Selasa, 30 Juni 2020

BKKBN Sebut Kasus 'Tak Sengaja' Hamil karena Pandemi Banyak Terjadi di Kota

Dalam perayaan Hari Keluarga Nasional pada hari Senin (29/6/2020), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan kampanye pembagian satu juta kontrasepsi gratis. Tujuannya untuk mencegah terjadinya lonjakan angka kelahiran atau baby boom akibat pandemi virus Corona COVID-19.
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, SpOG(K), mengatakan saat ini terjadi penurunan tingkat pengguna kontrasepsi sekitar 10 persen. Alasannya karena sebagian warga mengurangi kunjungan ke fasilitas kesehatan, menahan diri mencari layanan kontrasepsi.

Dampaknya beberapa daerah mulai melaporkan peningkatan angka kelahiran. Hasto mengakui bahwa saat ini tingkat angka kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak disengaja cukup tinggi, yaitu rata-rata nasional sekitar 17,5 persen.

"Kita sedih loh sekarang ini rata-rata nasional kehamilan tidak dikehendaki 17,5 persen. Setiap 100 orang ada 17 yang kalau ditanya hamilnya tidak disengaja dan tidak direncanakan," kata Hasto yang yakin saat ini angka tersebut sudah naik lagi karena pandemi COVID-19.

Warga di kota besar jadi sorotan karena angka kehamilan tidak direncanakannya bisa jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional. Hasto memberi contoh, DKI Jakarta saja bisa memiliki angka kehamilan tidak direncanakan sampai 26 persen sementara D.I. Yogyakarta 24 persen.


"Di kota-kota besar pun hamil yang tidak direncanakan atau tidak disengaja itu cukup tinggi angkanya. Seperti di DKI bisa 26 persen, di DIY 24 persen. Jadi angka-angka ini justru tinggi untuk wilayah kota," lanjut Hasto.

Program pembagian sejuta kontrasepsi ini dilakukan BKKBN dalam sehari di seluruh provinsi. BKKBN bekerja sama dengan puskesmas, bidan, dan mitra di masyarakat lainnya untuk memberikan layanan dan melaporkan pembagian kontrasepsi.

Kontrasepsi gratis yang diberikan oleh BKKBN adalah kondom, pil, suntik, implan, metode operasi wanita (MOW), dan metode operasi pria (MOP) atau vasektomi.

4 Tips Mengontrol Emosi agar Tak Ganggu Kesehatan Jiwa

Emosi yang meluap-luap tidak baik untuk kesehatan jiwa. Psikolog Veronica Adesla dari Personal Growth mengatakan kondisi emosional yang tidak tertangani bisa mempengaruhi psikis seseorang.
"Habis marah bisa capek, dan biasanya itu nggak enak banget. Situasi seperti itu jika dialami setiap hari pasti akan mengganggu. Nggak bisa merasa tenang seperti dan 'kok kayak hidup ini nggak benar' dan jadinya menyalahkan pihak luar dan diri sendiri," jelas Vero, sapaan akrabnya, saat dihubungi detikcom, Senin (29/6/2020).

Maka dari itu, perlu untuk menjaga emosi tetap terkontrol. Lalu bagaimana caranya agar bisa menjaga emosi tidak meluap saat berhadapan dengan kondisi apapun?

Psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum dari Psikolog Pro Help Center mengatakan ada 4 tips yang bisa dilakukan jika emosi terasa tidak terkendali. Apa saja?

1. Melakukan manajemen pernapasan
Rahma menyarankan untuk melakukan manajemen pernapasan. Caranya cukup mudah, yaitu dengan tarik napas secara perlahan selama 3 detik, tahan 3 detik, dan hembuskan perlahan selama 3 detik. Dilakukan secara berulang.

2. Mengubah posisi
"Berpindah posisi, jika sedang berdiri, cobalah untuk duduk. Motion berpengaruh pada emotion," jelas Rahma.

3. Time out
Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah time out. Menurut Rahma, menjauh sementara dari situasi atau orang yang membuat emosi adalah langkah yang tepat untuk membuat diri lebih tenang.

4. Selesaikan masalah kala kondisi sudah tenang
Menyelesaikan masalah di saat kondisi sudah tenang pun disebut Rahma menjadi jalan keluar untuk mengatur kembali emosi yang meluap-luap. Masalah terselesaikan saat emosi tetap terjaga.
https://indomovie28.net/star/alex-rose-wiesel/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar