Startup edukasi Ruangguru jadi buah mulut di Twitter. Yang dipergunjingkan soal tenaga magang dibayar terlewat murah.
Yang viral adalah thread dari @NathPribady yang sampai mendapatkan 19.300 like, 5.368 tweet dan 1,936 quote tweet. Postingannya berisi 3 screenshoot yang berisi keluhan bekerja di Ruangguru dengan gaji kecil.
Tweetnya disambar @margianta yang mengkritik startup yang menghabiskan uang miliaran rupiah untuk iklan dan acara TV, namun menggaji guru magang sangat rendah. Tweet ini juga viral dengan 2.400 like dan 1.200 retweet.
Dengan gaduhnya Twitter soal upah guru magang ini, Co-Founder dan CPO Ruangguru, Iman Usman langsung menanggapi di Twitter. Dia menegaskan bahwa Ruangguru membayar upah pegawai magang secara kompetitif.
"Kami membayar semua intern kami secara kompetitif (tidak sama rata, tergantung bidang, freelance type of work, dll dan sudah sama atau lebih tinggi dari startup lain bahkan yang lebih besar dari kami). Angka-angka yang disebut makanya bisa berbeda-beda," kicau @imanusman.
Seperti dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (16/3/2021) Head of Corporate Communications Ruangguru, Anggini Setiawan menjelaskan pihaknya selalu mendengarkan masukan dari berbagai pihak. Mereka mengevaluasi untuk memperbaiki sistem secara berkelanjutan.
"Semua sistem dan tata kelola kepegawaian sudah sesuai dengan aturan ketenagakerjaan yang ada. Namun, kami tetap berkomitmen untuk terus mendengar dan menindaklanjuti aspirasi dari seluruh karyawan, termasuk peserta magang. Kami telah menampung berbagai masukan dalam beberapa hari ini dan meninjau ulang kebijakan perusahaan, khususnya mengenai program pemagangan," kata Anggini.
"Praktik baik yang sudah berjalan akan dilanjutkan dan ditingkatkan lagi. Namun hal-hal yang perlu diperbaiki juga sudah menjadi catatan untuk perbaikan ke depannya," ucapnya kemudian.
https://movieon28.com/movies/winter-in-tokyo/
Ini 5 Penguasa Pasar Ponsel Indonesia
Perusahaan riset pasar IDC kembali merilis daftar 5 penguasa pasar ponsel Indonesia sepanjang kuartal keempat 2020. Siapa saja mereka?
Dihimpun detikINET dari data IDC, Selasa (16/3/2021) inilah para jawaranya:
1. Vivo
Vivo berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar sepanjang tahun 2020. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari strategi mereka untuk fokus di segmen low end (USD 100-200).
Selain itu berkat mengandalkan jaringan luas unorganized retail channel sehingga mereka masih beroperasi selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan.
IDC menyebutkan ponsel seri Y berkontribusi besar pada pengapalan Vivo sepanjang Oktober hingga Desember 2020. Itu mengantarkan vendor asal China ini punya market share 23,3%.
2. Oppo
Oppo dinilai cepat menyelesaikan masalah inventaris yang dihadapi di awal tahun dan pulih di semester kedua 2020. Hal tersebut didorong oleh pasar ritel yang dibuka kembali setelah PSBB.
Mempertahankan dominasinya di segmen mid-range (USD 200-400) dimana beberapa model seri A dan Reno dengan cepat menarik konsumen melalui pemasaran online yang ekstensif. Ini membuat Oppo punya pangsa pasar 23,2%.
3. Xiaomi
Aturan IMEI memberikan dampak besar pada bisnis Xiaomi di Indonesia. Hal tersebut sedikit banyak berkontribusi pada market share kuartal akhir 2020 sebesar 15,3%.
Pemicu lainnya upaya Xiaomi yang memperluas jaringan distribusinya guna memastikan ketersediaan produk yang lebih luas.
Perusahaan besutan Lei Jun ini turut memperluas pangsa di segmen kelas mid-range. Ini didorong oleh kesuksesan Redmi Note 9 Pro dan pengenalan merk POCO di kuartal kedua tahun lalu.
4. Realme
Realme mempertahankan pertumbuhan tahunan yang sehat di setiap kuartal meskipun terhalang oleh masalah pasokan yang terbatas di paruh pertama tahun 2020. Realme terus mengandalkan penawaran produk kelas low-end dan inisiatif pemasaran digital yang agresif. Usaha tersebut membuat mereka berada di urutan keempat dengan pangsa pasar 14%
5. Samsung
Samsung memperkuat posisinya di segmen ultra-low-end (< USD100) dan low-end (USD100- 200) dengan seri A-nya, menyumbang dua pertiga dari pengirimannya pada tahun 2020. Di sisi lain Samsung kesulitan untuk bersaing di pasar kategori kelas mid-range (USD200-400).
Raksasa teknologi asal Korea Selatan ini punya market share 13,5%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar