Jumat, 26 Maret 2021

Terbukti! Vaksin COVID-19 pada Ibu Menyusui Bikin Bayi Punya Antibodi

 Penelitian terbaru dari the American Journal of Obstetrics and Gynecology menunjukan, penyuntikan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech atau Moderna pada ibu hamil atau menyusui efektif memberikan antibodi pada bayi yang baru lahir.

Penelitian yang baru dipublikasi pada Kamis (25/3/2021) ini dilakukan kepada 131 wanita yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna. 84 wanita di antaranya sedang hamil, 31 menyusui, dan 16 wanita tidak sedang hamil.


Hasilnya, antibodi yang terbentuk pada wanita hamil dan menyusui setara dengan wanita yang tidak sedang hamil.


"Vaksin ini terlihat bekerja luar biasa efektif pada wanita-wanita ini," terang salah seorang peneliti medis dari Ragon Institute, Prof Gailt Alter, dikutip dari CNN, Jumat (26/3/2021).


Lebih lagi, hasil penelitian ini menunjukan bahwa wanita hamil yang menerima vaksin COVID-19 Pfizer atau Moderna berpotensi memberikan antibodi pada bayi mereka yang baru lahir. Hal ini mengacu pada pemeriksaan plasenta dan ASI.


Akan tetapi, hingga kini belum ada penelitian lebih lanjut perihal berapa lama antibodi tersebut bertahan pada tubuh bayi.


"Hampir semua ibu mendapatkan antibodi yang cukup untuk bayi mereka," imbuh Prof Alter.


Ia menambahkan, tak ditemukan efek samping tertentu pada ibu hamil atau menyusui yang menerima suntik vaksin Pfizer atau Moderna. Pun ada efek samping, tak berbeda dari gejala yang mungkin dialami penerima vaksin lain yang tidak sedang hamil.


Temuan lainnya, terdapat tingkat Immunoglobulin A (IgA) yang tinggi pada tubuh ibu hamil yang menerima suntikan vaksin Moderna. Ada kemungkinan, vaksin Moderna efektif membangun antibodi pada bayi yang bertahan dalam durasi lebih lama.

https://kamumovie28.com/movies/freeze-frame/


Vaksinasi Corona Belum Bisa 'Ngebut', Ini Alasan Menkes Budi


 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku pemerintah mengatur laju vaksinasi di tengah stok vaksin Corona yang terbatas. Ia menyebutkan, baru ada 25 persen stok vaksin di enam bulan pertama dari total yang ditargetkan.

"Jadi waktu kita mulai 13 Januari sampai akhir Februari kita hanya punya 3 juta vaksin. Bayangkan kalau kita suntik sehari satu juta, 3 hari habis, 40 hari berikutnya saya didemo karena nggak ada vaksin," bebernya dalam video yang diunggah akun Instagram @rs.ui, dikutip Jumat (25/3/2021).


"Jadi harus kita atur (laju vaksinasinya), naik perlahan-lahan 100 ribu per hari supaya pas," lanjut Budi, menjelaskan diaturnya laju vaksinasi Corona tahap pertama.


Sementara di Maret hingga April, Menkes menyebut vaksin Corona bertambah 15 juta dosis. Maka dari itu, ia meningkatkan target cakupan vaksinasi per hari menjadi 500 ribu.


"Bulan Maret sampai April, setiap bulan kita memiliki 15 juta vaksin, jadi bapak ibu bisa hitung kan, rata-rata setiap hari 500 ribu, rata-rata," tuturnya.


Lebih lanjut, Budi menyebut rata-rata cakupan vaksinasi baru bisa ditingkatkan di kisaran 800-900 ribu di bulan Mei hingga Juli saat stok vaksin terus bertambah. Diperkirakan Juli hingga Mei ada 25 juta dosis vaksin yang didapat pemerintah.


Target 1 juta vaksinasi per hari baru bisa digencarkan pasca 6 bulan awal vaksinasi. Menkes menyebut, 75 persen dosis vaksin dari total target yang baru bisa terpenuhi di enam bulan ke depan, setelah Juli.


Maka dari itu, ia meminta masyarakat untuk bersabar mendapatkan vaksin Corona saat pemerintah masih memprioritaskan sejumlah kelompok yang rentan.


"Nah yang 500 ribu rata-rata (cakupan vaksinasi per hari) mungkin kita capai minggu ini, jadi saya agak takut juga kalau bulan April naik terus nanti rata-ratanya bisa lewat, tapi memang kita atur lajunya Maret-April rata-rata 500 ribu karena vaksinnya memang cuma 15 juta," sebut Budi.


"Jadi dampaknya pertama kita mesti menyabarkan warga, karena hanya 25 persen dari vaksin yang akan tersedia di 6 bulan pertama, sisanya baru akan tersedia di 6 bulan berikutnya," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/a-walk-in-the-clouds/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar