanya sepertiga dari komputer zaman kuno tersebut yang tersisa sehingga seperti apa bentuk utuhnya bikin penasaran.


Mekanisme bagian belakangnya sudah diketahui, namun sistem kompleks pada bagian depan masih misteri. Nah, ilmuwan University College London (UCL) dalam riset terbaru meyakini telah dapat menggambarkan bentuknya seutuhnya dan secara detail.


Menggunakan permodelan komputer 3 dimensi, mereka telah menggambar seluruh panel depan Antikythera Mechanism. Bahkan nantinya, diharapkan bisa dibuat replikanya dalam skala penuh dengan menggunakan material modern.


"Matahari, Bulan dan planet-planet ditampilkannya dalam kebrilianan Yunani kuno. Model kami ini adalah yang pertama menyesuaikan seluruh bukti fisik dan cocok dengan deskripsi yang terukir di mekanismenya," kata para peneliti itu.


Akan tetapi tetap ada beberapa misterinya yang belum dapat terkuak. Misalnya apakah Antikythera Mechanism hanyalah semacam mainan, untuk belajar atau ada tujuan lain dari pembuatannya. Ada pula pertanyaan lain, jika orang Yunani kuno bisa membuat benda sebaik ini, kenapa tidak ditemukan perangkat sejenis dari zaman yang sama, yang diciptakan dengan pengetahuan itu?

https://tendabiru21.net/movies/forever-young/


Facebook Temukan Penggunanya Sebar Keraguan Vaksin COVID-19


- Facebook tengah melakukan studi di balik layar tentang keraguan vaksin pada pengguna di Amerika Serikat (AS). Mereka mendapati ada sekelompok kecil penggunanya mendorong banyak diskusi untuk menyebarkan keraguan akan penggunaan vaksin, demikian dilaporkan The Washington Pos belum lama ini.

Riset Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan keraguan akan vaksin sudah ada bahkan sebelum hadirnya media sosial dan COVID-19. Keraguan inilah dapat menggagalkan kemajuan dalam pemberantasan penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin.


WHO mencontohkan bahwa keraguan vaksin mungkin tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas 30% peningkatan kasus campak di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi hal tersebut berperan dalam munculnya kembali campak.


Karena itu Facebook sejak bulan Oktober lalu telah melarang iklan palsu yang menyesatkan tentang vaksin COVID-19. Upaya itu dilakukan tepat beberapa minggu sebelum vaksin virus Corona pertama tersedia.


Lanjut di bulan Desember, Facebook mengumumkan akan menghapus klaim palsu tentang vaksin COVID-19. Mereka mulai memberi tahu penggunanya jika mereka telah berinteraksi dengan postingan yang berisi informasi palsu.


Seperti contoh jika ada pengguna bercerita di Facebook bahwa mereka mengalami gejala lebih buruk dari perkiraan setelah menerima dosis vaksin.


Komentar seperti itulah yang kerap digunakan untuk lebih memahami dampak vaksin tetapi dapat membuat pengguna lain waspada dan ragu-ragu. Apalagi bila mereka sudah takut dengan vaksin tersebut.


Juru bicara Facebook Dani Lever mengatakan bahwa perusahaan bermitra dengan lebih dari 60 ahli kesehatan global, dan telah mempelajari konten yang terkait dengan vaksin COVID-19 serta informasi lain untuk menginformasikan kebijakannya.


Leveri menambahkan bahwa Facebook secara rutin mempelajari tren yang mungkin menjadi bagian dari percakapan di platformnya, seperti voting, bias, ujaran kebencian, dan ketelanjangan sehingga dapat terus menyempurnakan produknya.

https://tendabiru21.net/movies/forever/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar