Selasa, 30 Juni 2020

Luapan Emosi Saat Risma Sujud dan Menangis ke IDI

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sampai sujud dan menangis di depan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dalam audiensi dengan IDI Jatim dan IDI Surabaya, Risma sampai 2 kali sujud meluapkan emosinya.
Dalam audiensi tersebut, Risma mendengarkan keluhan para dokter di rumah sakit rujukan virus Corona COVID-19. Terpojok dan merasa disalahkan, Risma meluapkan emosinya dengan sujud dan menangis.

Psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum dari Pro Help Clinic mentakan, luapan emosi seseorang bisa memicu respons spontan seperti dialami Risma. Ini bisa berdampak pada perilaku yang terlihat.

"Ketika orang bereaksi berbeda dari biasanya tentu ada proses yang berbeda juga yang terjadi dalam diri orang tersebut. Bisa diprediksikan pada kejadian ini ada sesuatu yang sangat besar yang dirasakan secara psikis sehingga muncul dalam bentuk perilaku," jelasnya.

Sementara itu, psikolog Veronica Adesla dari Personal Growth mengingatkan bahwa luapan emosi yang meledak-ledak seperti yang sering ditunjukkan Risma juga bisa berdampak negatif bagi kejiwaan. Seseorang disarankan untuk bisa mengendalikannya.

"Habis marah bisa capek, dan biasanya itu nggak enak banget. Situasi seperti itu jika dialami setiap hari pasti akan mengganggu. Nggak bisa merasa tenang seperti dan 'kok kayak hidup ini nggak benar' dan jadinya menyalahkan pihak luar dan diri sendiri," kata Vero.

Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengontrol emosi adalah sebagai berikut:

1. Manajemen pernapasan
Saat emosi mulai tak tertahan, disarankan untuk menarik napas perlahan selama 3 detik, tahan 3 detik, dan hembuskan perlahan selama 3 detik. Ulangi.

2. Ubah posisi
Motion berpengaruh pada emotion. Demikian kata Rahma. Dicontohkan, jika sedang berdiri maka cobalah untuk duduk. Demikian juga sebaliknya.

3. Time out
Menjauh sementara dari situasi yang memicu emosi adalah langkah yang tempat untuk menenangkan pikiran.

4. Selesaikan masalah
Terus menerus menghindar juga tidak sehat. Pada saat yang tepat, selesaikan masalah agar emosi tetap terjaga.

Hari Keluarga Nasional, Ini Harapan Sultan Soal Bonus Demografi

Menyambut Hari Keluarga Nasional, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memanfaatkan bonus demografi secara maksimal. Hal itu untuk meningkatkan angka tenaga kerja.
"Harapan saya bagaimana bonus demografi betul-betul didesain sehingga bonus demografi memberikan nilai," ucapnya saat ditemui wartawan di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional 2020, Senin (29/6/2020).

Selain itu, Ngarsa Dalem berharap usia produktif di DIY semakin meningkat dalam hal membiayai keluarga. Seperti halnya merealisasikan rasio 44:100 pada tahun 2030.

"Harapan saya itu tahun 2030 itu 44 untuk 100. Jadi dalam jumlah 100 orang itu ada pekerja jumlahnya 44 yang bisa membiayai. Dalam arti menanggung orang yang memang masih anak-anak maupun lansia," ucapnya.

"Sehingga, bebannya itu (penghasilan) rendah. Jangan sampai sebaliknya, 1 pekerja suruh nanggung anak yang belum kerja sama lansia" imbuh Ngarsa Dalem.

Sultan menambahkan, bahwa hal tersebut harus segera terealisasi seiring adanya bonus demografi.

"Ini bisa didesain dengan baik, karena bonus ini akan menghadapi tantangan ke depan," ucapnya.

Hari Keluarga Nasional atau Harganas diperingati setiap 29 Juni.
https://indomovie28.net/star/mai-kadowaki/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar