Jumat, 26 Maret 2021

Uji Coba Vaksin Anak, Pfizer Targetkan Umur di Bawah 12 Tahun

 Pfizer-BioNtech mulai melakukan uji coba vaksin Corona buatannya kepada anak-anak berusia di bawah 12 tahun. Dengan uji klinis ini, mereka berharap nantinya vaksin Pfizer dapat diberikan pada anak-anak di tahun 2022.

Dikutip dari CNA, juru bicara Pfizer, Sharon Castillo, mengatakan uji klinis tahap 1 ini telah dimulai sejak hari Rabu (24/3/2021).


Sebelumnya, vaksin Pfizer memang telah digunakan pada remaja berusia 16-17 tahun di Amerika Serikat. Namun, hingga saat ini belum ada vaksin Corona yang disahkan pada anak-anak berusia di bawah 12 tahun.


Dalam uji coba vaksin anak ini, Pfizer-BioNTech berencana untuk menguji keamanan vaksin dengan memberikan tiga dosis berbeda, yakni 10, 20, dan 30 mikrogram. Uji klinis tahap 1 dan 2 akan diikuti sebanyak 144 peserta.


Selanjutnya, uji klinis tahap 3 rencananya akan dilakukan kepada 4.500 peserta. Dalam uji klinis ini, mereka akan menguji keamanan, tolerabilitas, dan respons kekebalan yang dihasilkan oleh vaksin Pfizer.


Selain itu, mereka juga akan mengukur tingkat antibodi dari para peserta uji klinis. Castillo pun berharap data dari uji coba vaksin anak ini dapat rampung pada paruh kedua 2021.

https://kamumovie28.com/movies/a-walk-in-the-woods/


Terbukti! Vaksin COVID-19 pada Ibu Menyusui Bikin Bayi Punya Antibodi


Penelitian terbaru dari the American Journal of Obstetrics and Gynecology menunjukan, penyuntikan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech atau Moderna pada ibu hamil atau menyusui efektif memberikan antibodi pada bayi yang baru lahir.

Penelitian yang baru dipublikasi pada Kamis (25/3/2021) ini dilakukan kepada 131 wanita yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna. 84 wanita di antaranya sedang hamil, 31 menyusui, dan 16 wanita tidak sedang hamil.


Hasilnya, antibodi yang terbentuk pada wanita hamil dan menyusui setara dengan wanita yang tidak sedang hamil.


"Vaksin ini terlihat bekerja luar biasa efektif pada wanita-wanita ini," terang salah seorang peneliti medis dari Ragon Institute, Prof Gailt Alter, dikutip dari CNN, Jumat (26/3/2021).


Lebih lagi, hasil penelitian ini menunjukan bahwa wanita hamil yang menerima vaksin COVID-19 Pfizer atau Moderna berpotensi memberikan antibodi pada bayi mereka yang baru lahir. Hal ini mengacu pada pemeriksaan plasenta dan ASI.


Akan tetapi, hingga kini belum ada penelitian lebih lanjut perihal berapa lama antibodi tersebut bertahan pada tubuh bayi.


"Hampir semua ibu mendapatkan antibodi yang cukup untuk bayi mereka," imbuh Prof Alter.


Ia menambahkan, tak ditemukan efek samping tertentu pada ibu hamil atau menyusui yang menerima suntik vaksin Pfizer atau Moderna. Pun ada efek samping, tak berbeda dari gejala yang mungkin dialami penerima vaksin lain yang tidak sedang hamil.


Temuan lainnya, terdapat tingkat Immunoglobulin A (IgA) yang tinggi pada tubuh ibu hamil yang menerima suntikan vaksin Moderna. Ada kemungkinan, vaksin Moderna efektif membangun antibodi pada bayi yang bertahan dalam durasi lebih lama.


Vaksinasi Corona Belum Bisa 'Ngebut', Ini Alasan Menkes Budi


 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku pemerintah mengatur laju vaksinasi di tengah stok vaksin Corona yang terbatas. Ia menyebutkan, baru ada 25 persen stok vaksin di enam bulan pertama dari total yang ditargetkan.

"Jadi waktu kita mulai 13 Januari sampai akhir Februari kita hanya punya 3 juta vaksin. Bayangkan kalau kita suntik sehari satu juta, 3 hari habis, 40 hari berikutnya saya didemo karena nggak ada vaksin," bebernya dalam video yang diunggah akun Instagram @rs.ui, dikutip Jumat (25/3/2021).


"Jadi harus kita atur (laju vaksinasinya), naik perlahan-lahan 100 ribu per hari supaya pas," lanjut Budi, menjelaskan diaturnya laju vaksinasi Corona tahap pertama.

https://kamumovie28.com/movies/an-endless-night/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar